Belajar dari Kepala Sekolah di Manggarai Timur, Olah Sampah Plastik Jadi Tas Unik

Borong, Ekorantt.com – Sampah kerap dianggap sesuatu yang sepele. Karena dianggap demikian, tanpa disadari bahwa yang terdengar sepele ini justru berdampak buruk bagi kelangsungan hidup sehari-hari.

Meski berkali-kali digalakkan slogan “buanglah sampah pada tempatnya” namun masih saja banyak masalah timbul akibat jumlah sampah yang makin banyak. Sampah biasanya dibuang begitu saja tanpa adanya penanganan yang baik dan benar hingga menyebabkan pencemaran lingkungan.

Berbeda dengan Maria Evarista Sarah. Di tangan Kepala Sekolah SMPN Satap Helung, Arus, Kecamatan Lamba Leda Timur, Kabupaten  Manggarai Timur  ini sampah yang dinilai tidak berguna menjadi berguna.

Di sela-sela kesibukannya sebagai kepala sekolah, Maria memanfaatkan waktu luangnya untuk menghasilkan karya-karya unik.

“Mari silakan masuk,” ujarnya sembari senyum ke arah pintu saat menerima Ekora NTT pekan lalu.

iklan

Di sebuah kursi berwarna biru bermotif bunga, Maria duduk menunduk sibuk menganyam. Tepat di depannya terlihat tumpukan sampah plastik yang telah dibersihkan, jarum dan juga gunting.

Sembari menganyam, Maria menceritakan awal mula hingga dapat membuat tas-tas unik tersebut.

“Pertama kali saya tahu buat begini tahun 2017. Dulu saya suka mengamati salah satu teman guru saya yang juga pandai menyaman kemudian saya coba ikut dan puji Tuhan ternyata saya bisa,” ungkap wanita 52 tahun itu dengan nada penuh semangat.

Tas cantik hasil kerja tangan Maria Evarista Sarah

Mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah plastik merupakan motivasi Maria untuk menciptakan karya-karya unik dari barang-barang yang dianggap tidak berguna oleh orang lain.

“Sampah plastik ini berbahaya untuk lingkungan sehingga saya ingin mengurangi pencemaran lingkungan sekitar dengan memanfaatkan barang-barang ini menjadi sesuatu yang berguna,”  kata Maria.

Sempat diejek dan dianggap remeh oleh keluarga dan orang-orang sekitarnya, tetapi setelah melihat hasil karyanya, Maria justru lebih banyak mendapat dukungan dan pujian.

“Dulu orang-orang bahkan keluarga saya sendiri bilang saya macam orang gila karena pungut-pungut sampah di jalan tapi saya tidak respons dan setelah mereka lihat hasilnya mereka sekarang dukung,” ujar ibu lima anak ini.

Maria menuturkan, diperlukan ketelatenan yang ekstra untuk menghasilkan anyaman yang bagus. Mulai dari proses pengumpulan sampah plastik yang membutuhkan waktu cukup lama, pemilihan plastik yang layak dipakai, kemudian dibersihkan atau dicuci hingga sampai pada tahap penganyaman.

Maria memanfaatkan waktu senggang di rumah. Dirinya juga sering memanfaatkan waktu istirahat sekolah untuk menjalankan hobinya itu. Ia juga berharap dapat menyatukan hobi dengan visi SMPN Satap Helung.

“Saya terinspirasi untuk menyatukan hobi saya dengan visi sekolah di mana salah satu visi kami adalah terampil,” jelas  guru kelahiran Bajawa itu.

“Saya mau menerapkan terampil ini salah satunya dengan membuat karya-karya seperti ini. Memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang berguna, sehingga anak-anak saya di sekolah menjadi orang yang kreatif dan pencemaran lingkungan juga berkurang,” lanjutnya.

Selain tas, Maria membuat aneka kerajinan tangan lainnya seperti bunga, hiasan dinding, keranjang makanan, tempat sampah, taplak meja.

Adapun plastik yang biasa digunakan sebagai bahan dasar anyaman yaitu, plastik bungkusan susu, good day, mie, detergen dan bekas bungkusan produk makanan dan minuman lainya.

“Saya menggeluti ini selain sebagai hobi juga keprihatinan saya terhadap lingkungan yang semakin hari semakin tercema,” jelas alumnus Undana Kupang ini.

Maria berharap masyarakat semakin sadar akan pentingnya kebersihan lingkungan dan mulai mengurangi penggunaan plastik.

Hingga saat ini sejumlah kerajinan tangan berbahan dasar plastik berhasil dibuat.

“Silakan manfaatkan sampah-sampah ini untuk hal-hal yang berguna dari pada dibuang hanya dapat berdampak buruk bagi kita, lebih baik diolah menjadi penghasilan tambahan,” tutupnya

Kontributor: Yaflin Lehot

TERKINI
BACA JUGA