Maumere, Ekorantt.com – Bicara kepedulian pada penyandang disabilitas, Orang dengan Gangguan Jiwa (OdGJ), lansia dan yang terlantar sangat mudah untuk dibicarakan tetapi tidak semudah diwujudnyatakan dalam tindakan.
Kebanyakan orang biasanya langsung menghubungkan kepedulian terhadap orang-orang ini dengan tindakan memberikan sesuatu kepada mereka ukurannya uang.
Tapi ini tidak berlaku bagi Dwi Engeline Esther Santoso (54). Ibu Esther demikian ia disapa, rasa belas kasih kepada penyandang disabilitas, OdGJ, lansia dan yang terlantar sungguh tinggi. Selain rasa belas kasih, ia juga mengaku jatuh cinta kepada mereka.
“Saya selalu peduli dan memperhatikan mereka dengan hati dan kasih sayang. Uang bukan segala-galanya bagi mereka. Para penyandang disabiltas, OdGJ, lansia dan yang terlantar butuh sapaan dan perhatian,” ujar ibu dari 5 orang anak ini.
Jatuh cinta kepada orang kecil dan mereka yang dipandang sebelah mata oleh orang non difabel, bagi Magister Psikologi Universitas Tujuh Belas Agustus Surabaya ini ia lakoni sejak kelas 4 SD di Malang.
“Saya sudah terlibat dengan kegiatan kemanusiaan sejak berada di kelas 4 SD. Bersama bapak sebagai pendeta usai mengikuti kebaktian di gereja menyisir perkampungan di Lereng Gunung Kawi membantu melayani orang-orang kecil yang sakit,” kata ibu asal Malang Jawa Timur ini.
Masih segar dalam ingatan, lanjut Esther, ketika untuk pertama kalinya membersihkan luka dari seorang anak yang sudah penuh belatung.
“Tak terbersit rasa jijik pada usia anak seperti itu karena diajarkan orang tua untuk melayani sesama. Karena ketika engkau melayani orang sakit atau susah berarti engkau melayani Tuhan,” demikian Esther menirukan ucapan bapaknya kala itu.
Hal pelayanan, Esther pertajam ketika dipercayakan bekerja sebagai ASN di Dinas Sosial Kabupaten Sikka di tahun 2012, sepuluh tahun silam. Penyandang disabilitas, OdGJ, lansia dan yang terlantar menjadi fokus perhatiannya.
“Kebahagiaan terbesar dalam hidupku ketika melihat orang yang dibantu tersenyum,” kata Esther yang disebut sebagai moto hidupnya.
Selain sebagai ASN di Dinas Sosial, Esther pun terjun sebagai relawan bersama teman dari unit sosial Gerakan Pintu Air Amal Kasih (Gepak) yang terbentuk pada tahun 2021 atas inisiatif Ketua KSP Kopdit Pintu Air Yakobus Jano. Bekerjasama dengan Dinas Sosial serta Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil mengurus KTP dan Kartu Keluarga dari OdGJ.
Disamping tugasnya sebagai ASN, Esther juga dipercayakan sebagai Dosen IKIP Muhammadiyah Maumere dan juga satu-satunya konselor yang mengelola unit bimbingan dan konseling.
Pelatihan Bagi Penyandang Disabilitas
Berkaitan dengan mengangkat harkat dan martabat para penyandang disabilitas yang memiliki sejumlah keterampilan Dinas Sosial Kabupaten Sikka dari waktu ke waktu terus memperhatikan mereka.
Lewat Program Kementerian Sosial RI dilaksanakan program pelatihan untuk penyandang disabilitas wilayah NTT.
“Kita bersyukur ketika masih pandemi Covid, 12 penyandang disabilitas asal Sikka hari ini (Selasa 18/01/2022) ke Kupang untuk mengikuti pelatihan di BLK Efata Naibonat Kupang selama enam bulan yakni dari Januari hingga bulan Juli 2022,” ujarnya.
Esther mengharapkan kiranya berkat pelatihan yang diikuti 12 peserta gelombang pertama ini sekembalinya dari pelatihan para peserta bisa membuka usaha, menghidupi diri sendiri dan bahkan bisa mempekerjakan orang lain.
Yuven Fernandez