Bappenas Dorong Transformasi Sistem Pangan di NTT

Labuan Bajo, Ekorantt.com – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mendorong adanya transformasi sistem pangan yang baik di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hal tersebut disampaikan Direktorat Pangan dan Pertanian Bappenas, Ifan Martino saat semiloka transformasi sistem pangan yang berbasis budaya, berkeadilan, dan berkelanjutan di Hotel Laprima Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Senin, 14 Agustus 2023.

Irfan menuturkan bahwa pihaknya telah memasukkan program transformasi sistem pangan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

“Itu sebetulnya sudah diamanatkan dalam Undang-Undang  Nomor 18 tahun 2022 tentang Pangan,” ujarnya.

Menurutnya, hal yang perlu dilakukan adalah mengubah cara pandang. Jika selama ini pangan dipandang sebagai hal yang terpisah, maka saatnya harus saling terkoneksi.

iklan

“Produksinya sendiri dan distribusinya sendiri, dan konsumsinya sendiri. Nah, kita mau mengubah itu menjadi satu sistem dan saling terkoneksi,” ungkapnya.

Irfan menginginkan agar produksi pangan harus berdasarkan jumlah permintaan. Hulu dan hilir mesti saling terhubung, sehingga membentuk suatu korelasi yang tidak terpisahkan.

“Hulu maksudnya di sisi produksinya seperti apa, sedangkan hilir di sisi konsumennya seperti apa. Jadi semuanya terkoneksi. Kita berharap adanya keterlibatan semua pihak, termasuk pemangku kepentingan,” jelasnya.

Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan pada Badan Pangan Nasional, Rinna Syawal mengatakan bahwa ketahanan pangan harus berbasis potensi yang ada di suatu wilayah. Baik itu sumber karbohidrat, protein, maupun vitamin mineral.

Pemanfaatannya juga mesti dioptimalkan lagi. Dengan begitu kemandirian pangan di NTT bisa terwujud.

“Jadi, yang kita makan harus beraneka ragam, baik sumber karbohidratnya, proteinnya, dan vitaminnya,” terangnya.

Rinna berpandangan keanekaragaman pangan lokal memberi dampak positif. Sebab masyarakat tidak hanya tergantung pada beberapa jenis pangan saja.

“Dan itu membuat kita tahan pangan. Kalau kita hanya bergantung pada pangan tertentu apalagi pangan itu tidak diproduksi sendiri di daerah itu, maka membuat kita berisiko untuk tidak tahan pangan,” jelasnya.

Rinna juga mendorong generasi muda menciptakan produk pangan berbahan lokal, mengembangkan inovasi teknologi pengolahan pangan lokal, mendukung dan mencintai kuliner nusantara, ikut mensosialisasikan atau mengampanyekan pangan lokal kepada masyarakat, terutama kepada sesama generasi muda.

“Kemudian ikut mendorong gastronomi pangan nusantara,” pungkasnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA