Ketua Suku di Ngada Tanam Pohon di Lokasi Sekolah, Proses KBM Dihentikan

Bajawa, Ekorantt.com – Proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di Sekolah Dasar Katolik Nunupada, Desa Waebela, Kecamatan Inerie, Kabupaten Ngada terpaksa diberhentikan tanpa batas waktu.

Kebijakan pemberhentian KBM diambil pihak sekolah akibat aksi penanaman pohon oleh Ketua Suku Metu, Severinus Nono di lokasi sekolah.

Kepala SDK Nunupada, Sabinus Ghao, yang dikonfirmasi Ekorantt.com melalui sambungan telepon, Senin (25/4) malam menjelaskan keputusan tersebut diambil untuk menjaga keamanan dan keselamatan para guru dan siswa selama kegiatan KBM.

“Saya liburkan siswa bukan soal urusan tanah yang beres atau belum beres, tapi saya liburkan siswa untuk keselamatan dan kenyamanan siswa,” kata Sabianus.

Pihak sekolah sendiri telah menyampaikan keputusan tersebut kepada Dinas Pendidikan setempat. Sebaliknya, KBM akan kembali dilaksanakan bila ada kepastian kenyamanan dari yayasan dan pemerintah.

iklan

Hak Atas Tanah

Severinus Nono berkata, aksi penanaman pohon pisang dan kelapa di lokasi sekolah sebagai bentuk protes terhadap Yayasan Persekolahan Umat Katolik Ngada (Yasukda) yang enggan mengakui hak kepemilikan tanah Suku Metu Ngadhu Sugi Bogo Suza Nuaolo dan Suku Metu Ngadhu Usu Mu’e Ngadhusawu di lokasi sekolah tersebut.

Saverianus membantah aksi penanaman pohon itu sebagai upaya menghalang-halangi proses kegiatan KBM. Ia justru mempersilahkan pihak sekolah untuk kembali beraktivitas seperti biasa.

“Tujuan kami bukan penyegelan sekolah, tapi kami hanya butuh pengakuan hak. Kami tidak melarang untuk tidak sekolah, silakan sekolah. Di dalam (sekolah) ada anak-anak saya juga,” kata Saverinus, Senin (25/04/2022) di Aimere.

Ia kembali menegaskan bahwa aksi penanam pohon tersebut merupakan sebagai upaya untuk mendesak Yasukda agar segera mengakui obyek tanah yang sekarang dibangun sekolah itu.

Pengakuan bisa disampaikan secara terbuka kepada pihak suku bahwa tanah tersebut ialah milik Suku Metu Ngadhu Sugi Bogo Suza Nuaolo dan Suku Metu Ngadhu Usu Mu’e Ngadhusawu.

Kedua suku itu bahkan sudah bersepakat untuk merelakan sekitar 4 (empat) hektar untuk kepentingan sekolah. Pihaknya tidak berniat untuk meminta ganti rugi dalam penyelesaian persoalan tersebut, namun hanya butuh pengakuan hak atas tanah dari Yasukda.

Karena belum mengakui, pihak suku akhirnya menanam pohon di kompleks sekolah sebagai tanda hak milik.

Protes Pungut Biaya

Saverianus juga menyampaikan kekesalan atas kebijakan sekolah yang membebani siswa dalam urusan perkara tanah antara pihak suku dan Yasukda. Para siswa harus mengumpulkan Rp400 ribu. Uang itu direncanakan untuk biaya perkara kedua belah pihak.

“Kami juga tersinggung masa sekolah buat kebijakan siswa kumpul uang empat ratus ribu rupiah untuk biaya parkara. Padahal di dalam anak-anak kami juga,” ucap Saverianus dengan nada kesal.

Kepala SDK, Sabinus, membenarkan setelah dikonfirmasi ulang media ini. Ia menyatakan uang yang dikumpulkan Rp400 ribu tiap siswa untuk kebutuhan perkara dan sudah dijalankan dari dua tahun lalu.

“Kami rapat terbuka bersama komite, dihadiri kepala desa dan orang tua seluruhnya,” kata Sabinus.

Ia berujar, selama anak tersebut masih menjadi siswa SDK Nunupada, dialah juga turut bertanggung jawab dalam urusan masalah tanah. Sehingga, berdasarkan kesepakatan bersama, pihaknya memutuskan memungut uang Rp400 ribu per siswa untuk pembiayaan perkara.

Untuk diketahui, pada Senin (25/4), Ekorantt.com memperhatikan suasana di sekolah tersebut tampak sepi. Tidak ada aktivitas kegiatan KBM sama sekali. Semua ruang kelas terkunci dan tidak ada seorang siswa dan guru di sana.

Liburan sementara itu memang sudah diumumkan pihak sekolah baik melalui video singkat yang diedarkan maupun informasi melalui pengumuman di baliho. Pengumuman libur sementara itu dibentangkan di pinggir jalan Aimere-Inerie atau tepatnya jalan masuk menuju sekolah tersebut.

Sementara di halaman sekolah, sekitar 100 meter dari ruang kelas sekolah terlihat pohon pisang dan kelapa yang ditanam oleh Ketua Suku Metu.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA