Wabup Heri Minta Nakes di Manggarai Jangan Muka Asam

Ruteng, Ekorantt.com – Wakil Bupati Manggarai, Heribertus Ngabut meminta petugas kesehatan untuk disiplin dan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Senyuman seorang bidan dan perawat dinilai menjadi obat untuk orang sakit.

“Jangan pakai pola pelayanan yang tidak cocok dengan sosio-budaya kita. Jangan muka asam, harus ramah. Saya tahu kita semua punya niat baik, hanya perlu dijaga dengan baik bagaimana kita urus sesama orang Manggarai,” tegasnya saat membuka kegiatan diseminasi hasil kajian AMP-SR Tingkat Kabupaten Manggarai di Aula Ranaka Kantor Bupati Manggarai pada Kamis (9/12/ 2021).

Etika dan estetika, kata Wabup heri, harus tetap diperhatikan. Ia tidak mau mendengar ada petugas kesehatan yang meninggalkan Puskesmas atau Pustu pada saat jam kerja, kecuali kalau ada alasan yang jelas.

Menurutnya, kasus kematian ibu dan bayi menjadi salah satu persoalan yang harus diselesaikan, karena menyangkut nyawa manusia.

“Hari ini banyak mendengarkan penjelasan dari narasumber, supaya tahu soal kita, apa penyebab kematian ibu dan anak di Manggarai. Dan di sebelahnya tentu mengedukasi kita semua dan dari kita kepada masyarakat, tujuannya untuk menekan angka kematian ibu dan bayi yang kian mencemaskan ini,” jelas Wabup Heri.

iklan

Dalam menekan angka kematian ibu dan bayi, Wabup Heri kembali mengingatkan komitmen semua pihak. Dinas terkait mesti sama-sama berpikir untuk menyelesaikan soal itu, minimal ada komitmen untuk perlahan menekan angka kematian ibu dan bayi.

Menurutnya, hal pertama dalam menekan angka kematian ibu dan bayi adalah sumber daya manusia (SDM). Oleh sebab itu, intervensi yang dilakukan selama ini adalah penguatan kapasitas SDM di bidang  pelayanan kesehatan.

Selain itu, persoalan lain dalam pelayanan kesehatan di Manggarai adalah sarana dan prasarana. Pemerintah Kabupaten Manggarai, kata Wabup Heri, akan melakukan pembenahan secara bertahap guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

“Sarana dan prasarana juga menjadi persoalan di Manggarai. Jika SDM sudah baik, sarana dan prasarana juga baik dan tentu didukung dengan keuangan yang baik, maka tidak ada alasan lagi untuk cerita tentang angka kematian ibu dan bayi meningkat seperti beberapa tahun terakhir,” ujarnya.

Dalam menyelesaikan persoalan kematian ibu dan bayi, menurut Wabup Heri, harus melibatkan banyak pihak.

“Jangan habis dengan omong terus, tapi pulang dari sini harus action. Alirkan kebaikan selagi negara memberi ruang dan kesempatan untuk kita. Pastikan sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, tunjukan itu kepada rakyat,” tutupnya.

Data Kematian Ibu dan Bayi di Manggarai

Audit Maternal Perintal  Surveilans dan Respon (AMP-SR) Tingkat Kabupaten Manggarai mencatat sebanyak lima kasus kematian ibu pada tahun 2017.

Kemudian 2018, tercatat enam kasus, 2019 sebanyak 12 kasus, dan tahun 2020 menurun hingga lima kasus.

Namun, kasus kematian ibu hingga November 2021 kembali meningkat menjadi 12 kasus.

Sedangkan untuk kematian bayi cenderung fluktuatif, yaitu 70 kasus tahun 2017, kemudian meningkat menjadi 83 kasus pada tahun 2018.

Angka itu menurun lagi menjadi 76 kasus pada tahun 2019, lalu meningkat lagi tahun 2020 menjadi 85 kasus, hingga Oktober 2021 terdapat 83 kasus.

Adeputra Moses

TERKINI
BACA JUGA