Didaulat Jadi Kartini Muda SMP Negeri Werang-Waiblama, Ini Cita-cita Anjelina Nian

Maumere, Ekorantt.com – Anjelina Nian (15) siswi kelas IX A SMP Negeri Werang (Spenrang), Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka bertepatan dengan Hari Kartini (Kamis 21/4/2022) didaulat menjadi Kartini Muda 2022.

Gelar tersebut berangkat dari Enjel yang menunjukkan bakat yang luar biasa dalam membimbing teman-teman sejak masuk pertama di SMP Negeri Werang.

Setiap tantangan yang diberikan oleh bapak dan ibu guru tidak pernah dihindari oleh Enjel.

Yang lebih membanggakan lagi, Enjel dengan teman-teman membantu teman yang mengalami kesulitan baik dalam kegiatan belajar maupun dalam pergaulan.

Semua yang dilakukan Enjel secara diam- diam mencuri perhatian para guru dan pegawai di SMP Negeri Werang.

iklan

Pada Peringatan Hari Kartini 2022 di tingkat sekolah, buah kasih pasutri Markus Maju dan Yuvita Nole didaulat menjadi Kartini Muda SMP Negeri Werang 2022.

Kepala SMP Negeri Werang Skolastika Modes menjelaskan, pada Perayaan Hari Kartini tahun 2022 yang dilaksanakan di tingkat sekolah, dewan guru dan pegawai SMP Negeri Werang memilih dan menetapkan Anjelina Nian menjadi Kartini Muda Spenrang 2022 berdasarkan penilaian selama ini.

“Kegiatan ini baru pertama kali dilaksanakan dan akan menjadi kegiatan rutin setiap tahun,” tegas Modesta kepada Ekora NTT, Kamis (21/4/2022).

Kepsek Modesta menilai Enjel adalah siswi yang aktif dalam kegiatan OSIS dan sering dipercayakan untuk memandu berbagai acara baik itu kegiatan di sekolah, gereja maupun kegiatan di masyarakat.

“Sejak duduk di bangku kelas VIII Enjel mulai mengembangkan bakat dan minat di bidang Tata Boga. Di saat banyak jajan instan yang beredar di masyarakat ia memilih membuat sendiri berbagai jenis kue tradisional yang dititipkan di kantin sekolah,” ujar Modesta.

Menurut pengakuan orang tua Enjel, Markus Maju dan Yuvita Nole, semua yang dilakukan Enjel sifatnya mandiri tanpa bantuan dan campur tangan dari orang tua.

“Sebagai orang tua kami hanya mendukung usaha anak. Kami tidak pernah memaksa atau pun melarang sejauh kegiatan itu positif dan tidak mengganggu kegiatan sekolah,” kata Yuvita.

Sementara Enjel menuturkan, ia membuat kue dan menjualnya bukan untuk membantu orang tua tetapi hanya sekedar menyalurkan hobinya.

Lebih lanjut, kata Enjel, karena setiap kali mendapat resep baru baik melalui pelajaran Mulok dan Prakarya ataupun Internet selalu merasa ditantang untuk memasak.

“Uang yang saya peroleh dari jualan sedikit demi sedikit saya tabung sehingga kelak bisa mewujudkan cita-cita memilih jurusan Tata Boga dan bermimpi memiliki usaha kuliner sendiri,” tutupnya.

TERKINI
BACA JUGA