Maumere, Ekorantt.com – Dalam dunia kerja saat ini, syarat formalitas yang sering dituntut ialah ijazah. Tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan keahlian mumpuni kadang terbelit dengan persyaratan tersebut. Padahal banyak tenaga kerja berijazah SD yang justru secara skill tidak kalah bersaing dengan lulusan sarjana.
PT Langit Laut Biru [LLB] Keuskupan Maumere ternyata menerapkan sudut padang yang berbeda dalam hal merekrut tenaga kerja. Perusahan yang bergerak pada bidang keterampilan ini ternyata lebih mementingkan niat kerja dibandingkan dengan selembar ijazah.
“Perekrutan tenaga kerja di PT Langit Laut Biru Keuskupan Maumere tidak pandang bulu. Ijazah nomor dua yang penting punya niat kerja. Kami prioritaskan lulusan SD hingga D3. Kami mewadahi mereka untuk bekerja,” ujar Direktur Operasional PT Langit Laut Biru Keuskupan Maumere Dian Setiati ketika diwawancarai Ekora NTT di Maumere baru-baru ini.
Dijelaskan misi yang diemban PT LLB lebih pada pemberdayaan anak-anak muda di wilayah Keuskupan Maumere. Hal ini sesuai gagasan Uksup Maumere Mgr. Kherubim Parera dan Romo Moko, SJ agar anak-anak muda bisa berkembang sederajat dengan anak muda di Jawa.
Ibu asal Solo ini mengatakan PT LLB selalu mendengungkan pendidikan vokasi yang lebih mengedepankan keterampilan bukan teori. Misalnya keterampilan pada bidang las, kayu, keterampilan bidang mesin dan pangan [Mai Sai] serta divisi panel.
Yosef Nong Ino [27] tamatan SDI Klotong, Kecamatan Bola kepada Ekora NTT di sela-sela kegiatan las mengungkapkan sudah satu tahun lebih bekerja di PT LLB divisi las. Menariknya, walaupun hanya lulusan SD, dia dipercayakan sebagai leader usaha konstruksi bangunan tahan gempa [panel] memimpin dua anak buahnya.
Hal serupa juga diungkapkan Kristian Gonzalez [18] tamatan SD Habibola yang sudah setahun lebih bekerja dan merasa nyaman.
“Saya tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang tinggi karena umur sudah lewat sesuai dengan ketentuan. Karena itu saya melamar menjadi pekerja disini dan saya sungguh menikmatinya,” ujar Kristian.
Unit Usaha Produktif
Dian pada kesempatan itu menerangkan unit usaha kerja produktif yang dikembangkan yakni usaha meubeler, mesin, pengolahan pangan dan konstruksi bangunan.
Dian juga membeberkan berbagai meubeler yang sudah dihasilkan berupa kursi, tempat tidur dan aneka meubeler lainnya. Sedangkan usaha mesin seperti mesin cacah batang pisang sudah 25 unit yang terjual.
Sementara berkaitan usaha pengolahan pangan seperti sorgum, daun kelor menjadi teh kelor, pengolahan kopi berupa kopi bubuk.
Salah satu bidang usaha yang lagi giat dilaksanakan, tambah Dian, adalah unit usaha konstruksi bangunan menggunakan panel sesuai kondisi geografis NTT yang rawan gempa.
“Kita bangun infrastruktur berupa rumah setengah tembok panel tahan gempa yang akan dibangun di Lembata. Penekanannya pada bangunan yang ramah lingkungan dan bersih,” terang Dian.
Yuven Fernandez