Mengenal Iklim Kampus Unika Santu Paulus Ruteng lewat PKKMB

0

Ruteng, Ekorantt.com – Sebanyak 429 calon mahasiswa baru Fakultas Kesehatan Unika Santu Paulus Ruteng memadati Aula Misio di kampus tersebut pada Senin (22/8/2022).

Mereka mengenakan celana tisu hitam, berkemeja putih berdasi, dan berspatu pantofel.

Calon mahasiswa baru ini sedang mengikuti kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) Tahun Akademik 2022/2023 bertajuk ‘Wujudkan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang Berkarakter, Unggul, Adaptif, dan Peduli pada Era Revolusi Industri 4.0’.

Dekan Fakultas Kesehatan Unika Santu Paulus Ruteng, Pater David Djerubu, dalam sambutannya mengemukakan, PKKMB berjalan dengan baik jika menyimak materinya dengan baik pula.

“Kekerasan verbal tidak boleh terjadi dalam PKKMB. Saya minta kepada peserta untuk mendengarkan, memperhatikan, dan melaksanakan dengan baik,” imbuhnya.

Sementara Ketua Panitia PKKMB, Yohanes Jakri mengatakan, kegiatan tersebut sangat penting bagi mahasiswa baru sebagai awal pengenalan kampus.

“Kegiatan ini memberikan gambaran kepada mereka tentang iklim perguruan tinggi yang sesungguhnya. Begitu juga dengan disiplin dan tanggung jawab, nanti hal-hal yang mereka peroleh akan menjalankan pada saat mereka menjadi mahasiswa,” jelasnya.

Alumni PMKRI Surabaya itu juga mengatakan, kegiatan berlangsung selama 2 hari, yakni 22-24 Agustus 2022 dan diikuti oleh dua program studi yaitu Kebidanan dan Keperawatan.

“Keperawatan berjumlah 299 orang dan Kebidanan berjumlah 130 orang, jadi jumlah seluruh mahasiswa baru Fakultas Kesehatan adalah 429 orang,” terangnya.

“Target capaian yang harus mahasiswa baru dapat setelah kegiatan ini adalah mereka mengenal iklim kampus dan mengenal proses perkuliahan sebagai awal mereka menjadi mahasiswa. Sehingga lanjutnya nanti pada saat proses perkuliahan dengan pengenalan-pengenalan sederhana, tapi bermanfaat,” katanya.

“Nanti mereka tidak terlalu merasa sulit untuk berkembang karena di awal ini sudah dibekali dengan pengetahuan umum yang harus mereka dapatkan,” sambung Jakri sambil berharap proses kegiatan dapat berjalan dengan baik sampai selesai.

Sentil Usaha Laundry Nazif di Kota Uneng Maumere

0

Maumere, Ekorantt.com – Bisnis jasa Laundry Nazif di Kota Uneng, Maumere, Kabupaten Sikka semakin dikenal masyarakat hingga pada akhir pekan mendapat banyak layanan.

Hal ini diakui Muhammad Ali, pemilik Laundry Nazif yang berlokasi di Kota Uneng, kala Ekora NTT menyambangi kediamannya pada Selasa (16/8/2022).

Ali bersyukur ketika Ekora NTT menemuinya dan menyentil soal bisnis jasa laundry-nya. Ia bilang, jasa laundry sudah perlahan jadi usaha yang menjanjikan.

“Normalnya setiap hari pesanan berkisar 40-50 kiloan. Tetapi jika akhir pekan naik 25 persen sehingga mencapai 60-70 kilo,” ujarnya.

Naiknya pesanan, akui ayah satu orang anak ini, karena customer kebanyakan orang pekerja kantoran maupun swasta yang mempersiapkan pakaiannya untuk awal pekan.

Laundry Kiloan Nazif di Kota Uneng Maumere-Yuven Fernandez-Ekora NTT

Dijelaskannya, bisnis usaha laundry kiloan merupakan jasa pencucian pakaian yang nilai jasanya dihitung berdasarkan berat cucian dalam kilogram.

“Tarif yang ditetapkan untuk cuci komplit sebesar Rp8.000 per kilo, sedangkan cuci kering Rp6.000,” ungkapnya.

Usaha laundry ini, lanjutnya, mempekerjakan 7 karyawan dengan melayani cuci pakaian komplit berupa cuci dan seterika, cuci kering, dan cuci basah. Selain itu, pihaknya juga melayani cuci tas, spring bed, sofa, karpet, sepatu, sprai, dan boneka.

Menyinggung tips agar pelanggan awet, Sarjana Hukum Islam jebolan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya mengatakan kepuasan pelanggan harus nomor satu.

“Tumpukan pakaian dari berbagai pelanggan harus diselesaikan sesuai jadwal atau waktu yang diminta pelanggan,” tegasnya.

Ali bilang, ketatnya persaingan karena bisnis usaha laundry mulai menjamur di kota Maumere menuntut dirinya untuk menerapkan cara kerja kreatif.

“Layanan delivery dengan sistem jemput bola dan layanan paket bulanan berupa kuota 50 kg cuci komplit masa 1 bulan cukup dibayar Rp350.000. Itu yang diterapkan selama ini,” pungkas Ali.

Ketika ditanya tentang pemasukan dari usahanya, Muhammad dengan nada merendah mengatakan hanya untuk menopang ekonomi keluarga dan gaji karyawan.

“Karena ini usaha jasa jadi pemasukan tiap hari dan tiap bulan tidak menentu. Tapi lumayan,” katanya.

Salah satu pelanggan yang telah menggunakan jasa Laundry Nazif sejak tahun 2016, Netty da Lopez mengemukakan keunggulan dari Laundry Nazif adalah bersih dan tepat waktu.

“Saya biasa laundry kain sprai dan gorden dan cucinya bersih dan tepat waktu pengambilan. Dan yang lebih bagus lagi disemprot dengan pewangi pakaian. Pelayanan bagus sekali,” ujar Pekerja swasta ini.

Sementara Kadis Perindag dan UMKM Kabupaten Sikka Yosef Benyamin kepada Ekora NTT mengatakan, bisnis laundry sudah menjadi salah satu usaha jasa yang sungguh menjanjikan, apalagi di kota Maumere saat ini.

“Para pengelola bisnis laundry harus menginformasikan pelayanan seperti apa kepada masyarakat umum sehingga tidak hanya menjangkau pelanggan golongan menengah ke atas,” saran Kadis Yos.

Ia berharap pihak pengelola laundry menjalin kerja sama dengan pengelola hotel sehingga tidak hanya menawarkan jasa untuk pelanggan tapi juga untuk tamu hotel.

Untuk diketahui, Laundry Nazif ini mulai beroperasi sejak tahun 2015 atau 7 tahun silam dan berlokasi di Jalan Don Juang, Kota Uneng Maumere.

“Saya buka usaha ini mulanya hanya mau membantu orang yang sibuk kerja dan tidak punya waktu untuk mencuci pakaiannya,” tutupnya.

Warga Desak Pemkab Ende Perintahkan PT SGI Perbaiki Jalan Saga-Sokoria

0

Ende, Ekorantt.com – Warga Sokoria, Kecamatan Ndona Timur mendesak Pemerintah Kabupaten Ende untuk memerintahkan PT Sokoria Geotermal Indonesia memperbaiki akses jalan Saga-Sokoria. Hingga saat ini, warga mengaku menderita karena akses jalan tersebut rusak parah.

Jalan rusak berupa onggokan batu dan kerikil itu terutama dari Saga hingga Desa Sokoria dan sekitarnya.

Padahal, di daerah itu terdapat PLTP Sokoria yang dikelola oleh PT Sokoria Geothermal Indonesia (SGI) dengan Sub Pengelola PT Orka.

Arkadius Soba, Mantan Kepala Desa Sokoria yang ditemui Ekora NTT di kampung Detuboti, Minggu (20/8/2022) mengaku kesal karena janji pihak manajemen SGI hingga kini belum ditepati.

Dia mengatakan, pada tahap awal sosialisasi ada perjanjian antara SGI dengan Pemkab Ende jika setelah eksplorasi pihak manajemen memperbaiki jalan di wilayah itu dengan pekerjaan hotmix.

“Janjinya begitu. Mereka mau hotmix jalan. Sekarang sudah beroperasi tapi belum ada realisasi,” ujar Archadius.

Salah satu titik ruas jalan Saga-Sokoria tampak rusak berat (Foto: Ansel Kaise/Ekora NTT)

Pengeluhan masyarakat juga telah disampaikan kepada Bupati Ende Djafar Achmad saat melakukan kunjungan kerja di wilayah Ndona Timur beberapa bulan lalu.

“Soal kondisi jalan, kami sudah minta ke Pak Bupati saat ada kunjungan ke kampung kami. Kita berharap pemerintah kabupaten dan DPRD bisa memberi tekanan ke pihak SGI agar segera memperbaiki jalan,” tegas Archadius.

Terpisah Kepala Suku Kabagana-Sokoria, Rofinus Pasa Bata juga mengeluhkan hal sama.

Rofinus bilang, warga Sokoria dan Ndona Timur pada umumnya benar-benar merasa tidak disentuh pembangunan akses jalan yang memadai.

Dia menjelaskan saat pelaksanaan pekerjaan, puluhan alat berat melintas di jalan tersebut. Akibatnya banyak titik jalan rusak dan harus segera diperbaiki.

“Listrik dari wilayah ini untuk kepentingan Kabupaten Ende tapi kenapa kami menderita dengan jalan rusak parah begini. Mata mereka di mana, tolonglah kami Pak Bupati dan Ketua DPRD,” ungkap Rofinus.

Rayakan HUT Kemerdekaan, Pastor Paroki Spiritu Santo Uji Kecakapan Umum OMK

0

Maumere, Ekorantt.com – Pastor Paroki Spiritu Santo Misir, Keuskupan Maumere, RD. Deodatus Duu menguji kecakapan pengetahuan umum Orang Muda Katolik (OMK) lingkungan St. Aloysius Misir Barat.

Ujian sederhana ini mengenai pengetahuan umum tentang tema HUT RI Ke-77 dan aneka pengetahuan umum lainnya pada Minggu (20/8/2022) di wilayah RT 004 di wilayah RT 04 samping Candraditya-Maumere.

Romo Datus meminta anak-anak untuk menyebut tema HUT RI ke-77 “Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat”.

Sementara itu, dalam sambutannya, Romo Datus mengapresiasi inisiatif dan kreativitas yang ditumbuhkan dan dihidupkan oleh OMK St. Aloysius Misir Barat di lingkungannya.

Ia juga menyinggung bahwa apa yang dilakukan OMK sudah perlahan menjawab persoalan yang telah digumuli pada saat Sinode Tingkat Paroki Spiritu Santo Misir beberapa waktu lalu.

Romo juga menyampaikan terima kasih kepada para orang tua di lingkungan Santo Aloysius yang dengan kesadaran serta caranya masing-masing telah mendukung dan mendorong tumbuh-kembang anak melalui kegiatan kegiatan positif.

“Pada zaman yang terbuka dengan dampak perkembangan teknologi, anak muda harus memfilterisasi supaya menghindari diri dari godaan yang dapat menghambat karakter dan memperburuk citra diri serta nama baik keluarga,” ungkapnya lagi.

Diketahui, dalam kegiatan ini, OMK St. Aloysius mengisi peringatan HUT RI ke-77 dengan menyelenggarakan berbagai macam perlombaan.

Ada lomba membaca karangan dan puisi yang bertema kemerdekaan, lomba makan kerupuk, gigit sendok yang diikuti anak-anak. ada juga lomba balap karung, tarik tambang ibu-ibu dan bapak-bapak, dan futsal daster untuk dewasa pria.

