Lewoleba, Ekorantt.com – Ketua Yayasan Solidaritas Sedon Senaren Lamaholot, Bibiana Rianghepat menyatakan rasa terima kasihnya kepada Presiden Jokowi atas segala diksi dalam setiap pembicaraanya yang selalu menyebut perempuan dan anak.
“Kami senang sekali, tiap kali kami ikuti pembicaraan Bapak Jokowi, bahwa perempuan dan anak itu rentan,” ungkap Bibiana saat acara Talk Show Desa Ramah Perempuan dan Anak Pantai Wulen Luo, Lapangan Harnus, Lewoleba pada Jumat, 4 Maret 2022.
Bibiana bilang bahwa dirinya sudah berkeliling ke wilayah Lamaholot untuk mempelajari kebudayaannya. Hal itu dipicu karena realitas perempuan dan anak selalu menjadi korban kekerasan.
“Saya jalan dari desa ke desa, teriak ke sana, ke semua tetapi kesimpulan saya bahwa perspektif gender sangat lemah,” katanya.
Untuk itu, ia menyarankan agar ada anggaran responsif gender.
“Bagaimana kita melaksanakan program sampai ke masyarakat di bawah,” tukasnya.
“Jadi, saya minta tolong supaya kita murnikan dulu pemahaman kita,” terangnya lebih jauh.
Untuk itu, kata Bibiana, ketimpangan antara laki-laki dan perempuan harus dihilangkan karena membuat persoalan pembangunan itu tidak maju.
“Laki-laki itu selalu dianggap yang pertama, sedangkan perempuan itu kemudian. Laki-laki itu pertama, perempuan kedua,” jelasnya.
Di satu sisi, ia menyebut Lamaholot itu mengandung arti keseimbangan.Tetapi dalam perjalanan, yang dilihat ada ketimpangan relasi kekuasaan.
“Saya bilang istilah KK (Kepala Keluarga). Kalau KK itu dimaknai sebagai (Kesatuan Keluarga), maka bapa penting, mama penting, anak juga penting,” imbuhnya.
Sementara itu, Maria Loka dari LSM Permata, mengatakan kasus kekerasan di Lembata cenderung meningkat dari tahun 2018-2021.
“Kami melihat kekerasan seksual meningkat karena kurangnya pendampingan dari orang tua,” timpal Maria.