Pimpin Ekaristi Minggu Palma di Nilo, RD. Stefanus Lebuan Ajak Umat Teladani Yesus

Maumere, Ekorantt.com – Umat Stasi Nilo, Paroki Santo Mikael Nita, Keuskupan Maumere, merayakan Ekaristi Minggu Palma di kapela Stasi Nilo, Minggu (10/4/2022).

Pastor Paroki Nita, RD. Stefanus Lebuan memimpin perayaan Ekaristi bersama dua orang imam Pasionis, Pater Gabriel dan Pater Kamilus dan dihadiri oleh ratusan umat dari Stasi Nilo.

Sebelum perarakan masuk ke altar, Pastor Stefanus memberkati daun-daun palma yang dipegang oleh masing-masing umat dari anak-anak kecil hingga orang tua.

Dalam ajakan pembuka, Pastor Stefanus mengatakan, sudah sejak awal, umat sudah mempersiapkan diri dengan masa tobat dan puasa serta amal baik kepada sesama.

“Hari ini kita semua berkumpul di sini, membuka pekan peringatan misteri Paskah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya,” kata Pastor Stefanus.

iklan

Lebih jauh, lanjut Pastor Stefanus, untuk memasuki misteri tersebut, maka Yesus mengawali dengan memasuki kota Yerusalem.

“Oleh karena itu, marilah kita menyambut dia dengan hikmat dalam mengenangkan peristiwa yang menyelamatkan itu,” ajak Pastor Stef.

Dalam khotbahnya yang singkat, padat, dan jelas Pastor Stefanus mengajak umat Stasi Nilo mencontohi hidup Yesus yang menunggang keledai.

“Yesus tidak membawa kereta perang, tapi menunggang keledai muda sebagai tanda bahwa Dia adalah Raja Damai,” ungkapnya.

Pastor Stefanus mengajak semua umat perlu menyoraki Yesus sebagai Raja Damai yang datang dalam nama Tuhan dan menerima cemeti dan tombak yang tertikam di lambung-Nya.

“Daun-daun palma yang dipakai untuk menyoraki Yesus berubah jadi cemeti dan tombak yang menikam di lambung Yesus,” jelasnya.

Di lain sisi, Pastor Stefanus mengharapkan umat belajar dari salib karena di atas palang penghinaan itu, Yesus masih mendoakan umat manusia yang berdosa.

“Bapa, ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat,” ungkapnya mengutip Injil Lukas.

Pantauan Ekora NTT, umat yang hadir tampak khusyuk mengikuti misa diiringi koor yang ditanggung oleh orang asli Nilo, Desa Wuli Wutik yang tinggal di Maumere dan sekitarnya.

Emilia Aran, salah seorang umat yang mengikuti Ekaristi Minggu Palma mengatakan, koor yang ditampilkan sangat bagus.

“Koor mereka bagus, tapi yang paling penting adalah pesan khotbah dan bagaimana umat merayakan Minggu Palma hingga sengsara dan wafat Yesus nanti,” tandasnya.

Sementara itu, Ketua Stasi, Marianus mengajak umat untuk tetap menjaga suasana menjelang hari-hari sengsara Yesus dengan tenang, mengingat Nilo sebagai salah satu pusat wisata religi yang sudah dikenal banyak orang.

“Umat tetap jaga suasana, apalagi hari ini ada kunjungan kerja Gubernur Viktor ke desa kita. Kita berbangga karena Nilo selalu dikunjungi, mantan Presiden RI juga pernah ke Nilo, kali ini lagi, Gubernur,” katanya saat memberikan pengumuman.

TERKINI
BACA JUGA