Melchias Mekeng Bedah Lebih Dari 100 Rumah di Flores dan Lembata

0

Maumere, Ekorantt.com – Sejak bergulir pada Mei 2022 lalu, program Mekeng Bedah Rumah telah membantu perbaikan lebih dari 100 rumah di tiga kabupaten yaitu Sikka, Flores Timur, dan Lembata.

Program besutan anggota DPR RI, Melchias M. Mekeng ini bekerja sama dengan BNI, Bank Mandiri, BRI, BCA dan Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih SCTV & Indosiar.

Salah satu penerima manfaat program itu, Wilhelmina Pilomena berterima kasih kepada Melchias Markus Mekeng karena telah membedah rumah miliknya di Kelurahan Kota baru, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka.

Sebelum dibedah, kondisi rumah Pilomena dengan dinding rapuh itu sangat memprihatinkan. Namun, kondisinya sudah nyaman setelah dibedah.

Sementara itu, anggota DPR RI, Melchias M. Mekeng menegaskan bahwa program Mekeng Bedah Rumah dilakukan untuk membantu masyarakat kurang mampu untuk dapat memiliki rumah layak.

“Setiap kabupaten akan mendapatkan jatah 25 unit rumah dengan dana yang diberikan maksimal senilai Rp25 juta per unit,” kata Melchias Mekeng dalam keterangan pers pada pertengahan Mei lalu

Lebih lanjut, Melchias Mekeng menerangkan, Program Bedah Rumah lahir karena masih ada rumah masyarakat yang belum layak huni. Hal tersebut didapati Mekeng saat berkeliling ke beberapa kabupaten di Dapilnya.

“Selama saya berkeliling di Dapil, saya masih ada banyak sekali rumah-rumah masyarakat kita di kabupaten-kabupaten ini yang boleh dianggap sudah tidak layak, sehingga saya memprioritaskan Program Bedah Rumah ini selama saya menjabat,” kata Melchias Mekeng.

Ia mengaku, tidak mungkin dirinya mampu menyelesaikan semua masalah perumahan. Namun, Mekeng mendorong agar orang lain pun bisa melakukan hal-hal yang sama.

“Ini merupakan bentuk keprihatinan saya dan juga Partai Golkar untuk bisa berbagi dalam panggilan kemanusiaan. Ini juga merupakan karya besar Partai Golkar juga,” tutup Melchias Mekeng.

Pesona Rawa Waibajar di Kecamatan Nubatukan, Lembata

0

Lewoleba, Ekorantt.com – Pesona rawa Waibajar, Pantai Riangdua, Desa Bour, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata, semakin ramai dikunjungi masyarakat.

Lanskap pemandangan alamnya yang eksotis berpadu bentangan pasir yang memanjang di ruas tengah antara pantai dan rawa, membuat area pasir putih layaknya sebuah jalan di tengah laut.

Polikarpus Bala, Warga Desa Bour, mengatakan biasanya orang mengadakan piknik bersama di wilayah tersebut.

“Iya, ini laut dan rawa. Cuma rawa ini tercampur dengan air tawar. Piknik di sekitaran rawa ini bisa saja. Kalau yang kering di tengah agak sulit,” ujarnya kepada Ekora NTT, Jumat (19/8/2022).

Polikarpus mengatakan lokasi tersebut lebih cocok dijadikan spot foto dengan bidikan yang bervariasi.

“Sejauh ini jarang dikunjungi. Jadi sejak saya buat program penyu di Riang Dua, saya sering ambil gambar untuk promosi. Bisa buat lokasi atau spot foto (di sini) karena bagi saya tempat ini sangat indah,” tuturnya.

Walau cukup indah, Polikarpus mengingatkan bahwa lokasi yang memiliki rawa sering ditemui buaya.

“Rawa ini kadang ada buaya juga, jadi kalau jalan saat air laut surut baru bisa,” imbuhnya.

Selain eksotisnya Pantai Riang Dua dan Rawa Waibajar, juga ada pelepasan tukik atau anak penyu di daerah tersebut.

