Maumere, Ekorantt.com – Vikjen Keuskupan Maumere, Romo Stefanus Florianus Buyung O.Carm memimpin misa pesta perayaan Santo Stefanus Martir di Kapela Komunitas Sang Timur Wairklau, Maumere, Kamis, 26 Desember 2024.
Dalam khotbahnya, Romo Buyung berpesan kepada umat untuk menjauhi kemewahan dan kesenangan duniawi. Hendaklah umat hidup dengan penuh kesederhanaan.
“Kebijakan dan keadilan dalam melayani orang miskin dan terlantar,” katanya.
Romo Buyung berpesan kepada umat agar perlu mengikuti teladan Bunda Maria sebagai teladan kesucian dan kerendahan hati dan Yesus kristus sebagai teladan kasih sayang dan kerendahan hati, serta Santo Yosef sebagai teladan kebesaran dan ketaatan.
Peringatan wajib Santo Stefanus Martir yang persis diperingati pada hari Natal kedua.
Pada hari sebelum, kata dia, umat Kristiani merayakan Natal pesta kelahiran Tuhan Yesus. Pada Natal kedua umat Katolik memperingati Santo Stefanus Martir yang wafat dengan cara dirajam dengan batu karena kokoh mempertahankan imannya akan Allah.
“Doa Stefanus sebelum menghadapi ajal kematian Tuhan ke dalam tanganMu kuserahkan jiwaku, adalah ungkapan yang menjadi awal dan akhir dari perjalanan hidup kita,” ujar Romo Buyung.
Bagi yang selalu bersandar kepada Tuhan akan memperoleh mahkota kehidupan. Sebab Tuhan adalah sumber dan asal hidup umat.
“Karena itu kita harus berdoa sepanjang masa,” katanya.
Pada momen itu juga dipadukan dengan perayaan pesta pelindung nama Suster Maria Stefania.
Perayaan ekaristi dihadiri suster dan postulan Komunitas Wairklau, para Sahabat Sang Timur dan karyawan serta karyawati biara.
Ia mengatakan Sahabat Sang Timur bukan “sahabat” Suster Sang Timur.
Sang Timur adalah Yesus. Sebab itu Sahabat Sang Timur adalah sahabat Yesus.
Romo Buyung mengatakan para suster Sang Timur harus meneladi pendirinya kongregasi Clara Fey (Manate Inme).
Spiritualitas Suster Suster Sang Timur (Congregatio Soorum Orientaliu) mencakup komitmen untuk mengikuti Yesus Kristus dan melayani sesama dengan kasih sayang dan kebijaksaan.
Nilai-nilai dasar sebagai pegangan hidup para suster Sang Timur seperti kasih sayang tak terbatas, ketaatan kepada Tuhan yang selalu mengutamakan kehendak Tuhan.
