Bonatria Satiman, Pensiun Dini Demi Urus Koperasi

Labuan Bajo, Ekorantt.com – Bonatria Satiman masih ingat betul saat awal ia dan suaminya, Lambertus Jeharu, merintis koperasi.

Saat itu, 23 tahun lalu, pasangan guru ini berjalan dari rumah ke rumah di Labuan Bajo, Manggarai Barat, untuk mengajak orang bergabung di Usaha Bersama Simpan Pinjam (UBSP).

Ia dan suaminya tidak kenal lelah dan pantang mundur, meskipun mendapat penolakan dari sebagian orang yang mereka temui. Selama dua bulan, yakni sejak Agustus hingga Oktober 1999, mereka berhasil mengajak 20 orang untuk bergabung menjadi anggota UBSP.

Pada 11 Oktober 1999, UBSP yang diberi nama Suka Damai itu melakukan musyawarah perdana. Saat itu, setiap anggota mengumpulkan dana awal 60 ribu rupiah.

“Suka Damai itu akronim dari simpanan untuk kesejahteraan anggota dan insani,” tutur Bonatria saat ditemui Ekora NTT di Labuan Bajo, Selasa (28/2022).

iklan

UBSP Suka Damai kemudian berganti menjadi Credit Union (CU) pada Maret 2001. Tiga bulan kemudian, CU ini menjadi anggota Puskopdit Manggarai. Lalu, pada September 2021 menjadi anggota Daperma (Dana Perlindungan Bersama).

“Kemudian, 20 November 2004, urus badan hukum tingkat Kabupaten Manggarai, namanya KSP Kopdit Suka Damai,” kata Bonatria.

“Waktu itu saya masih Plh (pelaksana harian) ketua karena masih PNS, mengajar di SMPN 2 Komodo di Nggorang.

Rupanya mengurus koperasi menjadi pilihan Bonatria. Alumnus Universitas Widya Mandira Kupang ini memutuskan untuk pensiun dini dari PNS pada 2018.

Alasan wanita yang biasa disapa Mama Ria itu ialah “masih banyak guru yang terbilang profesional untuk mendidik anak-anak, namun begitu sedikit orang yang mendidik anggota koperasi yang notabene adalah orang-orang sederhana.”

“Saya memilih untuk pensiun dini supaya fokus bekerja,” ujarnya.

Sejak Bonatria pensiun dini, KSP Kopdit Suka Damai memulai membentuk unit dan cabang di setiap wilayah di Manggarai Barat.

“Sebelumnya berdiri TP-TP di setiap kampung dan kecamatan di Manggarai Barat,” katanya.

Kini, Kopdit Suka Damai telah memiliki cabang di beberapa Kabupaten. Jumlah anggota sudah mencapai 16.442 orang, dengan total aset sebesar Rp91.602.712.714. Hal ini tidak terlepas dari kerja sama Bonatria bersama karyawan yang ia pimpin.

Diakui bahwa mendirikan dan mengembangkan koperasi bukanlah hal yang mudah. Hal itu dialami dialami oleh Bonatria. Suka duka telah mewarnai perjalanannya mengurus koperasi.

Selain mengelola keuangan yang harus penuh teliti, Bonatria pun dituntut untuk mampu  menghadapi karakter anggota yang berbeda.

“Dalam mengurus ini tentu melalui sebuah perjuangan. Dulu jalan kaki. Suka dan duka yang mama hadapi banyak tantangan, misalkan SDM anggota yang tidak memahami makna kehidupan bersama di koperasi,” ujarnya.

Namun, Bonatria bersama sang suami tidak menyerah dan mencintai pekerjaan sebagai aktivis koperasi.

Misalkan ada anggota yang terlambat mengangsur dan lain sebagainya. Tapi, kewajiban pengurus akan terus mengedukasi kepada anggotanya, kata Bonatria.

Bonatria bersama pengurus lainnya tentu mengambil langkah-langkah pendekatan, baik itu secara kelompok maupun  personal

Kata Bonatria, prinsip dalam mengurus koperasi adalah kerja keras, tekun, loyal, dan berdoa.

“Ini memang tak luput dari suami yang jadi pendamping setia dan motivator,” pungkasnya.

Adeputra Moses

TERKINI
BACA JUGA