Labuan Bajo, Ekorantt.com – Direktur Utama (Dirut) Perumda Bidadari, Sutanto Werry mengajak para pelaku UMKM dan ekonomi kreatif (ekraf) Manggarai Barat untuk bergabung dalam program e-catalogue. Program ini dinilai mampu meningkatkan minat dan daya jual produk melalui internet.
Werry menjelaskan program e-catalogue merupakan langkah awal dari digital marketing yakni digital advertising. Iklan digital muncul secara online melalui saluran digital seperti situs web, mesin pencari, platform media sosial, aplikasi seluler, dan saluran lain yang dapat diakses secara digital.
“Tujuannya untuk membantu memperkenalkan produk pelaku UMKM dan ekraf sehingga memudahkan pelanggan atau pelaku wisata mengakses produk saat berbelanja cinderamata yang ada di Labuan Bajo,” ujar Werry, Jumat (7/1/2022).
E-catalogue beber Werry, akan diupload ke data cloud, kemudian disiapkan akses dalam bentuk QR code. Sehingga semua orang bisa mengunduhnya. Ini juga memudahkan para wisatawan maupun masyarakat untuk mengetahui produk atau jasa yang ada di Labuan Bajo.
Di dalam e-catalogue tersebut, juga dipaparkan narasi singkat dari setiap produk UMKM, identitas, dan data pendukung produk atau jasa.
“Karena itu saya mengajak pelaku UMKM dan ekraf lainnya untuk dapat bergabung dan mendaftar dalam e-catalogue ini. Ini juga sesuai arahan dan visi misi bupati dan wakil bupati Manggarai Barat yakni mengembangkan daya saing ekonomi daerah berbasis potensi lokal,” tukasnya.
Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi mendukung dan mengapresiasi Perumda Bidadari dalam membantu para UMKM dan ekraf di kabupaten itu.
“Dengan adanya langkah strategi baru yang memberdayakan digital advertising ini, bisa membantu memberikan informasi bagi para wisatawan yang sangat ingin membeli cinderamata di Labuan Bajo. Meningkatkan perekonomian pelaku UMKM dan memperkenalkan Labuan Bajo melalui produk UMKM baik secara nasional bahkan sampai ke Internasional,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Natalia Handoko, pelaku usaha kuliner Molas Mabar, mengapresiasi langkah pemerintah yang telah mendukung para pelaku usaha lokal. Namun, lanjut dia, pemerintah mesti serius untuk melakukan pendataan dan penataan sejumlah lokasi yang dijadikan pusat UMKM.
“Jangan sampai ketika sudah tenar di iklan lalu ketika wisatawan langsung ke lokasi justru memberi kesan yang kurang baik. Misalnya saja kuliner kita yang ada di pusat pasar. Ini menjadi tantangan tersendiri,” ujar Natalia, Senin (10/2/2022) di Labuan Bajo.
Menurutnya, untuk mendukung produk lokal yang berdaya saing, maka harus didukung dengan tempat yang layak. “Kita berharap pemerintah bisa menata kembali,” pintanya.
Sandy Hayon