Labuan Bajo, Ekorantt.com – Bidang Pengembangan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf serta Dewan Kepariwisataan Berkelanjutan Indonesia (ISTC) dan Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) mengadakan Focus Group Discussion (FGD) pengukuran Implementasi Pencapaian Standar Pariwisata Berkelanjutan di DSP Labuan Bajo.
Kegiatan tersebut berlangsung di Hotel Zasgo, Labuan Bajo selama empat hari, 8-11 November 2023.
FGD dilakukan sebagai upaya mendorong pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
Sesmenparekraf/Sestama Baparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani mengatakan, kegiatan ini merupakan langkah strategis yang perlu dilaksanakan dalam upaya mewujudkan Labuan Bajo sebagai DPSP yang berkelanjutan. Terlebih Labuan Bajo adalah destinasi yang memiliki potensi yang sangat besar baik dari segi kekayaan alam, budaya, dan ekonomi kreatif.
“Labuan Bajo telah ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas secara nasional. Sehingga Labuan Bajo harus memenuhi standar pariwisata berkelanjutan yang berlaku,” kata Giri Adnyani dalam sambutannya saat membuka kegiatan pada Rabu, 8 November 2023.
Giri Adnyani menjelaskan bahwa pengukuran indikator pariwisata berkelanjutan merupakan langkah kunci untuk menentukan dan mengevaluasi sejauh mana penerapan indikator-indikator pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo.
“Hasil pengukuran akan memberikan pandangan yang jelas tentang area-area yang memerlukan perbaikan dan perhatian khusus,” lanjutnya.
Pariwisata berkelanjutan merupakan konsep pembangunan kepariwisataan yang mengacu pada keberlangsungan keanekaragaman, keunikan, kekhasan budaya, dan kekayaan alam agar dapat terus dimanfaatkan hingga masa yang akan datang.
Plh. Ketua Dewan Kepariwisataan Berkelanjutan Indonesia (ISTC) yang juga merupakan Staf Ahli Bidang Pengembangan Berkelanjutan dan Konservasi, Kemenparekraf, Frans Teguh menjelaskan bahwa pariwisata berkelanjutan memperhitungkan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa depan, memenuhi kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan masyarakat setempat.
“Audit ini kami harapkan dapat menumbuhkan semangat yang konsisten dari para stakeholder untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan di Labuan Bajo,” jelasnya.
“Kami di Kemenparekraf mengemban misi yang sangat jelas, pariwisata kita harus menjadi pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan,” sambungnya.
Ia berpesan bahwa pariwisata di Labuan Bajo adalah pariwisata yang berkelanjutan dan pihaknya konsisten terhadap penerapan keberlanjutan lingkungan di Labuan Bajo.