Kisah Garry da Gama, Pria Lajang yang Terus Meraih Pendidikan Tinggi di Luar Negeri

Maumere, Ekorantt.com – Garry Rosario da Gama, nama yang tidak asing lagi bagi warga di Maumere, Kabupaten Sikka-Flores, Nusa Tenggara Timur. Pria lajang bernama lengkap Ludgerus D.S.R. da Gama ini masih terus bermimpi untuk meraih beasiswa menempuh pendidikan tinggi di luar negeri.

Peraih Master of Public Policy lewat beasiswa Australia Awards Scholarship (AAS) tahun 2020 yang kini sedang menjabat sebagai Kabid Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah pada Badan Perencanaan dan Litbang Sikka ini kembali meraih Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia tahun 2021.

Ia akan melanjutkan PhD/doctoral in Public Policy pada Universitas of Chicago, Illinois, the United States of America. Bagaimana kisah Garry yang terbangun dari ‘tidur panjang’ memperjuangkan mimpi meraih pendidikan tinggi?

Saat diwawancarai Ekorantt.com, Selasa (11/01/2022), Garry menuturkan, mimpi untuk melanjutkan pendidikan S2 di Australia telah tumbuh sejak tahun 2009.

Tepatnya, saat ia tamat Pendidikan Sarjana Ilmu Pemerintahan Jurusan Managemen Pembangunan dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jatinangor Sumedang.

iklan

Namun, impian ini hanyalah mimpi yang tidak pernah Garry perjuangkan dari tahun 2009 -2015. Banyak alasan yang membuatnya tidak memulai memperjuangkan mimpi itu.

“Tahun 2016 saya memutuskan untuk mengundurkan diri dari Penjabat Kepala Desa Pemana karena pada saat itu juga saya menjabat sebagai kepala seksi pemerintahan pada Kelurahan Nangalimang. Saya sadar bahwa jika ingin melanjutkan pendidikan S2 di Australia maka saya harus meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris termasuk menyediakan waktu untuk mempersiapkan diri dengan baik,” kenangnya.

Melamar beasiswa dari Pemerintahan Australia yaitu English Learning Training Assistance (ELTA NTT Batch 7), kata Garry, menjadi langkah awal dalam memperjuangkan mimpi itu.

Adapun ELTA NTT adalah beasiswa bagian dari Australia Awards Scholarships (AAS) dengan sumber dana dari DFAT (Department of Foreign Affairs)  Australia.

“Dari sekitar 600-an peserta test saat itu dari seluruh NTT saya terpilih menjadi 1 dari 30 peserta yang berkesempatan mengikuti ELTA,” ujar Garry.

Selama tiga bulan, lanjut Garry, peserta ELTA belajar Bahasa Inggris IELTS (Intention English Language Testing System) secara intensif di Pusat Bahasa Undana Kupang dengan pembiayaan penuh dari DFAT, baik biaya kursus maupun uang saku bulanan bagi peserta.

“Dengan berbekal score IELTS 5,5 setelah menyelesaikan program ELTA pada Desember 2016, saya melamar program jangka panjang AAS pada tahun 2017 untuk melanjutkan pendidikan Master of Public Policy pada Crawford School of Public Policy, The Australian National University (ANU) Canberra, Australian Capital Territory yang merupakan kampus terbaik nomor 1 di Australia, peringkat 27 dunia dan peringkat 5 dunia khusus jurusan kebijakan publik,” beber Garry.

Garry merasa bersyukur, dari 9700 pelamar dari seluruh Indonesia ia terpilih menjadi 1 dari 250 awardess AAS yang akan melanjutkan pendidikan master maupun doctoral di Australia pada tahun 2018.

Selanjutnya, ia mengikuti Pre- Departure (PDT) secara intensif selama 6 bulan di IALF (Indonesia Australia Language Foundation) Bali dengan biaya kursus penuh serta uang saku bulanan dari DFAT. Dan untuk bisa mencapai score IELTS minimal 6,5 sesuai persyaratan untuk masuk ke ANU.

Selesai PDT di Bali, pada Maret 2018 ia menginjakkan kaki pertama kali di Australia pada tanggal 4 Juni 2018. Selama dua tahun kuliah di kampus nomor satu di Australia, banyak hal luar biasa yang dilalui baik suka maupun duka.

“Belajar dan mengerjakan tugas hingga subuh hampir setiap hari menjadi hal yang saya lalui sepanjang dua tahun. Namun berkat kerja keras berhasil menyelesaikan pendidikan S2 tepat waktu pada Juli 2020 termasuk mendapatkan beasiswa dari kampus pada semesterm4 (terakhir) dan berperan sebagai Senior Resident (SR) pada Toad Hall-ANU, sebuah akomodasi kampus di ANU,” ujarnya.

Setelah itu, Garry kembali ke Maumere dan bekerja pada Badan Perencanaan dan Litbang (Bapelitbang) Kabupaten Sikka pada Agustus 2020. Merupakan kesempatan emas bagi Garry untuk menerapkan ilmu serta keahlian yang ia peroleh dari ANU dalam merencanakan sebuah kebijakan public yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembangunan.

“Kesibukan pekerjaan tidak menghalangi saya untuk mempersiapkan diri melamar untuk mendapatkan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan dari Kementrian Keuangan Republik Indonesia untuk melanjutkan pendidikan doctoral atau S3. Puji Tuhan, saya lulus LPDP tahun 2021 dan berencana mendapatkan PhD/ doctoral in Public Policy pada University of Chicago, Illinois, The United States of America,” tutup Garry.

Yuven Fernandez

TERKINI
BACA JUGA