Pendamping PKH di Ngada Terima Bantuan Kendaraan Operasional

0

Bajawa, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Ngada melalui Dinas Sosial melakukan pengadaan kendaraan roda dua untuk membantu para pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan kendaraan untuk Dinas Sosial.

Kepala Dinas Sosial Yohanes Vianey Siwe mengatakan kendaraan tersebut untuk membantu kelancaran kegiatan verifikasi dan validasi basis data terpadu kesejateraan sosial yang dilakukan oleh para pendamping sosial.

Yohanes menyebut, anggaran pengadaan kendaraan roda dua tersebut dialokasikan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) II, Daftar Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) Dinas Sosial tahun 2021 sebesar 1 miliar lebih.

Ia merincikan 12 unit kendaraan roda dua diberikan kepada TKSK, 26 unit untuk pendamping PKH dan 4 unit untuk Dinas Sosial.

Puluhan kendaraan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Bupati Andreas Paru dan Wakil Bupati Raymundus Bena pada Jumat (22/04/2022) di Bajawa.

Bupati Andreas meminta para penerima kendaraan untuk merawat kendaraan tersebut secara baik.

“Saya minta kendaraan ini dirawat secara baik, karena ini kita menggunakan keuangan daerah dalam kondisi terbatas. Tiga bulan wajib dicek agar usia kendaraan ini panjang,” ujarnya berpesan.

Andreas berharap dengan bantuan kendaraan tersebut dapat membantu percepatan pelayanan kepada masyarakat.

Kominfo Dorong Kaum Muda Sikka Manfaatkan Momentum Digitalisasi

0

Maumere, Ekorantt.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika RI berupaya mendorong program Analog Switch Off (ASO) menjadi momentum lahirnya lapangan kerja baru.

Staf Khusus Kementerian Kominfo Bidang Komunikasi Politik, Philip Gobang mengimbau masyarakat Indonesia, lebih spesifik kaum muda untuk mengambil bagian dalam suksesi ASO.

Misalnya, menjadi konten kreator dengan menghasilkan berbagai program yang edukatif, kreatif, dan variatif untuk menyemarakkan industri penyiaran dalam negeri.

“Hal unik dari migrasi TV Digital adalah memberikan peluang bagi anak muda untuk menjadi konten kreator. Migrasi TV Digital juga menyerap tenaga kerja kreatif. Akan ada banyak channel TV digital dengan konten yang makin beragam, termasuk dari siaran tv digital lokal,” tutur Philip Gobang dalam Webinar Hybrid Pertunjukan Rakyat Dengan tema “SIAP TV DIGITAL, Menuju Indonesia Terkoneksi, Semakin Digital Semakin Maju” pada Kamis (21/4/2022) di Hotel Sylvia, Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Selain membuka kemungkinan akan lapangan pekerjaan baru bagi anak muda, Stafsus Philip juga mengatakan migrasi siaran TV analog ke digital memiliki banyak manfaat, seperti meningkatnya kualitas penyiaran, penggunaan spektrum frekuensi 700 MHz menjadi Jauh lebih efisien, menumbuhkan industri konten, dan lain sebagainya.

“Melalui siaran TV Digital kualitas gambar bersih/sangat jelas, suara jernih, dan teknologi canggih. Akan ada banyak program siaran tv digital yang lebih berkualitas dan bermanfaat bagi masyarakat,” pungkas kata Gobang.

“Migrasi ke TV Digital akan mendorong keberagaman konten yang berpotensi memunculkan konten-konten edukatif, kreatif, dan variatif dari industri penyiaran dalam negeri. Selain, Efisiensi penggunaan spektrum frekuensi 700 MHz, dan Menumbuhkan industri konten,” tambahnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gobang juga mengamplifikasi lima arahan Presiden Joko Widodo terkait percepatan transformasi digital nasional.

Pada Agustus 2020 yang lalu, Presiden Bapak Joko Widodo telah memberikan terkait arahan lima langkah transformasi digital.

Pertama, segeralah lakukan kecepatan perluasan akses dan peningkatan digital dan penyediaan layanan internet 12.500 desa serta titik-titik layanan publik.

Kedua, mempersiapkan peta jalan transformasi digital di sektor-sektor strategis, baik di sektor pemerintahan, layanan publik, sosial, pendidikan, kesehatan, perdagangan, industri, maupun penyiaran.

