Mbay, Ekorantt.com – Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kabupaten Nagekeo telah memberi pelatihan kepada 840 pemandu wisata di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur.
“Ada delapan tema pelatihan dengan total peserta sebanyak 840 orang sejak tahun 2019,” ujar Kepala Disparkraf Nagekeo Silveseter Teda Sada pada sela-sela Pelatihan Pemandu Ekowisata di Hotel Sinar Kasih Mbay, Senin (5/12).
Ia menyebutkan pelatihan tersebut merupakan salah satu dari delapan tema yang dialokasikan dari dana alokasi khusus (DAK) non fisik Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI sejak 2019.
Sebelumnya, Disparkraf Nagekeo telah memberi pelatihan tujuh tema yakni dua tema wajib ialah tata kelola destinasi dan home stay. Kemudian pelatihan pemandu wisata alam (tracking), pemandu wisata budaya, pengelolaan kebersihan, pengelolaan toilet, dan sajian kuliner.
“Dan hari ini ialah pemandu ekowisata. Kita fokus pada wisata mangrove di wilayah pesisir utara Flores yang menjadi potensi atau daya tarik wisata alam,” ujar Silvester.
Sedangkan target yang dicapai ialah peserta pelatihan bisa mengenal tentang kepariwisataan dengan segala jenis usaha wisata di masyarakat. Selain itu, para peserta dibekali dengan standar dasar kepariwisataan yang disebut sapta pesona.
“Yang kami beri nama Atebesi Raka (aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan). Ini hal dasar yang diberikan terhadap orang yang berkecimpung dalam dunia pariwisata,” ujar dia.
Pada 2023, Silvester menambahkan, Disparkraf Nagekeo fokus memantauan dan mengevaluasi terhadap 840 orang yang telah mengikuti pelatihan sebagai pemandu wisata.
Diharapkan, ratusan peserta tersebut dijadikan sebagai penggerak untuk mempromosikan potensi wisata di Nagekeo.
“Kira-kira mereka (peserta) sudah berada di mana dan bagaimana passion mereka dalam bidang kepariwisataan. Kita akan evaluasi dan kita harap setengah dari jumlah itu bisa menjadi pemandu wisata yang profesional,” kata Silvester menandaskan.