Larantuka, Ekorantt.com – Kementerian Sosial kembali menyalurkan bantuan bagi anak-anak terdampak konflik sosial di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Sebanyak 170 seragam sekolah bermotif daerah diserahkan kepada siswa-siswi korban sengketa lahan antara Desa Bugalima dan Ile Pati di Kecamatan Adonara Barat.
Bantuan tersebut diberikan oleh Kepala Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial dan Non Alam Kemensos RI, Adrianus Alla, Kamis, 8 Mei 2025.
“Ini kali kedua kami datang ke tempat ini,” kata Adrianus saat penyerahan bantuan.
“Pada kedatangan pertama pasca-konflik, kami menyerahkan santunan kepada ahli waris korban kerusuhan.”
Adrianus menjelaskan, penyaluran ini merupakan tindak lanjut dari hasil kunjungan tim Kemensos pasca-konflik yang terjadi pada 21 Oktober 2024.
Saat itu, banyak pelajar di Desa Bugalima kehilangan seragam sekolah karena rumah-rumah mereka ikut terbakar dalam kerusuhan.
“Ini adalah kali kedua kami datang ke tempat ini. Pada kunjungan pertama, kami menyerahkan santunan kepada ahli waris korban. Saat kami hendak pergi, kami melihat sekelompok anak-anak yang ternyata tidak lagi memiliki pakaian seragam sekolah bermotif khas daerah,” ungkap Adrianus.
Pihaknya segera melaporkan kepada pimpinan untuk menindaklanjuti dengan pemberian bantuan seragam.
Bantuan ini, kata Adrianus, tidak hanya untuk mendukung kelangsungan pendidikan anak-anak, tetapi juga menjadi upaya melestarikan kearifan lokal setempat.
“Anak-anak adalah masa depan kita. Harapan kami, mereka bisa melupakan trauma, membuka lembaran baru, dan kembali semangat belajar untuk meraih cita-cita mereka,” ujar dia.
Lebih lanjut, ia mengajak pemerintah daerah dan masyarakat untuk terus menjaga dan merawat nilai-nilai kearifan lokal sebagai fondasi dalam membangun perdamaian.
“Kami di BSK BSN memiliki program untuk merawat kearifan lokal melalui kegiatan keserasian sosial. Jika ada sengketa batas desa misalnya, silakan ajukan ke kami. Kita bisa bantu bangun tugu batas desa sebagai solusi,” jelasnya.
Adrianus menambahkan, Kemensos siap memfasilitasi pengadaan sarana dan prasarana komunitas, seperti alat musik dan busana daerah, untuk mendukung kegiatan belajar dan pelestarian budaya di desa-desa.
“Kalau komunitas kekurangan alat musik atau pakaian adat, bisa ajukan ke kami. Ini semua demi menjaga semangat anak-anak dalam mengekspresikan diri dan mencintai budaya mereka,” tambah Adrianus.
Ia berharap agar hubungan kekeluargaan antarwarga dapat dipulihkan dan peristiwa serupa tidak kembali terjadi di masa mendatang.
“Semoga hubungan basudara terus terjalin baik, dan tidak terjadi lagi konflik serupa di kemudian hari,” pungkasnya.