Ende, Ekorantt.com – Sejumlah anggota DPRD Ende yang tergabung dalam Pansus LKPJ Bupati Ende tahun 2021 melakukan kunjungan lapangan di Kecamatan Ende Utara pada Selasa (5/4/2022).
Dalam kunjungan tersebut, salah satu anggota Pansus, Yani Kota sempat beradu mulut dengan PPK pembangunan Puskesmas Kota Ratu Habentius Mau.
Yani Kota dengan nada tinggi menghardik PPK ketika ketua Pansus Sabrin Indradewa dan anggota lainnya Orba Kamu Ima meminta penjelasan PPK tentang masalah mangkraknya pembangunan Puskesmas Kota Ratu.
“Harusnya kamu kontrol, kenapa SP (Surat peringatan-Red) baru kamu kasih di bulan November? Kalau sudah begini yang rugikan masyarakat. Kamu siap bertanggung jawab?” tanya Yani Kota.
“Siap pak saya siap bertanggung jawab,” jawab Habentius dengan nada tegas.
“Jadi kamu mau nantang. Tolong wartawan tulis ini. Kita minta BPK audit,” timpal Yani.
Situasi panas berhasil diredam setelah Ketua Komisi I DPRD Ende Orba Kamu Ima menjelaskan bahwa pihaknya datang untuk mencari jalan keluar.
“Masalah lapangan yang sebenarnya bagaimana dan sekaligus bisa dapatkan solusinya. Ini tugas kita,” sela Orba.
Yani Kota dan Habentius pun kembali berdiskusi dengan penuh akrab.
Kepada Hubentius, Yani bilang bahwa mangkraknya proyek miliaran rupiah tersebut harus menjadi pembelajaran.
“Dari pusat sudah kasih uang? Kita tidak bisa gunakan. Nah, yang rugi kita di daerah kita harus bahas lagi. Ini pembelajaran,” ujar Yani Kota
Dalam kunjungan itu, Pansus LKPJ yang diketuai oleh Sabrin Indradewa dengan anggota: Megi Sigasare, Yani Kota, Chairul Anwar, Hasbulah Mberu, Stef Bidi, dan Orba Kamu Ima sempat bertemu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende Aries Dwi Lestari dan Camat Ende Utara Zainudin Ismail.
Ketua Pansus Sabrin Indradewa berjanji, akan segera memanggil para pihak yang terkàit dengan pembangunan gedung Puskesmas Kota Ratu melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) Pansus LKPJ.
“Kita akan panggil. Ketika dana DAK tidak bisa kita tuntaskan, tentu ini akan berdampak pada skema keuangan kita melalui DAU. Ini outcomenya tidak dapat. Dampak pembangunan tidak dirasakan masyarakat. Jadi kita harus duduk bersama untuk selesaikan,” tandas Sabrin.
Untuk diketahui, proyek pembangunan Puskesmas Kota Ratu menelan anggaran Rp6,852 miliar dan dikerjakan oleh kontraktor pelaksana PT Huios Perkasa Timur dengan konsultan Pengawas PT Konindo Panorama Konsultan.
Peoyek itu mangkrak setelah kontraktor pelaksana tidak dapat melanjutkan pekerjaan dan di-PHK dalam kondisi fisik proyek baru mencapai 32,2 porsen.
Penandatanganan kontrak kerja dilaksanakan pada 2 Juli tahun 2021. Namun menurut pengakuan pihak PPK, proyek baru dikerjakan pada pertengahan Agustus 2021.