Ketiga, mempercepat integrasi Pusat Data Nasional.

Keempat, menyiapkan regulasi, skema pendanaan, dan pembiayaan transformasi digital secepat-cepatnya. Kelima, menyiapkan kebutuhan SDM talenta digital.

Stafsus Menkominfo tersebut juga memberikan aksentuasi, pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa transformasi digital merupakan solusi tepat dan strategis untuk membawa Indonesia menuju masa depan.

“Presiden Joko Widodo (beberapa waktu lalu, red.) mengatakan bahwa transformasi digital merupakan solusi tepat dan strategis untuk membawa Indonesia menuju masa depan,” ujarnya.

“Namun transformasi tersebut harus mewujudkan kedaulatan dan kemandirian digital yang menjadi basic dalam pelaksanaan transformasi digital di Indonesia,” pungkasnya

Didaulat Jadi Kartini Muda SMP Negeri Werang-Waiblama, Ini Cita-cita Anjelina Nian

Maumere, Ekorantt.com – Anjelina Nian (15) siswi kelas IX A SMP Negeri Werang (Spenrang), Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka bertepatan dengan Hari Kartini (Kamis 21/4/2022) didaulat menjadi Kartini Muda 2022.

Gelar tersebut berangkat dari Enjel yang menunjukkan bakat yang luar biasa dalam membimbing teman-teman sejak masuk pertama di SMP Negeri Werang.

Setiap tantangan yang diberikan oleh bapak dan ibu guru tidak pernah dihindari oleh Enjel.

Yang lebih membanggakan lagi, Enjel dengan teman-teman membantu teman yang mengalami kesulitan baik dalam kegiatan belajar maupun dalam pergaulan.

Semua yang dilakukan Enjel secara diam- diam mencuri perhatian para guru dan pegawai di SMP Negeri Werang.

Pada Peringatan Hari Kartini 2022 di tingkat sekolah, buah kasih pasutri Markus Maju dan Yuvita Nole didaulat menjadi Kartini Muda SMP Negeri Werang 2022.

Kepala SMP Negeri Werang Skolastika Modes menjelaskan, pada Perayaan Hari Kartini tahun 2022 yang dilaksanakan di tingkat sekolah, dewan guru dan pegawai SMP Negeri Werang memilih dan menetapkan Anjelina Nian menjadi Kartini Muda Spenrang 2022 berdasarkan penilaian selama ini.

“Kegiatan ini baru pertama kali dilaksanakan dan akan menjadi kegiatan rutin setiap tahun,” tegas Modesta kepada Ekora NTT, Kamis (21/4/2022).

Kepsek Modesta menilai Enjel adalah siswi yang aktif dalam kegiatan OSIS dan sering dipercayakan untuk memandu berbagai acara baik itu kegiatan di sekolah, gereja maupun kegiatan di masyarakat.

“Sejak duduk di bangku kelas VIII Enjel mulai mengembangkan bakat dan minat di bidang Tata Boga. Di saat banyak jajan instan yang beredar di masyarakat ia memilih membuat sendiri berbagai jenis kue tradisional yang dititipkan di kantin sekolah,” ujar Modesta.

Menurut pengakuan orang tua Enjel, Markus Maju dan Yuvita Nole, semua yang dilakukan Enjel sifatnya mandiri tanpa bantuan dan campur tangan dari orang tua.

“Sebagai orang tua kami hanya mendukung usaha anak. Kami tidak pernah memaksa atau pun melarang sejauh kegiatan itu positif dan tidak mengganggu kegiatan sekolah,” kata Yuvita.

Sementara Enjel menuturkan, ia membuat kue dan menjualnya bukan untuk membantu orang tua tetapi hanya sekedar menyalurkan hobinya.

Lebih lanjut, kata Enjel, karena setiap kali mendapat resep baru baik melalui pelajaran Mulok dan Prakarya ataupun Internet selalu merasa ditantang untuk memasak.

“Uang yang saya peroleh dari jualan sedikit demi sedikit saya tabung sehingga kelak bisa mewujudkan cita-cita memilih jurusan Tata Boga dan bermimpi memiliki usaha kuliner sendiri,” tutupnya.

