Kebun Warga Jadi Lokasi Tur Kopi ‘Bajawa Coffiesta’ dalam Wolobobo Ngada Festival

Bajawa, Ekorantt.com – Salah satu rangkaian acara dalam tiga tema utama Wolobobo Ngada Festival 2022 ialah Tur Kopi.

Tur Kopi yang merupakan bagian dari Bajawa Coffiesta adalah salah satu potensi yang dipromosi dalam festival itu, selain bambu dan tenun ikat.

Tur ini sebagai edukasi proses kopi Arabika Bajawa dari hulu hingga ke hilir.

Peserta Tur Kopi berasal dari kelompok mahasiswa dari Sekolah Tinggi Pertanian (Stiper) Flores Bajawa dan Universitas Udayana. Selain juga diikuti oleh wisatawan dari luar daerah serta mancanegara yakni dari Perancis dan Jerman.

Adapun dua kebun kopi yang menjadi lokasi pilihan yakni kebun milik Marselina Walu di Wajamala dan kebun milik Maria Goreti Kedi di Beiwali.

iklan

Marselina dan Maria Goreti merupakan petani pengusaha kopi yang sudah berjasa mengembangkan Kopi Arabika Bajawa.

Marselina ialah petani kopi sekaligus Q Grader atau penguji cita rasa kopi yang berlisensi internasional. Ia adalah sosok seorang perempuan memiliki segudang prestasi memperkenalkan kopi Arabika Bajawa ke kancah internasional.

Selain itu, Marselina juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk turut terlibat dalam budidaya kopi.

Dari sana, peserta juga mengunjungi kebun milik Maria Goreti di Beiwali, Wolowio. Sejak 2008, Maria Goreti mengalihkan lahan holtikultura milik keluarganya menjadi kebun kopi Arabika yang berada sekitar 500-meter dari Bukit Ata Ga’e lokasi Patung Bunda Maria Wolowio.

Di lahan seluas 17 are, Maria Goreti merawat kopi didukung oleh keluarganya. Berkat ketelatenannya, ia berhasil mengumpulkan poin tertinggi dalam lelang kopi jenis natura yang dilakukan saat Covid-19 melanda Indonesia tahun lalu.

Selanjutnya, peserta Tur Kopi juga mengunjungi Unit Pengolahan Hasil (UPH) Fa Masa Beiwali. Di sana peserta ditunjukkan bagaimana proses pasca panen kopi Arabika Bajawa yang baik dan benar sehingga terjaga mutu kopi.

“Saya terkesan sekali dengan tour ini, khususnya di Wajamala, narasi Mama Lina merintis usaha kopi sangat konstekstual bagaimana berangkat dari titik tidak ada menjadi ada,” kata Vianey Zhaka peserta dari Sikka.

Begitupun Agustina Moi peserta dari Sekolah Tinggi Pertanian Flores (Stiper) amat senang selama belajar dalam perjalanan tamasya itu.

“Semoga saya bisa turut bergiat memberi manfaat bagi geliat kopi di Flores,” ujar dia.

Antisipasi Permintaan

Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Ngada Paskalis Wale Bai saat Workshop Kopi di Taman Kartini, Senin (19/9) menjelaskan tentang pentingnya kepedulian akan eksistensi kopi Arabika Bajawa karena pengalihan lahan dari lahan kopi ke kebun holtikultura yang cukup mengkhawatirkan.

Sebab, kata dia, dampak produksi ialah permintaan Kopi Arabika Bajawa meningkat tapi kuantitas menurun.

Berdasarkan data, penurunan kuatintas secara signifikan pada tahun 2015 dari produksi 3000 ton turun menjadi 2200 ton pada tahun 2022

Untuk mengantisipasi itu, pemerintah mengeluarkan kebijakan Pagar Ganda untuk menyeimbangkan ruang pembagian lahan antara lahan kopi dengan lahan holtikultura, kata mantan Kadis Pertanian Ngada itu saat Workshop Kopi di Bajawa.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA