Pergulatan Hidup Siska, Gadis Yatim Piatu Asal Manggarai Tulis Buku untuk Biaya Kuliah

Surabaya, Ekorantt.com – Siska Sainin (20), orang biasa menyapanya dengan nama pena Siska. Sosok yang murah senyum itu punya hobi menulis sejak masih di bangku Sekolah Dasar.

Ketika dihubungi Ekora NTT Kamis (10/3/2022), gadis yatim piatu ini mengatakan dirinya akan menerbitkan Buku Kumpulan Puisi ke-2 yang berjudul Bukan Aku Tetapi Air Mata. Sebelumnya, Siska sudah menerbitkan Kumpulan Puisi dengan judul Semalam Ayah Berpuisi.

Siska yang lahir di Kajong, Manggarai, Nusa Tenggara Timur pada 1 April 2001 mengakui bahwa sekarang ia siap untuk masuk kuliah sembari mencari uang untuk biaya hidupnya demi masa depan yang lebih baik.

Anak keempat dari empat bersaudara ini menuturkan bahwa sejak 2016, ia sudah mulai mandiri dan bergulat dengan suka-duka hidup dan ia akhirnya memutuskan untuk ikut kakaknya merantau ke Surabaya.

Pengagum berat Sapardi Djoko Damono itu mengatakan bahwa Kumpulan Puisi Bukan Aku Tetapi Air Mata itu berisi 100 puisi dengan tema dominan adalah luka yang dilukiskan dalam bahasa yang sederhana.

iklan

“Saya suka dengan Sapardi dan saya kira bahwa kami sama-sama ingin menyampaikan bahasa yang sederhana kepada pembaca karena saya pikir seni bukan hanya untuk dipahami tetapi dinikmati,” terangnya.

Siska mengatakan bahwa buku Kumpulan Puisi Bukan Aku Tetapi Air Mata merupakan refleksi individu dan kekhusyukan dirinya dalam menghadapi perjalanan hidup sebagai seorang anak perempuan yang kurang mendapat kasih sayang orang tua sejak kecil.

“Buku itu ada merupakan refleksi individu dan kekhusyukan saya menghadapi perjalanan hidup sebagai seorang anak perempuan yang kurang mendapat kasih sayang orang tua sejak kecil. Adapun tulisan itu adalah wadah dan sumber kekuatan saya agar tidak terlihat rapuh akan sebuah harapan pertemuan yang fana dan rindu yang sulit diteorikan,” terangnya.

Siska rupanya sudah menyiapkan kumpulan puisi ini dalam rentang waktu 2021-2022 dan selama dua bulan terakhir, ia merapikan puisi-puisi pilihannya untuk dijadikan sebagai satu kumpulan puisi yang siap terbit pada akhir bulan Maret 2022.

Ketika ditanya soal isi dari keseluruhan pesan dalam buku kedunya itu, ia mengatakan secara garis besar puisi-puisinya mau menjelaskan bahwa dirinya adalah seorang perempuan kuat dan bukan pribadi yang lemah di hadapan banyak orang.

“Saya ingin menjelaskan bahwa saya adalah seorang perempuan kuat di hadapan banyak orang, saya bukan pribadi yang lemah dengan segala kekurangan yang ada, tetapi di sisi lain sebenarnya saya adalah mahluk paling hancur dan paling buruk. Saya adalah perempuan malang dengan segala kesanggupan hidup menjadi baik,” kata Siska.

“Saya mencoba kuat tetapi air mata justru memberi saya sebuah refleksi hidup bahwa tidak baik untuk pura-pura tangguh jika memang waktunya saya menangisi semua yang terjadi dalam hidup,” sambungnya.

Menurut Siska, puisi-puisi yang bertema luka ini akan diterbitkan oleh Penerbit Sastrabook, Yogyakarta, Anggota IKAPI. Siska menerbitkan 100 eksemplar dengan biaya Rp3.300.000.

“Dari hasil penjualan buku nanti saya akan tabung untuk membiayai kuliah saya tahun ini,” ungkapnya.

Siska menambahkan bahwa perjalanan menulis dengan bahasa cengeng dalam setiap puisi-puisinya itu membuat dirinya belajar menjadi lebih dewasa dan sudah digelutinya sejak dirinya kehilangan papa dan mama.

“Saya suka menyendiri untuk menulis dan menumpahkan semua kesedihan pada diary karena memang saya bukan anak yang terbuka ke semua orang,” katanya.

Siska juga memilih Pater Ferdy Sebho, SVD, Dosen Tetap di STFK Ledalero untuk memberikan prolog dalam Kumpulan Puisi Bukan Aku Tetapi Air Mata.

Dalam prolognya, Ferdy Sebho menulis bahwa buku Kumpulan Puisi Bukan Aku Tetapi Air Mata adalah hasil keseorangan Ikha yang betul-betul utuh.

“Antologi puisi Bukan Aku Tetapi Air Mata adalah hasil keseorangan Ikha yang betul-betul utuh. Makanya puisi-puisi dalam buku ini indah karena justru saya melihat secara ganda pertautan antara kekuatan struktur formal yang apik dan daya intelek-imajinasi yang tidak main-main,” tulis Ferdy Sebho.

Eto Kwuta

TERKINI
BACA JUGA