Bupati Ngada Pimpin Apel Pasukan Operasi Ketupat Turangga 2022

0

Bajawa, Ekorantt.com – Bupati Ngada, Andreas Paru memimpin Apel Gelar Pasukan Operasi Ketupat Turangga menjelang perayaan keagamaan Hari Raya Idul Fitri 1443 H tahun 2022.

Apel yang diikuti tim gabungan dari Polres, TNI, Satuan Polisi Pamong Praja dan dinas terkait digelar di Lapangan Apel Polres Ngada, Jumat (22/04/2022).

Hadir dalam acara itu, Kapolres Ngada AKBP Abilio Dos Santos, Dandim 1625 Ngada Letkol Inf. Ferdinand, Pejabat Utama Polres Ngada serta tamu undangan lainnya.

Amanat Kapolri Sigit Prabowo yang dibacakan Bupati Andreas lebih menekankan pada sistem pelayanan keamanan yang profesional dan humanis.

Para personil juga diharapkan agar selalu menjaga stamina dan kesehatan mental beserta fisik selama perjalanan operasi.

“Niatkan setiap pelaksanaan tugas sebagai ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa,” pesannya.

Melalui Bupati Andreas, Kapolri berpesan agar personil selalu melakukan deteksi dini terhadap dinamika dan fenomena yang berkembang sehingga dapat melakukan langkah-langkah pencegahan yang prediktif.

Gelar pasukan pada pos-pos pengamanan serta di titik-titik rawan kriminalitas, titik-titik kemacetan dan kecelakaan lalu lintas, sehingga mampu bertindak cepat dan tepat dalam melakukan tindakan kepolisian guna menjamin masyarakat aman dan sehat.

“Laksanakan pengamanan secara profesional dan humanis, berikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dimanapun dan kapanpun,” pesan Kapolri Sigit.

“Lakukan koordinasi dan kerjasama dengan Satgas Covid-19 untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi terjadinya lonjakan mobilitas masyarakat saat libur Idul Fitri 1443 H/2022,” kata Kapolri.

“Satgas pangan agar betul-betul memainkan peran untuk membantu pemerintah dalam menjamin ketersediaan bahan-bahan pokok dan pengendalian harga,” tambahnya menandaskan.

Dandim 1625 Ngada Letkol Inf. Ferdinand menyatakan TNI juga turut mendukung dan membantu Polres Ngada dan siap selama 24 jam dalam pengamanan baik sebelum dan sesudah perayaan hari raya Idul Fitri 2022 di wilayah Kabupaten Ngada.

Karena banyak institusi dan lembaga mendukung kerja-kerja polisi, Kapolres Abilio mengucapkan limpah terima kepada segenap stakeholder. Ia berharap agar perayaan Idul Fitri kali ini berjalan baik sesuai yang diharapkan masyarakat.

Kasus Kekerasan terhadap Perempuan, Ini Kata Kartini Muda di Flotim

0

Larantuka, Ekorantt.com – Kasus kekerasan terhadap perempuan kian melonjak sepanjang Januari-Maret 2022.

Berdasarkan data yang diterima Ekora NTT dari Reskrim Polres Flores Timur, terdapat 6 Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Menurut data Reskrim Polres Flotim ada 6 kasus kekerasan selama Januari-Maret 2022,” kata Kasi Humas Polres Flores Timur, Ipda Anwar Sanusi, Jumat (22/4/2022).

Anwar Sanusi menjelaskan, data yang ada didominasi oleh KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga).

“Didominasi oleh KDRT. Bulan Januari tidak ada kasus. Bulan Februari ada 2 kasus KDRT dan Bulan Maret ada 3 Kasus KDRT dan satu kasus pencabulan anak,” bebernya lebih jauh.

Ipda Anwar Sanusi berharap, keluarga harus menjadi basis yang kuat, di mana, ada kasih terhadap anak, isteri dan keluarga.

“Menjaga dari lingkungan, keluarga, anak kita, isteri kita. Mencintai keluarga. Agar hal-hal yang menyalahi aturan hukum dapat dihindarkan, apalagi di dalam keluarga,” pungkasnya.

Tanggapan Kartini Flores Timur

Patrisia Lamabahi, aktivis perempuan di Flores Timur, mengatakan, posisi laki-laki cenderung superior dan perempuan berada pada titik subordinat.

