Mbay, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Nagekeo memberi target pemenuhan jaminan sosial ketenagakerjaan (Jamsostek) pada tahun 2026 mendatang.
“Kita target (tahun 2026) full coverage BPJS Ketenagakerjaan,” ujar Kepala Bappedalitbangda Nagekeo, Kasmir Dhoy, di Mbay, belum lama ini.
Bappedalitbangda saat ini sedang menggali potensi pekerja yang memungkinkan tercover dalam BPJS Ketenagakerjaan seperti pemerintahan desa, para RT, dan pekerja rentan.
BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Ende memaparkan jumlah penduduk bekerja sebagai pekerja formal di Nagekeo mencapai 36.987.
Jumlah pekerja yang dijamin kesehatan atau peserta aktif sebanyak 11.080 (29,9 persen) dari kalangan penerima upah, non ASN, dan sektor jasa konstruksi.
Sedangkan pekerja informal yang aktif sebanyak 1.025 atau 1,38 persen dari jumlah penduduk pekerja mencapai 73.975.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan Nagekeo, Aurelius Assan, menuturkan para pekerja rentan seperti petani, tukang ojek maupun nelayan perlu diperhatikan lewat perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan.
Ia menambahkan pemerintah menargetkan pada tahun 2026, pemenuhan perlindungan sosial ketenagakerjaan mencapai 40 persen.
“Tentu harus diatur melalui regulasi jaminan sosial ketenagakerjaan,” ujar Aurelius dalam Focus Group Discussion (FGD) dan Evaluasi Pelaksanaan Perlindungan Pemerintahan Desa, RT-RW dan Pekerja Rentan di Kabupaten Nagekeo Tahun 2023,
Kepala BPJSTK Kacab Ende, Ode Dasanova, mendorong pemerintah menerbitkan peraturan perlindungan tenaga kerja untuk mempercepat penurunan kemiskinan ekstrem sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022.
Inpres itu mendorong perluasan cakupan kepesertaan program jaminan sosial ketenagakerjaan (Jamsostek) bagi masyarakat miskin ekstrem.
“Sehingga kalau saat kecelakaan bisa klaim ke kami. Bahkan ada jaminan kematian,” tutur Oda.
Pihaknya kini sedang berupaya menjalin kerja sama dengan sejumlah fasilitas kesehatan apabila adanya peningkatan jumlah peserta Jamsostek.
“Rencana Agustus ini akan kerja sama,” ucap dia.
