Maumere, Ekorantt.com – ‘Sako Jung’ adalah tradisi memacul kebun oleh masyarakat petani Maumere, Kabupaten Sikka-Flores yang merupakan visualisasi dari sebuah ritus khas yang diawali dengan pembukaan kebun baru yang dilaksanakan secara gotong royong.
Spirit gotong royong dari tradisi Sikka perlahan-lahan digerus oleh zaman dan dilupakan generasi milenial bahkan sudah berada diambang kepunahan.
Teater Refrein SMA Swasta Katolik John Paul II Maumere kembali melestarikan tradisi gotong royong dari leluhur Sikka ini lewat Teater Sako Jung dalam kegiatan Revitalisasi Budaya yang digelar di Halaman SMAS John Paul II Maumere Sabtu, [6/11/2021] malam.
Sako Jung hasil garapan Maria Ludvina Koli dan disutradarai oleh Eka dari Komunitas Kahe.
Kegiatan revitalisasi budaya ini bekerjasama dengan Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa dan Sastra, Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kemendikbud Ristek RI dan Kantor Bahasa Provinsi NTT.
Hadir pada kegiatan ini staf dari Kemendikbud Ristek RI, Kepala Kantor Bahasa Provinsi NTT Saiful Bahri Lubis, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sikka Petrus Poling Wairmahing, orang tua peserta didik dan sejumlah undangan.
Kepala SMAS Katolik John Paul II RD Fidelis Dua pada pembukaan kegiatan mengatakan ketika ditawarkan untuk program revitalisasi budaya ini langsung gayung bersambut.
“Program revitalisasi budaya saya menerimanya dengan senang hati karena program ini sangat berarti dan mesti dikembangkan di lembaga pendidikan SMAS Katolik St John Paul II Maumere ini,” ujar RD Fidelis.
Ketua MPK Keuskupan Maumere ini memberikan alasan tradisi Sako Jung yang mesti diangkat kembali karena memiliki spirit dan makna yang paling dalam.
“Dengan diangkat kembali Sako Jung yang menjunjung tinggi semangat gotong royong mau menyadarkan kembali generasi milenial bahwa semangat gotong royong warisan leluhur harus menjadi spirit utama dalam kehidupan bersama,” tandas Romo Fidel.
“Kelelahan dalam berlatih akan terbayar lunas dalam kesuksesan penampilan yang mempesona sebagai buah dari latihan selama ini. Lagi pula alam semesta mendukung karena siang tadi Maumere diguyur hujan,” katanya.
Saiful meminta para peserta didik bersama pemerintah untuk melestarikan seni budaya, tradisi yang ada di Provinsi NTT.
“Tradisi yang dipentaskan di luar harus direkam dengan baik. Melalui HP diambil gambarnya dan dimuat di FB [Facebook], Instagram disertai kata-kata yang bermakna. Hal ini dimaksud agar seluruh masyarakat Indonesia tahu bahwa Sikka memiliki tradisi yang luhur,” tandasnya.
Sementara Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Sikka Petrus Poling Wairmahing pada kesempatan itu menggarisbawahi tiga hal yakni melestarikan peninggalan yang diwariskan oleh nenek moyang termasuk semua aspek dan nilai luhur yang ada di wilayah tersebut. Selanjutnya, memanfaatkan spirit Sako Jung untuk kepentingan yang lebih besar.
“Pengembangan kebudayaan menjadi concern [perhatian] pemerintah seluruh Indonesia,” tutupnya.
Yuven Fernandez