“Sebagai perempuan, saya tidak sepakat dengan perbedaan posisi. Sebab posisi itu cenderung diskriminatif terhadap perempuan di dalam ruang lingkup sosial, ekonomi maupun politik. Begitu pun budaya,” ujarnya.

Ia melihat, kecenderungan membedakan posisi laki lebih tinggi dari perempuan lahir dari pola pikir masyarakat patriarki dan diamini sebagai suatu kebenaran mutlak oleh masyarakat patriarki.

Lebih jauh, kata Patricia, kalau kita komitmen untuk bicara soal siapa Kartini, maka kecenderungan membedakan posisi ini harus dirombak dan itu cita-cita luhur dari Kartini.

“Sebab, laki-laki dan perempuan adalah dua orang bisa menjadi apa pun tanpa perlu dibeda-bedakan posisinya,” tutupnya

32 Tahun Urus Kemanusiaan, Ina Bibi Terima Penghargaan dari Presiden Jokowi

0

Lewoleba, Ekorantt.com – Bibiana Bengan Kian Rianghepat atau Ina Bibi mendapat penghargaan dari Presiden Jokowi dan Wapres Maruf Amin, Kamis (21/4/2022).

Ina Bibi menerima penghargaan bersama 514 perempuan hebat dari seluruh Indonesia.

Sebelumnya, Ina Bibi telah bergerak selama ini dengan Yayasan Sedon Senaren yang berfokus di bidang Sosial Budaya.

Ia memulai kerja kemanusiaan ini dengan melakukan sebuah gerakan Pemberdayaan Perempuan dan Anak.

Diketahui, selama 32 tahun, Bibiana berjalan mendaki gunung, menuruni lembah, mengarungi lautan wilayah Lamaholot menemui perempuan dan anak-anak Lamaholot untuk mengedukasi mereka tentang kesetaraan hidup yang lebih layak.

Bibiana mengatakan, ada beberapa isu lokal yang diangkat Yayasan Sedon Senaren menjadi isu nasional dan isu internasional.

Pertama, Program PEKKA (Perempuan Kepala Keluarga) menjadi isu nasional dan program nasional di tahun 1999 diterima dan diresmikan oleh Kementerian Kesejahteraan Rakyat dan Bank Dunia.

Kedua, tenun ikat Lamaholot. Ada 10 sarung dibawa ke Konggres Perempuan Sedunia Tahun1996 yang dijahit bersama dengan tenunan sarung seluruh dunia dan dibentangkan di tembok Cina sepanjang 1 kilometer yang menandakan keterampilan perempuan sebagai kekuatan yang mendunia.

Ketiga, program kesehatan reproduksi dan Hak Asasi Manusia (HAM).

Keempat, ekowisata alam dan budaya berwawasan gender di Flores Timur untuk 13 desa dan di Lembata sebanyak 12 desa.

Kelima, penanganan korban kekerasan terhadap perempuan dan anak dalam hal konseling dan doa.

Sebagai informasi, pada Januari hingga April 2022 ini, Sedon Senaren sudah menyelesaikan 17 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang mana telah ditangani dengan baik.

Beri Kuliah Umum di Unika St. Paulus Ruteng, Irjen Polisi Johni Asadoma: Moderasi Beragama karena Paham Radikalisme

0

Ruteng, Ekorantt.com – Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, Inspektur Jenderal Polisi Johni Asadoma mengatakan bahwa istilah moderasi beragama muncul kembali karena paham radikalisme.

“Radikalisme adalah paham keagamaan yang mengacu pada fondasi agama yang sangat mendasar dengan fanatisme yang tinggi dan sering kali menggunakan cara-cara kekerasan,” kata Irjen Johni Asadoma dalam kegiatan public lecture atau kuliah umum yang berlangsung di Aula Lantai V GUT Unika Santu Paulus Ruteng, Kamis (21/4/2022).

Menurutnya, jika paham radikal ini dibiarkan berkembang, maka akan membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa, bahkan dapat meruntuhkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Oleh karena itu, kata dia, perlu dilakukan langkah-langkah preventif agar tidak merugikan bangsa dan negara melalui moderasi beragama.

