Dua Siswa di Lembata Raih Predikat Unggul Tes UKBI Adaptif dari Kantor Bahasa NTT

Lewoleba, Ekorantt.com – Dua siswa di Kabupaten Lembata yang tergabung dalam Peserta kegiatan Pembinaan Literasi Generasi Muda Tahun 2022 dengan tajuk; Penguatan Kompetensi Literasi Wilayah 3T di Kabupaten Lembata mendapatkan predikat unggul dalam tes Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) Adaptif secara daring.

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Nusa Tenggara Timur di Aula Pertemuan Hotel Olimpic, Lewoleba, Kabupaten Lembata, Jumat (01/04/2022).

Kedua siswa tersebut berasal dari dua sekolah di Kabupaten Lembata yakni Sekolah Menengah Atas Swasta (SMAS) Frater Don Bosco Lewoleba dan SMA Negeri 2 Nubatukan.

Dalam ajang tersebut, siswa SMAS Frater Don Bosco,  Marianus Ama Beda mendapatkan skor 617 dan siswa kelas X SMA Negeri 2 Nubatukan, Ester Esye Ana Maria meraih skor 525.

Ana Maria mengaku bangga dengan pencapaian hasil tes UKBI tersebut. Selain bangga, ia juga mengatakan tidak menyangka bisa mendapatkan predikat unggul dalam tes tersebut.

iklan

“Sya tidak menyangka bisa mendapatkan pencapaian unggul. Ini menjadi pelajaran berharga untuk saya,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan oleh Ama Beda. Ia mengaku bangga bisa terlibat dalam kegiatan pengembangan literasi tersebut dan bisa mengikuti tes UKBI hingga mendapatkan predikat unggul.

Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh Kantor Bahasa Propinsi NTT, Badan Pengembangan dan pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia sejak 29 Maret 2022-1 April 2022.

Peserta dalam tes UKBI tersebut merupakan siswa-siswi perwakilan dari setiap sekolah SMA/SMK se-Kota Lewoleba yang berjumlah 32 siswa dan didampingi oleh masing-masing guru yang berjumlah 8 orang.

Tes UKBI yang diikuti oleh peserta Pembinaan Literasi Generasi Muda di Kabupaten Lembata ini dibagi dalam dua sesi, yaitu sesi mendengarkan dan sesi merespons kaidah.

Tes UKBI ini juga dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan bahasa Indonesia bagi siswa.

Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) adaptif ini juga merupakan salah satu uji yang dilakukan untuk mengukur kemahiran penuturan dalam bahasa Indonesia.

Kegiatan ini dilakukan secara gratis. Peserta juga mendapatkan sertifikat yang berlaku selama dua tahun.

Selain itu, panitia juga menyediakan fasilitas internet bagi siswa yang terkendala jaringan internet.

Ketika ditemui usai kegiatan, Pengkaji Bahasa dan Sastra Kantor Bahasa NTT, Farizza Noor Amalia, mengatakan, UKBI Adaptif memang belum familiar di NTT.

Menurutnya, Kantor Bahasa Provinsi NTT sedang sosialisasi tes UKBI Adaptif karena baru diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Nadiem Makarim pada awal 2021.

Ia berharap agar para pelajar, guru dan para pemangku kepentingan lainnya bisa mengetahui tujuan dan manfaat dari UKBI ini sehingga bisa menyetarakan bahasa Indonesia dengan bahasa-bahasa lain.

“Kegiatan ini juga diharapkan untuk mampu menumbuhkan rasa bangga memupuk sikap positif untuk penutur Bahasa Indonesia, sehingga Bahasa Indonesia bisa sejajar dengan Bahasa Inggris dan lain-lain,” harapnya.

Kontributor: Ama Kewaman (Guru SMAS Frateran Don Bosco Lewoleba)

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA