Mbay, Ekorantt.com – Dinas Pertanian Kabupaten Nagekeo, NTT telah mengantisipasi dampak perubahan iklim terhadap produktivitas pertanian di wilayah itu.
Melalui program inovasi teknologi yang dinamakan sistem Petani Cerdas Iklim (PCI), petani harus mampu mengadaptasi terhadap peruhanan iklim agar tetap memperoleh pendapatan dalam rumah tangga.
Kepala Dinas Petanian Nagekeo Oliva Monika mengatakan hal ini untuk mengendalikan potensi perubahan iklim ekstrem yang mempengaruhi terhadap produktivitas pertanian, sebagaimana diprediksi BMKG.
“Anomali iklim sekarang semakin tajam, kita tidak bisa memprediski kapan musim hujan dan kapan musim kemarau. Jadi, yang bisa kita lakukan itu ya kita adaptasi terhadap perubahan iklim,” ujar Oliva kepada wartawan di Mbay, Kamis (16/6/2022) siang.
Ia menerangkan, inovasi pemerintah (PCI) tersebut lebih mengedepankan penerapan penggunaan teknologi ramah lingkungan. Misalnya, penggunaan pupuk organik, pengendalian hama secara organik dan bahkan menggunakan alat dan mesin pertanian (alsintan) ramah lingkungan.
Saat ini, Oliva menambahkan, pemerintah sedang mendampingi kelompok tani yang menggarap setidaknya 800 hektare di wilayah irigasi Mbay.
Kelompok tani itu dibagi dalam kelas inti yang ada demplot (demontration plot) atau yang memiliki kebun contoh dan kelas satelit yang mana terdapat sekolah lapang (SL).
Model ini sebagai bagian dari inovasi pemerintah atas pengaruh perubahan iklim terhadap produktivitas pertanian di Kabupaten Nagekeo.