Mantan Wakapolda Nusa Tenggara Timur (NTT) ini menyebutkan jenis–jenis konflik agama, seperti konflik moral berkaitan dengan ketidaksesuaian antara nilai-nilai pribadi dan ajaran agama; konflik sektarian, yang dikenal juga sebagai konflik intra agama; dan konflik komunal yakni konflik antar agama yang melibatkan dua atau lebih kelompok dari agama yang berbeda.

Kemudian, konflik politik atau kebijakan. Konflik ini timbul sebagai akibat penolakan oleh individu atau kelompok terhadap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah; dan konflik terorisme, yaitu perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas dan berakibat menimbulkan korban yang bersifat massal, kerusakan fasilitas publik, obyek vital yang bersifat strategis dan sebagainya dengan motif ideologi, politik atau gangguan keamanan.

“Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk, multikultural, multireligius, multietnis. Karena itu dibutuhkan paham keagamaan yang moderat. Moderat diinternalisasikan melalui moderasi beragama,” ujarnya.

Moderasi beragama, kata dia, adalah sikap atau cara pandang prilaku beragama yang moderat, toleran, menghargai perbedaan, dan selalu mengutamakan kepentingan bersama.

Menurutnya, agama mesti diterjemahkan sebagai basis yang merefleksikan kesejukan perdamaian, keharmonisan, dan menghindari konflik. Maka untuk mencapai basis ini diperlukan moderasi beragama. 

Mantan Danyon Brimob Bogor Polda Jabar ini menyebutkan empat indikator moderasi beragama, di antaranya komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal.

Irjen Johni mengutip pandangan Prof. Komaruddin Hidayat, bahwa moderasi beragama muncul karena adanya dua kutub ekstrem kanan yang terpaku pada teks dan mengabaikan konteks. Sedangkan ekstrem kiri mengabaikan teks. 

“Moderasi beragama berada di antara keduanya, yakni menghargai teks dan mendialogkannya dengan realitas kekinian,” jelasnya.

Lebih lanjut, dengan bereferensi gagasan Drs. Lukman Hakim Syaifuddin, Irjen Johni secara tegas mengatakan bahwa yang dimoderasi adalah cara kita beragama bukan ajaran agamanya.

Oleh karena itu, mantan Komandan Brimob Binjai Polda Sumut  ini menyebutkan model-model yang perlu dikembangkan adalah internalisasi nilai-nilai dasar pancasila, internalisasi sikap toleran, dan pemberdayaan forum komunikasi umat beragama sebagai wadah dialog antar umat beragama.

Selain itu, lanjut Irjen Johni, diperlukan kurikulum pendidikan berbasis kebangsaan  dan nasionalisme, membangun wawasan internasional (membangun kesadaran bahwa suatu negara tidak dapat hidup sendiri tanpa membangun kerja sama internasional dengan negara lain), dan menggiatkan kampanye wawasan kebangsaan baik oleh pemerintah maupun organisasi kemasyarakatan.

Kegiatan kuliah umum ini digelar secara hybrid yakni luring (luar jaringan) dan daring (dalam jaringan).

Turut hadir bersama Irjen Jhoni secara luring, Kabag Protokol, Komisaris Besar Polisi I Gusti Ngurah Agung Suandika; Kasubag Binfung, Kompol Victor Inkriwang; Bamin Bagian Protokol, Briptu Karina Oktaviana, dan Sespri Kadivhubinter, Briptu Nanda.

Hadir juga Dewan Pembina, ketua dan pengurus Yayasan Santu Paulus Ruteng, Para Wakil Rektor, Para Dekan, dan Pejabat Struktural Unika Santu Paulus Ruteng, pimpinan dan utusan dosen serta utusan mahasiswa STIPAS Santu Sirilus Ruteng; Dosen, Tenaga Kependidikan dan mahasiswa Unika Santu Paulus Ruteng.

Selain itu, hadir juga Ketua DPR Kab. Manggarai, Perwakilan Pemda Manggarai, Sekretaris keuskupan Ruteng, dan tamu undangan lainya.

Tiga Desa di Kecamatan Nita Terima BPNT dan Subsidi Minyak Goreng

0

Maumere, Ekorantt.com – Sebanyak 396 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari 3 desa yakni Desa Lusitada, Bloro dan Nita menerima Bantuan Pangan Non Tunai dan subsidi minyak goreng.