“Yang menarik adalah pengunjung dapat bertamasya dua hingga tiga lokasi sekaligus,” tutup Polikarpus.

Pintu Air Cabang Kupang Kantongi SHU 3,740 Miliar Lebih

Kupang, Ekorantt.com – KSP Kopdit Pintu Air Cabang Kupang mengantongi Sisa Hasil Usaha (SHU) atau balas jasa anggota Pintu Air Cabang Kupang mencapai 3,740 miliar.

Capaian yang sangat menggembirakan ini disampaikan saat Pintu Air Cabang Kupang menggelar rapat evaluasi rutin pada minggu ketiga dalam bulan yang dipimpin langsung Ketua Pdt. Yohanes Jaru, dan Wakil Ketua Aloysius Kami.

Rapat evaluasi ini berlangsung di Kantor Pintu Air Cabang Kupang, Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Kelapa Lima, kota Kupang, Sabtu (20/08/2022).

Menurut Yohanes, capaian SHU periode ini lebih baik bila dibandingkan periode yang sama pada tahun 2021 silam.

Meski diterpa gelombang Covid-19 yang belum pasti kapan berakhirnya, namun berkat kerja keras dan kerja cerdas semua komponen dapat memperlihatkan hasil yang baik.

Berbagai hal menjadi sorotan dalam rapat tersebut, mulai dari perekrutan anggota, penyaluran pinjaman, pendampingan/penguatan kelompok dan penanganan pinjaman lalai hingga upaya mengatasi keluhan anggota.

Jumlah anggota mencapai 12.001 orang, angka pertumbuhan terus bertambah.

“Produk serta layanan yang baik tentu manjadi faktor pemicu bagi masyarakat untuk memilih bergabung dengan KSP Kopdit Pintu Air,” jelas Yohanes.

Yohanes bilang, simpanan saham sampai dengan pertengahan bulan Agustus mencapai 43.001.422.557,3 rupiah; sedangkan simpanan non saham 64.318.384.494 rupiah.

Selain kerja-kerja untuk memobilisasi simpanan anggota dalam rangka membudayakan gerakan menabung, Pintu Air Cabang Kupang juga menyalurkan kredit kepada anggota sebesar 61.368.443.500 rupiah.

Ini merupakan sebuah angka yang sangat fantastis untuk menggerakkan sektor UKM bagi anggota.

“Dengan sejumlah prestasi yang telah di uraikan di atas, total aset yang dimiliki mencapai 149.458.266.709,6 rupiah,” kata Yohanes lebih jauh.

Untuk diketahui Pintu Air Cabang Kupang memiliki 23 kelompok dampingan dengan lima anak cabang yaitu Soe, Rote, Sabu, Oesao, dan Sidoarjo.

Program ‘Mekeng Bedah Rumah’ Bantu Masyarakat Miliki Rumah Layak Huni

0

Maumere, Ekorantt.com – Anggota DPR RI, Melchias M. Mekeng memiliki kepedulian dan terus berjuang untuk kesejahteraan masyarakat kecil. Melalui program bantuan Mekeng Bedah Rumah, politisi Partai Golkar ini membantu masyarakat kurang mampu untuk dapat memiliki rumah layak.

Saat mulai berjalan sejak Mei 2022 lalu, program ini telah menyasar dan menyebar di hampir semua kecamatan di Kabupaten Sikka.

Bekerja sama dengan BNI, Bank Mandiri, BRI, BCA dan Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih SCTV & Indosiar, Mekeng Bedah Rumah telah membedah lebih dari 100 rumah di tiga kabupaten yaitu Sikka, Flores Timur, dan Lembata.

