Data Stunting di Ende Turun 8,9 Persen, Lima Kecamatan Masih Tinggi

Ende, Ekorantt.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Ende menggelar kegiatan publikasi data stunting hasil operasi timbang (surveilans) lintas sektor di Aula Syuradikara Mart, Rabu (26/10/2022).

Ketua Panitia, Sadja Fransiska mengatakan, pengukuran dan publikasi angka stunting adalah upaya Pemerintah Kabupaten Kota untuk memperoleh data prevelensi stunting terkini pada skala layanan Puskesmas, Desa, dan Kecamatan.

“Dinas Kesehatan berpedoman pada tata laksana pengukuran yang telah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan serta data pengukuran tinggi badan balita diinput dalam aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat,” ujarnya.

Fransiska menjelaskan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah memperkuat komitmen pemerintah daerah dan masyarakat dalam gerakan pencegahan penurunan angka stunting, serta mau mengetahui status gizi anak sesuai umur.

Selain itu, agar pemerintah dapat memantau pertumbuhan anak secara berkala dan advokasi pada unit-unit terkait pemerintah daerah untuk integrasi program.

iklan

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ende, dr. Aries Dwi Lestari dalam penyampaian materinya mengatakan, data di Dinas Kesehatan Kabupaten Ende dari hasil pengukuran status gizi balita pada bulan Agustus 2022 lalu menggunakan aplikasi e-PPGBM sebanyak 19.586 anak prevalensi angka stunting sebesar 8,9 % (1.749 balita stunting).

“Prevalensi angka stunting menurun dari penimbangan tahun 2021 sebesar 14,3% (2.775 balita stunting) terjadi penurunan sebesar 5,4 % dengan jumlah balita yang ukur sebanyak 19.366 anak,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia menguraikan bahwa telah terjadinya penurunan angka stunting selama 5 tahun berturut-turut; dari tahun 2018 sampai tahun 2022.

“Datanya bisa kita lihat yaitu pada tahun 2018 (32,8%), 2019 (20,7%), 2020 (17,4%), 2021 (14,3%) dan 2022 (8,9%),” katanya.

Aries juga menginformasikan, prevalensi stunting Agustus tahun 2022 tertinggi dari Kecamatan Wolojita (22,8 %), Maukaro (20,6%), Watuneso (18,3 %), Peibenga (16,0 %), dan Detusoko (15,3%).

Sedangkan lima kecamatan dengan angka stunting tertinggi adalah Kecamatan Maukaro (126), Kota Baru (120), Watuneso (118), Nangapanda (117), dan Wolojita (88).

“Penurunan stunting sesungguhnya berkat kerja sama semua pihak yang turut membantu pencegahan dan penanganan stunting di Kabupaten Ende mulai dari tingkat desa, kecamatan dan puskesmas,” pungkasnya.

Bupati Ende, Djafar Ahmad menyampaikan terima kasih kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Ende yang telah menggelar kegiatan publikasi data stunting.

Ia bilang, upaya serta kerja keras semua dalam percepatan penurunan stunting telah membuahkan hasil yang cukup baik.

“Salah satu intervensi penurunan stunting terintegrasi yang kita laksanakan yaitu pengukuran dan publikasi stunting sehingga dapat mengetahui data prevalensi stunting terkini pada layanan puskesmas, desa dan kecamatan,” katanya.

Djafar menambahkan, dengan data yang ada akan membantu semua untuk memperkuat komitmen khususnya anggaran dan program, serta mengoptimalkan keterlibatan masyarakat dalam melakukan pencegahan dan penurunan stunting.

Djafar berharap, para stakeholder juga ikut membantu Pemerintah Daerah dalam menurunkan stunting di Kabupaten Ende.

“Untuk Kepala Puskesmas, Desa dan Camat agar memperhatikan kondisi masyarakat yang angka stunting-nya masih di atas 20%. Selain itu yang perlu diperhatikan juga adalah angka kematian ibu dan anak,” tandasnya.

TERKINI
BACA JUGA