Adapun perinciannya, Desa Lusitada sebanyak 140 KPM, Desa Bloro 126 KPM, dan Desa Riit sebanyak 130 KPM.

Acara penyerahan bantuan sosial pangan non tunai dan subsidi minyak goreng itu dilakukan secara simbolis oleh Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo atau yang akrab disapa Robi Idong, Kamis (21/4/2022), berlangsung di Aula Kantor Desa Bloro, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, NTT.

Eksekutif Manajer PT Pos Indonesia Cabang Maumere, Wagimuntoro Wijoseno menyebut, jumlah KPM untuk Kabupaten Sikka bulan Mei 2022 melalui PT. Pos dan Giro sebanyak 26.565 KPM yang dibagi dalam 35 titik yakni Kantor Pos dan Giro Maumere, Kantor Kecamatan, Kantor Desa serta komunitas lainnya.

“Sampai dengan kemarin telah kami salurkan sebanyak 18.538 KPM atau 69,78 persen sisanya akan kami lakukan hari ini dan besok dengan target 8.027 KPM. Dan besok hari terakhir penyerahan atau pembayaran bantuan di Kabupaten Sikka,” ujarnya.

Bupati Sikka Robi Idong mengatakan, Kabupaten Sikka termasuk daerah yang bisa mengakses bansos ini dengan baik.

“Itu berkat hasil kerja sama kita semua yakni dari desa meng-input data secara baik dari Dinas Sosial, mengurus itu semua sehingga yang disebut dengan data terpadu kesejahteraan sosial. Lalu data ini dikirim ke Jakarta sehingga hari ini bisa terima bantuan ini,” kata Robi Idong.

Kerja sama ini, lanjut Robi, harus terus dilakukan dari pihak desa mencari warganya yang bermasalah dengan kesejahteraan sosial itu harus di-input datanya.
“Kalau sudah di-input baru bantuan itu bisa datang,” ujarnya.

Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin Dinas Sosial Kabupaten Sikka, Hierinimus Medadus Nesi saat dikonfirmasi Ekora NTT menjelaskan, pihaknya telah melakukan acara penyerahan secara simbolis Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Mei 2022 sebesar Rp200.000 dan subsidi minyak goreng per bulan Rp100.000 untuk tiga bulan yakni April, Mei dan Juni sebesar Rp300.000.

Turut hadir saat penyerahan BPNT, Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Sikka, Maria Cahyani Idong, pimpinan perangkat daerah Kabupaten Sikka, Camat Nita, para kepala desa, serta warga masyarakat dari tiga desa tersebut.

Meneropong Kartini

0

Oleh: Eto Kwuta*

Hari ini semua ingatan tertuju pada Kartini. Dari ucapan selamat sampai promosi intelektual tentangnya berhamburan di media sosial. Sosok Kartini diagungkan karena jasanya dalam mengangkat derajat perempuan pada akhir abad ke-19 menuju abad ke-20.

Pada masa itu, liberalisme tumbuh subur. Tahun 1870, Undang-Undang Agraria lahir dan pemodal asing berkuasa. Kaum pemodal bermain cantik sembari menanam modal mereka untuk usaha kebun teh, kopi, cengkeh, gula, tembakau, dan lainnya. Tanpa sadar, hasilnya dibawa ke Eropa.

Kartini pun hidup bersama derasnya liberalisme yang masif. Tapi, muncul secuil harapan di mana lahir pula kaum etisi, para penganut teguh etika. Mereka hadir untuk mencari jalan keluar dari represi kaum liberalis Barat. Bahwa ide-ide modernisasi ala Barat berpengaruh untuk perubahan, tetapi kemanusiaan orang Pribumi hancur berkeping-keping.

Aroma rasa sakit dan penderitaan mulai terasa. Namun, Kartini yang mengalami masa peralihan itu tak berhenti menyimak, menelisik, lalu membangun kesadaran bahwa cara terbaik untuk bergerak adalah lewat pendidikan, maka ia menyaring kebudayaan Barat secara kritis.

