Kisah Pasutri di Ngada, Hidup Serba Kekurangan dan Butuh Uluran Bantuan

Bajawa, Ekorantt.com – Pasangan suami istri, Fabianus Loko dan Florentina Kiong hidup dalam keterbatasan. Keduanya terlihat kurus, sementara pakaian di badan kumal dan kusam saat disambangi Ekora NTT pada Rabu, 10 November 2021.

Pasutri ini menetap di sebuah rumah sederhana di Hobomaru, Kelurahan Faobata, Kecamatan Bajawa, Kabupaten Ngada.

Kedua tangan Fabianus buntung akibat konflik tanah yang terjadi 11 bulan lalu. Sementara istrinya, Florentina sudah lima bulan tidak bisa berbuat apa-apa akibat penyakit di bagian lehernya.

“Istri saya sudah lima bulan sakit dan keterangan dari dokter katanya amandel dan harus dioperasi,” ujar Fabianus.

Menurutnya, rencana operasi  terpaksa dibatalkan akibat ketiadaan biaya. Padahal dokter meminta keluarga untuk merujuk Florentina ke Kupang, ibu kota Provinsi NTT.

Hidup di tengah keterbatasan, keduanya hanya berharap pada belas kasihan para sahabat dan keluarga, termasuk untuk mengurusi keduanya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Rumah sederhana dan berdinding bambu menjadi tempat keduanya melewati hari-hari di tengah kondisi yang amat sulit.

Fabianus mengaku memilih tidur di dapur agar mudah diperhatikan oleh sanak keluarga maupun tetangganya, walaupun hanya beralas tikar seadanya.

Menurut Fabianus, setiap hari dirinya hanya berdoa dan berpasrah agar ada orang baik yang mau membantu, mengurangi kesulitan yang dialami keluarganya itu.

“Saya tidak bisa apa-apa lagi pak. Saya berpasrah dalam doa saja pak. Biaya makan saja saya susah, apalagi untuk biaya istri saya di Kupang. Biaya sekolah ketiga anak saya saja saya tidak bisa,” ujarnya sambil meneteskan air mata.

Tiga anaknya masih duduk di sekolah dasar dan sekolah menengah atas.

“Anak pertama saya masih sekolah di SMK Sanjaya dan sesekali dia datang untuk rawat kami jika tidak ada jam pelajaran,” ujarnya.

Di tengah kesulitan tersebut, Fabianus kadang menangis memikir biaya pendidikan ketiga anak yang masih sekolah.

“Saya berharap adanya bantuan Pemerintah Kabupaten Ngada atas pendidikan ketiga anaknya,” ujarnya.

Fabianus tidak bisa melakukan pekerjaan berat akibat kondisi fisiknya tersebut. Ia berencana untuk membuka kios sembako. Tapi belum terwujud karena ketiadaan modal.

Ia pun berharap adanya dukungan modal untuk usaha kios agar bisa menafkahi hidup keluarga.

Belmin Radho

spot_img
TERKINI
BACA JUGA