Mbay, Ekorantt.com – Kepala SMP Negeri 1 Keo Tengah, Hilarius Kila, khawatir rendahnya kualitas pendidikan dalam bidang komunikasi dan informasi.
Pasalnya, kekurangan jaringan internet bisa membuat sekolah tersebut kalah bersaing dengan sekolah-sekolah lain di kota.
“Ketiadaan jaringan internet menjadi kekurangan terbesar untuk bersaing dengan anak-anak di kota. Kami akan kalah bersaing,” ujar Hilarius kepada wartawan di Maunori, Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo, Sabtu (30/04/2022) siang.
Hilarius menyebut, jaringan internet sangat dibutuhkan di sekolah seiring dengan pembaruan atau penyesuaian sistem kurikulum baru (merdeka) pasca Covid-19.
Dalam sistem kurikulum tersebut, sekolah dituntut untuk memilih tiga opsi dalam implementasi kurikulum merdeka. Selain itu, sekolah juga dituntut untuk meningkatkan kualitas tenaga pengajar melalui guru penggerak pendidikan.
“Nah, itu semua juga membutuhkan jaringan internet untuk memperbarui segala informasi tentang pendidikan,” ujar Hilarius.
Untuk diketahui, SMP Negeri 1 Keo Tengah telah tersedia sarana penunjang berupa 11 unit laptop dan 21 unit komputer yang diadakan dari DAK tahun 2019. Adapun puluhan tablet yang dialokasikan dari dana BOS serta perangkat internet satelit yang diadakan oleh komite sekolah.
Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Krispinus Pili, menyatakan layanan internet dengan menggunakan media transmisi satelit non unlimited itu membutuhkan biaya yang cukup besar untuk belanja voucher paket internet.
“Ya itu kendala, karena harus alokasi 850 ribu per bulan untuk beli voucher yang kuota hanya 16 GB. Pemakaian tidak sampai satu bulan, tidak unlimited, hanya malam hari saja,” kata dia.
Karena dianggap mahal serta tidak seimbang dengan pemakaian, pihak sekolah telah mengusulkan internet BAKTI kepada pemerintah sebelum Covid-19 merebak di Tanah Air. Usulan itu untuk menekan pembiayaan voucher internet yang terlalu mahal.
