Bajawa, Ekorantt.com – Kejaksaan Negeri (Kejari) Bajawa mengusut dua kasus dugaan korupsi proyek pekerjaan pasar rakyat di Kabupaten Ngada. Kedua pasar tersebut yakni Pasar Lengkosambi Timur di Kecamatan Riung dan Pasar Bajawa Utara.
“Pasar rakyat Lengkosambi sudah naik dari penyelidikan ke penyidikan dan juga sudah kita ekspos ke Kejati sehingga kita lagi fokus pada penyidikan,” kata Kepala Kejari Bajawa, Nurul Hidayat, melalui Kepala Seksi Tindak Pidana Khusus, Vidi Pradinata, di Bajawa pada Selasa, 30 September 2025.
Sementara pasar rakyat Bajawa Utara dalam tahap pengumpulan bahan dan data atau pulbaket, kata Vidi.
“Dua pasar ini dibangun pada tahun 2019 lalu dan dalam perencanaan yang sama,” terang dia.
Jaksa telah memeriksa Panitia Pelaksana Kegiatan (PPK), kuasa pengguna anggaran, konsultan perencana, penyedia, konsultan pengawas, dan kontraktor pelaksana.
“Pasar Lengkosambi Timur dikerjakan oleh CV Gasindo dan Pasar Bajawa Utara oleh CV Yordan,” ujar Vidi.
Sementara pagi anggaran pada kedua pekerjaan proyek ini senilai Rp1,3 miliar yang bersumber dari Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) Ngada.
Ketua GMNI Cabang Ngada, Bonevantura Goan mengingatkan penyidik agar transparan dalam upaya mengusut kasus dugaan korupsi itu.
“Penanganan kasus dugaan korupsi tidak boleh menjadi tontonan formalitas, melainkan harus benar-benar menyikap akar persoalan dan menyeret pihak-pihak yang bermain di balik proyek pasar rakyat,” kata Bonevantura.
Ia menegaskan pasar rakyat adalah jantung ekonomi masyarakat kecil. Jika pembangunan pasar justru dijadikan ladang korupsi, maka itu adalah bentuk pengkhianatan terhadap rakyat.
“Kami akan mengawal kasus ini sampai tuntas. Jangan biarkan pasar rakyat berubah menjadi monumen korupsi,” ujarnya
Jika Kejari Bajawa tidak serius, kata dia, maka GMNI Ngada akan berdiri paling depan melawan segala bentuk permainan kotor.