Lawan Adat Feodal

Kartini itu perempuan pintar. Ia merintis pendidikan dan wanita-wanita yang terimpit adat feodal harus bangkit melawan sistem itu. Ia berhadapan dengan logika feodalisme yang menindas wanita demi hasrat besar kaum laki-laki (Sitisoemandari, 2011:4).

Ketika adat feodal subur, Kartini tekun mempelajari nilai-nilai positif modernisasi Barat. Saat itu, ia dibenturkan dengan imperialisme. Kartini berada di tengah. Ia berdiri dalam tekanan paham-paham. Tapi, kecerdasan revolusioner Kartini tidak padam. Ia mengumpulkan senjata kaum wanita dengan bersekolah.

Walaupun dengan sedikit bekal edukasi lewat pendidikan umum dan kejuruan, intinya kaumnya dibekali dengan pendidikan. Maka dari itu, Kartini melawan adat feodal. Kaum wanita bukan objek di hadapan laki-laki. Kaum wanita adalah setara dan butuh emansipasi.

Contoh masa kini, adat feodal ini tak jarang menghiasi budaya suku-suku di Indonesia. Namun, khusus di Nusa Tenggara Timur, adat feodal itu cukup kentara ketika perempuan timur diperlakukan seperti orang nomor dua dalam rumah.

Misalnya, dalam sebuah acara pesta, wanita sibuk mengurus dapur. Mereka identik dengan kerja tapis beras, masak, siapkan menu-menu untuk pesta besar maupun kecil, dan ironinya, wanita NTT tidak semuanya makan bersama dengan laki-laki dalam satu perjamuan pesta. Kaum wanita, dalam pengamatan penulis, sedikit atau banyaknya masih makan setelah laki-laki.

Kemungkinan lain, mereka makan bersama, tapi tidak duduk bersama laki-laki, tapi berada di belakang dapur, menjaga periuk dan kuali, hingga beras di atas bale-bale bambu.

Fenomena ini, sebenarnya datang sejak dahulu. Ketika imperialisme melahirkan kemiskinan, kemelaratan, hingga perang atas nama Tanah Air. Di sini, Kartini tahu, adat feodal itu bukan hanya datang dari Barat, tapi juga datang dari kaum Pribumi.

Sebut saja, seorang gadis dari tingkat rendah sampai atas, ketika masuk remaja, mereka tergolong dalam sebutan pingitan sehingga tidak boleh keluar rumah lagi. Ini aturan adat, jadi harus ditaati (Sitisoemandari, 2011:4).

Meneropong hal ini, kaum bangsawan adalah mesin waktu yang menghidupkan feodalisme dalam rentang waktu abad ke-9 dan ke-12 yang lampau. Jadi, masanya Kartini dulu (akhir abad ke-19), adat feodal masih membahasakan sebuah sistem yang kaku, membelenggu, dan menekan wanita, sehingga cara terbaik adalah lawan adat feodal.

Kartini Masa Kini

Dalam spirit lawan adat feodal, perintah ini bukan sebuah bahasa kecut yang membuat kaum wanita merasa terancam. Tidak! Kalian harus melihat kembali sejarah, bahwa sistem yang kaku dilawan Kartini dengan mengkritik juga bangsanya sendiri.

Apalagi dengan derasnya arus globalisasi yang pesat, masifnya digitalisasi, suburnya neoliberalisme dan temannya neokolonialisme, maka refleksi global yang harus dipegang adalah wanita bukan objek kekalahan pada masa kini.

Kaum wanita sudah beda masanya. Kartini yang dulu hidup dalam bayang-bayang feodalisme, imperialisme, liberalisme, kolonialisme, telah membuka jalan dari habis gelap, terbitlah terang.

Fakta ini menjadi momentum sudut pandang baru, bahwa wanita atau kaum perempuan telah berpartisipasi dalam semua perkara kehidupan. Dalam bidang politik, sosial, ekonomi, budaya, tokoh wanita atau perempuan menghiasi media sosial kita.

Ini sebuah pencapaian. Kartini yang dahulu telah melahirkan kaum wanita atau perempuan hebat di masa kini. Tak perlu disebut satu per satu, tapi alasan untuk menjadi Kartini adalah lewat pendidikan yang layak.

Kalau mau jadi Kartini masa kini, jalan keluar terbaik adalah sekolah. Dan, untuk saat ini, semua tempat adalah sekolah bagi kita. Selamat Hari Kartini!