“Setelah sebelumnya fokus sumbangsih saya pada Sektor infrastruktur yaitu listrik, air, dan jalan termasuk bantuan dan dukungan nyata kepada PT.Sarana Multi Infrastruktur (Persero) untuk perbaikan beberapa ruas jalan di Kabupaten Sikka dan Kabupaten Lembata, maka saat ini melalui program Mekeng Bedah Rumah, harapan dan cita-cita saya agar masyarakat kurang mampu memiliki sebuah hunian rumah yang layak huni,” ujar Melchias Mekeng dalam rilis yang diterima Ekora NTT, Minggu, 21 Agustus 2022.

Melchias Mekeng yang juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar pun berkomitmen untuk berjuang dan menunjukkan kerja nyata bagi masyarakat.

“Dengan adanya program ini, saya berharap pihak-pihak lain ikut membantu masyarakat kurang mampu untuk dapat memiliki rumah layak huni,” tutupnya.

Makna Kemerdekaan: Bukan Sekadar Tampil Busana Adat, Harus Memperhatikan Hak-hak Suku

0

Mbay, Ekorantt.com – Indonesia sudah memasuki usia 77 tahun kemerdekaan sebagai negara yang sah di muka bumi. Merdeka dari penjajahan negara lain yang dilakukan secara beradab-abad.

Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia ditandai dengan pembacaan naskah proklamasi pertama kali oleh Ir Soekarno sebagai Presiden pertama Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Sehingga kemerdekaan bukan sekadar perayaan tetapi menjadi suatu momentum yang tepat untuk mendalami kembali makna di balik kemerdekaan.

Belakangan, tampilan perayaan memperingati kemerdekaan RI pada era Presiden Ir Joko Widodo diwarnai dengan kekhasan bangsa. Busana adat masing-masing daerah dipertunjukkan baik di Istana maupun pada upacara di setiap daerah di pelosok Tanah Air.

Tokoh muda dari Komunitas Adat Suku Lape, Kabupaten Nagekeo, NTT Petrus Nunu Ruto mengkritisi pemerintah yang enggan memperhatikan hak-hak adat dalam setiap kebijakan. Komunitas adat rentan menjadi korban pembangunan yang mengendepankan kepentingan kapitalis.

Semacam kamuflase budaya pada setiap kali perayaan kemerdekaan. Perbuatan mengangkat budaya benar tapi perlakuan kepentingan masyarakat adat yang keliru, kata Petrus.

“Mengenakan pakaian adat pada HUT RI, tapi realisasi atau keberpihakan terhadap masyarakat adat lemah. Hak-hak adat diabaikan,” kata Petrus di Mbay, Jumat siang.

Makna kemerdekaan, bagi Petrus, tidak hanya sekadar memamerkan busana adat, dan tarian daerah pada setiap kali upacara memperingati HUT RI. Melainkan, negara harus mampu mengakomodir kepentingan-kepentingan komunitas adat yang menjadi kekuasaan.

Ia berkata, kehadiran negara Indonesia karena adanya bangsa-bangsa kecil (suku) yang ada di setiap wilayah atau pulau. Pemerintah Indonesia, mestinya menjadikan itu sebagai kekuatan dan kekayaan bangsa terhadap ancaman kemajuan teknologi.

“Saya mau sampaikan bahwa kekuatan komunitas adat (suku) itu pada ulayat atau teritorial wilayah kekuasaan. Seberapa luas wilayah itu akan menjadikan sejauh mana pengaruh suku terhadap anggota-anggota di dalamnya,” katanya.

“Jadi, makna kemerdekaan itu bukan simbol-simbol yang dipertunjukkan tetapi bagaimana perlakuan negara terhadap komunitas adat atau suku-suku,” ujar Petrus menambahkan.

Tokoh muda dari Komunitas Adat Suku Lape, Nagekeo NTT (Foto: dokumentasi pribadi/HO)

Alumni PMKRI Ende memaknai kemerdekaan ini berangkat dari fakta yang mana negara acap kali mengabaikan kepentingan komunitas adat, dibandingan para konglomerat atau kapitalis.

Pemerintah menggunakan alat negara (aparat) menindas dan mendiskriminasi masyarakat adat di setiap pelosok negara pada setiap kali pembangunan. Sebaliknya, pemerintah seharusnya melindungi dan mengayomi masyarakat adat yang menjadi kekuatan negara dari daerah.

