Larantuka Ekorantt.com – Nama lengkapnya Anna Adhyatmi Riantobi. Bersama sang suami Yohanes Kopong Wuran, pasutri ini telah merintis usaha kuliner sejak Oktober 2021 di Desa Lamabelawa, Kecamatan Witihama, Adonara.
Anna mengaku usaha kuliner yang dikembangkannya bersama sang suami sedang naik daun dan banyak diminati pelanggan. Menurutnya ide awal usaha ini datang dari sang suami.
“Ini ide awalnya dari suami dan koki di dapurnya adalah dia maka kami kerjakan bersama di mana saya keolah manajemen dan pemasarannya,” cerita Anna kepada Ekora NTT, Selasa (17/5/2022). Saat ini Anna masih terdaftar sebagai mahasiswi semester enam jurusan manajemen bisnis dari kampus STIE Indocakti Malang. Pembelajaran dengan sistem daring sangat memungkinkan baginya untuk sambil kuliah tapi usaha tetap jalan. Anna mengaku akan kembali ke Malang akhir Mei untuk ujian PPL.
Anna mengatakan usaha kulinernya juga terinspirasi dari YouTube sembari ia dan suami belajar dari salah seorang sahabat yang berpengalaman dalam usaha warung makan.
Lebih lanjut, Anna yang pernah bekerja di Majalah KANA milik SVD ini menjelaskan, modal awal memulai usaha kuliner tidak besar, namun solusi terbaik yang dipilihnya bersama suami adalah membuat pinjaman.
“Awalnya kami punya modal sendiri. Saat pelaksanaan kami kekurangan dana, lalu pinjam di Koperasi Pintu Air,” kata Anna.
Bagi Anna pilihannya bergabung dengan KSP Kopdit Pintu Air telah melapangkan kelancaran usahanya. Di KSP Kopdit Pintu Air Anna mengakui ada kedekatan persaudaraan yang sangat membuatnya nyaman. Pintu Air sungguh-sungguh menjadi koperasi yang jadi milik anggota. Ia sendiri telah dua kali mengajukan pinjaman dan angsurannya pun tertib.
“Jadi anggota Pintu Air itu sangat membantu. Selain soal saya bisa mengkases dana, sebetulnya saya sendiri punya relasi dengan orang Pintu Air dalam usaha kuliner ini. Para pegawai di Cabang Adonara kalau kunjungan ke rumah anggota sering mampir ke warung,” ujar Anna lagi.
Dengan uang pinjaman dari KSP Kopdit Pintu Air, Yanti, nama sapaan Anna menjelaskan menu yang ditawarkan seperti Ayam Geprek, Lalapan, Ayam Crispy, Bakso, Nasi Goreng, Nasi Ikan, Nasi Telur, dan aneka minuman.
“Saya tidak punya passion di dunia masak dan saya bersyukur mendapatkan suami yang punya passion dan justru suami memang jagonya dan sekarang menjadi koki di warung kami,” ungkap Yanti.
Proses yang Hebat
Ketika memasuki tujuh bulan membangun usaha, kata Yanti, ia bersama suami mengalami proses peningkatan yang hebat dari hari ke hari.
“Puji Tuhan dari hari ke hari mengalami peningkatan dan banyak pesanan terutama hari-hari kantor dan sekolah untuk makan siang atau kegiatan-kegiatan lain,” cerita Yanti lebih lanjut.
Yanti menambahkan, pada Bulan Puasa kemarin, ia dan suami juga melayani pesanan Buka Puasa dari Pesantren dan beberapa tempat lain.
“Ya, tiap hari memang tidak selalu ramai, tapi selalu ada. Sekarang ini, tempat warung makan disewa tahunan, dan dalam rencana ke depannya mau punya outlet-outlet di beberapa tempat,” urainya.
Sejauh ini, kata Yanti, prospeknya sangat bagus, terutama pelanggan baru atau pelanggan tetap yang setia membuat pesanan dalam jumlah banyak sehingga mendapat bonus.
Pengalaman Ditipu
Dalam rencana awal, cerita Yanti lagi, warung mereka membutuhkan tambahan tenaga ahli masak dari Jawa sehingga ia membangun komunikasi dan melakukan wawancara dengan ahli masak tersebut.
“Saya sudah dapat dan sudah wawancara juga plus sudah kirimkan uang tiket untuk berangkat, hanya saja kami ditipu,” katanya.
Dengan rasa sedih, Yanti tetap yakinkan suami untuk bersama-sama fokus dan menjalankan usaha.
“Kami nekad untuk tetap jalankan, dengan suami sebagai tukang masaknya dan dua karyawan kami yang ikut membantu,” terang Yanti.
Di lain sisi, Yanti mengatakan, pada awal merintis usaha, banyak orang meragukan, tetapi saat ini ada banyak pelanggan mengapresiasi dan mendukung supaya tetap aktif dengan menu-menu terbaik.