*Penulis adalah Editor di Surat Kabar Ekora NTT

Puan, Sarinah, dan Perjuangan Kartini Masa Kini

0

Jakarta, Ekorantt.com – Ketua DPR RI Puan Maharani mengucapkan selamat hari Kartini bagi seluruh perempuan di tanah air.

Memperingati hari Kartini yang jatuh tepat pada hari ini, Puan pun berharap makin banyak perempuan saat ini yang meneruskan perjuangan Ibu Kartini.

Jika dulu Ibu Kartini memperjuangkan akses pendidikan yang setara bagi para perempuan, maka para Kartini masa kini harus berjuang dengan lebih baik lagi.

“Dengan akses pendidikan yang saat ini sudah setara, maka Kartini masa kini tak lagi hanya terbatas menjadi ibu rumah tangga, tapi juga bisa membangun karier menduduki posisi-posisi strategis,” kata Puan.

Ini misalnya bisa dilihat dari jumlah perempuan yang mengisi kursi DPR RI. Representasi perempuan di Senayan terus meningkat dari waktu ke waktu.

Jumlah Anggota DPR RI perempuan di periode 2019-2024 mencapai 118 orang, atau mencapai 20,5 persen dari total 575 anggota terpilih

Jumlah itu meningkat dibandingkan periode 2014-2019 lalu, di mana jumlah anggota DPR perempuan yang duduk di Senayan hanya 97 orang.

“Dengan makin banyaknya perempuan yang duduk di posisi strategis seperti di DPR, maka kebijakan yang diambil juga bisa lebih berpihak pada kaum perempuan,” kata Puan, perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI.

Namun tentunya meneruskan perjuangan Kartini bagi perempuan tak hanya bisa dilakukan lewat jalur politik. Puan menegaskan, seluruh perempuan di Indonesia bisa menjalani peran di bidangnya masing-masing untuk meneruskan perjuangan Ibu Kartini.

Kuncinya, setiap perempuan harus konsisten dan berupaya untuk terus berkontribusi bagi negeri.

“Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang,” kata Puan mengutip salah satu tulisan RA Kartini.

Sosok Sarinah

Bertepatan dengan hari Kartini ini, Puan pun turut mengenang Sarinah, sosok perempuan yang telah menginspirasi Bung Karno.

Sarinah adalah pengasuh Soekarno saat kecil. Menurut Puan, Sarinah sangat berperan dalam perjalanan hidup Soekarno itu hingga akhirnya kakeknya itu tumbuh menjadi seorang pemimpin besar yang memproklamirkan kemerdekaan RI.

“Dari Sarinah, Soekarno belajar banyak hal. Khususnya mengenai cinta. Cinta kepada rakyat kecil,” kata Puan.

Puan menceritakan, kakeknya itu mengenal Sarinah sejak umur 6 tahun. Saat itu Soekarno kecil baru pindah dari Surabaya ke Mojokerto bersama orangtuanya.

Di sana lah, orangtua Soekarno bertemu Sarinah, seorang gadis yang kemudian menjadi asisten keluarga mereka. Namun, Sarinah bukan pelayan dalam pengertian barat, melainkan sudah dianggap seperti keluarga.

Soekarno pun akhirnya menjadi sangat dekat dengan sosok Sarinah. Jika Sarinah sedang memasak di dapur, Soekarno akan duduk di sebelahnya untuk menemani.

Saat itu lah Sarinah memberi banyak pesan dan petuah yang kemudian menjadi pelajaran berharga bagi perjalanan hidup Soekarno.

Melalui bukunya yang berjudul “Sarinah, Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia,” Soekarno menjelaskan arti Sarinah bagi dirinya.

“Pengasuh saya bernama Sarinah, ia mbok saya. Ia membantu ibu saya, dan dari dia saya menerima banyak rasa cinta dan rasa kasih. Dari dia saya banyak mendapatkan pelajaran mencintai “orang kecil”. Dia sendiri pun “orang kecil”, tetapi budinya selalu besar,” tulis Soekarno.

Belakangan, Soekarno pun mengabadikan nama Sarinah ke gedung pencakar langit pertama di Indonesia, yang kini dikenal dengan nama Mal Sarinah.