“Negara lupa atas perjuangan suku atau komunitas adat. Suku hadir menyokong negara ketika suku-suku bersepakat menjadi bangsa Indonesia. Bahwa sebelum negara ini ada, peran bangsa-bangsa kecil atau suku-suku yang menjadi bagian dari bangsa Indonesia. Nah, itu mestinya lebih dimaknai oleh negara karena mereka itulah adalah jati diri bangsa Indonesia ketika berdiri,” kata Petrus.

Oleh karena itu, ia berharap pemerintah perlu merefleksi momen kemerdekaan terhadap keutuhan negara yang berdasarkan adat, budaya serta kearifan lokal yang terkandung di dalamnya.

“Bangsa Indonesia hadir karena adanya bangsa-bangsa kecil. Itu yang harus menjadi makna untuk direfleksikan,” ujar dia menandaskan.

Workshop IKM di Mauponggo: Pembelajaran Diferensiasi Harus Dipahami oleh Guru

0

Mbay, Ekorantt.com – Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) tentang kebijakan pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar (KMB) pada setiap satuan pendidikan mulai diterapkan.

Kurikulum tersebut lebih menekan pada pembelajaran diferensiasi yang mana lebih mengedepankan pemenuhan kebutuhan belajar siswa.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan siswa.

Rufina Toda, Pengawas Sekolah Gugus V Mauponggo, Kabupaten Nagekeo mengatakan penerapan kurikulum merdeka belajar tidak jauh berbeda dengan kurikulum 2013 (K-13).

“Ada banyak hal yang sama, ada berubah nama. Hanya penekanan dalam kurikulum merdeka belajar ialah pembelajaran diferensiasi,” ujar Rufina pada sela-sela Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) yang berbasis gugus di Mauponggo, Jumat siang.

Ia menerangkan setiap siswa memiliki potensi, minat, bakat dan karakter yang berbeda dan tentunya memerlukan perlakuan yang berbeda untuk memenuhi kebutuhannya.

Tugas pendidik hanya sebagai fasilitator dalam menuntun berkembangnya potensi siswa sesuai dengan kebutuhannya.

“Kurikulum merdeka belajar juga mengarah pada karakter siswa tapi ada juga penguatan Pancasila. Dulu ada intrakurikuler dan ekstrakurikuler, sekarang ada kokurikuler. Itu punya kelebihan dengan materi P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila),” kata dia.

Rufina menambahkan workshop tersebut sebagai bentuk penguatan sumber daya para guru untuk merancang pembelajaran kurikulum merdeka.

Guru harus memahami capaian pembelajaran, membuat tujuan pembelajaran, dan alur tujuan pembelajaran, termasuk modulnya.

“Isi materi ialah tentang kurikulum merdeka mulai dari pola pikir yang berkembang dan budaya positif yang kemudian masuk ke kebijakan kurikulum merdeka belajar,” kata dia.

Ia menyebut kegiatan workshop yang diikuti lima sekolah di Gugus V Mauponggo diisi sejumlah materi diantaranya; Materi Budaya Positif, Growth Mindset, dan Rapor Mutu yang dibawa oleh dia sendiri.

Kemudian ada materi Kebijakan IKM oleh Petrus Bio (Pengawas), materi Instrumen Akreditasi Satuan Pendidikan oleh Petrus Djogo (Pengawas).

Materi lainnya ialah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan oleh Kepala SDK Sawu Kletus Kota, Analisis Capaian Pembelajaran dan Penyusunan Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan Pembelajaran oleh Maria Yulita Bernadeta Bheni (Guru SDK Wolokoli).

Ada juga materi tentang Platform Merdeka Mengajar oleh Alexius Wae (Guru SDN Obooja), Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila oleh Siti Nur Asfur (Guru Penggerak) dan materi Pembelajaran Berdiferensiasi yang dibawakan oleh Tridianus Gago (Guru SDK Doki).