Pintu Air Cabang Mbay Bukukan Aset Rp 47 Miliar

Mbay, Ekorantt.com – KSP Kopdit Pintu Air Cabang Mbay membukukan aset sebesar Rp47.151.814.882 per 31 Desember 2021 dan mencatatkan perputaran pinjaman uang yang beredar pada anggota sebesar Rp30.453.621.000.

Demikian disampaikan Manajer KSP Kopdit Pintu Air Cabang Mbay, Maria Margaretha Yosepha Bupu kepada Ekora NTT pada Jumat (4/2/2022).

Maria Margaretha mengemukakan capaian yang diraih ini berkat kerja sama dan komitmen yang tinggi dari komite, manajemen, dan teristimewa dari para ketua kelompok.

Menurut Maria Margaretha, para ketua kelompok sungguh menjadi ujung tombak untuk pelayanan kepada anggota di lapangan.

”Apapun alasan, kami selalu utamakan pelayanan kepada anggota sehingga tim kerja kami setia mendatangi anggota setiap hari dengan mengacu pada empat indikator kinerja, anggota baru, anggota aktif, pelepasan pinjaman, dan pendapatan bunga,” demikian papar Maria Margaretha.

Iva demikian sapaan dari Maria Margaretha mengakui bahwa tantangan di cabangnya yang sangat besar,  seperti adanya budaya kematian dan pesta adat yang lumayan menghabiskan anggaran cukup besar.

“Anggota kami 90% mata pencahariannya petani sawah dan ternak. Sebenarnya kalau hidup hemat dan diatur keuangannya maka niscaya kemiskinan bisa diatasi. Tetapi itu tadi kami punya budaya yang masih cukup kuat untuk banyak mengeluarkan uang untuk acara-acara pesta dan keamatian,” ujar Iva.

Iva pun mengakui pihaknya terus mengedukasi anggota dalam rapat bulanan anggota.

Ketua Komite Cabang Mbay, Servasius Paga menambahkan hingga Januari 2022 total anggota Cabang Mbay mencapai 7.390 orang  yang tersebar di Kabupaten Nagekeo. Menurutnya, anggota Cabang Mbay tersebar juga di wilayah Riung, Kabupaten Ngada, dan Manggarai Timur.

Ketua DPC BMI Flotim Adukan Agen Hendrik ke Deputi Asia

0

Larantuka, Ekorantt.com – Alih-alih Agen Hendrik yang diklaim sebagai lembaga untuk memuluskan perjalanan pulang keluarga Herak Lius Lusi dari Malaysia ke Adonara-Flotim pada Oktober 2021 lalu berujung buntut.

Agen yang bermarkas di Medan-Sumatera Utara (Sumut) itu justru diadukan oleh pihak Buruh Migran Indonesia (BMI) Cabang Flores Timur (Flotim) ke Deputi Asia.

Aduan BMI dilayangkan, selain penipuan juga kasus perampasan dokumen serta barang berharga (emas) dan uang senilai Rp 300 juta.

BMI Flotim telah bekerja sama dengan BP2MI NTT dan pusat untuk menyelesaikan kasus tersebut serta berupaya memulangkan keluarga Herak ke Flotim.

“Hari Senin, 7 Februari 2022, saya sudah ke catatan sipil untuk meminta KK (kartu keluarga) menurut NIK yang tertera di BPJSnya pak Herak. Karena cuma itu identitas yang tertinggal. Dokumen lainnya sudah dirampas saat kejadian,” kata Ketua DPC BMI Flotim Benedicta. B.C. Da Silva, Senin (07/02/2022) malam.

Meski demikian, Benedicta belum memastikan kapan keluarga Herak pulang ke kampung halamannya di Desa Bloto, Kecamatan Adonara Timur, Flotim.

“Pasti pulang karena mereka sudah diinfo dari KBRI. Semua berkat BP2MI dan DPC BMI Flotim,” ujar Benedicta.

Untuk diketahui, keluarga Herak serta 5 orang tenaga kerja asal Adonara ditipu pihak Agen Hendrik sebagai lembaga untuk memperlancar kepulangan warga Adonara-Flotim itu.

Mereka mengumpulkan uang sejumlah Rp 50 juta atau masing-masing orang 1.500 ringgit atas permintaan Agen Hendrik sebagai pengaturan penyeberangan.

Pada 18 Oktober 2021, pihak Agen Hendrik menjemput para tenaga kerja itu dan menuju ke Pantai Kelang yang nantinya akan menyeberang ke Batu-Bara, Medan. Di pantai itu, para tenaga kerja itu menunggu hingga pukul 02.00 dini hari.

Tak lama berselang, mereka dikepung 10 orang yang memakai 5 sepeda motor. Pihak Agen Hendrik lalu meneriak agar para pekerja segera kabur karena sedang dikepung polisi.

Para tenaga kerja itu berlari pontang-panting. Buntut kegelapan, 5 tenaga kerja lainnya ditangkap polisi. Sedangkan keluarga Herak lolos dari kepungan itu.

Namun, dalam situasi itu, Herak mengaku kehilangan barang berupa emas, dokumen serta uang tunai sekitar Rp 300 juta. Barang dan uang itu diambil oleh anak buah Agen Hendrik.

Yurgo Purab

PSSI NTT Harus Dibangun dengan Paradigma Peradaban Baru

0

Kupang, Ekorantt.com – Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menyatakan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) NTT, harus dibangun dengan paradigma baru karena semua institusi bahkan manusia itu sendiri sedang menuju ke peradaban yang inklusif.

Sebab, inklusif mengidentifikasikan sebagai manusia maupun institusi yang memiliki sikap terbuka, humanis, toleran, mau menerima orang lain dan bebas dari kekerasan. Maka manusia inklusif pada gilirannya menjadi manusia yang kehadirannya senantiasa berguna bagi manusia yang lain.

Gubernur Viktor menyatakan ini saat  menerima rombongan pengurus Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI NTT periode 2022-2026 di ruang kerja, Senin (07/02/2022). Para pengurus yang dipimpin Christian Mboeik bersama pengurus lainnya melaporkan perihal persiapan dan rencana pelantikan Asprov PSSI NTT yang direncanakan digelar hari ini Selasa 8 Februari 2022 di Aula El Tari Kupang.

Gubernur Viktor menyebutkan Asprov PSSI NTT harus tampil beda dengan organisasi olahraga yang lain agar kinerja perubahan dan pembaharuan paradigma olahraga sepakbola di NTT sebagai media persemaian paradigma peradaban yang tinggi.

Peradaban tinggi yang dimaksudkan disini agar sepak bola dijadikan media untuk menguji keterampilan sepakbola dengan itu sebagai pantulan dari cara berpikir dan cara berbudaya manusia. Sepak Bola haruslah menampilkan seni bermain bola, karena dengan seni bermain bola para pemain menampilkan kebudayaan bermain bola dengan peradaban yang tinggi.

“Jangan sepak bola sebagai ajang tarung fisik, tarung berkelahi atau tarung permusuhan. Tetapi tanding sepakbola adalah tanding kematangan peradaban para pemain dan pelatihnya. Saya ingin menyaksikan permainan sepak bola dengan kultur dan peradaban yang tinggi karena penampilan bermain bola yang indah dan seni,” ujar Viktor.

Politisi Nasdem ini bermimpi agar kedepannya bukan organisasi PSSI yang dikenal luas atau para pengurus PSSI yang dikenal luas oleh masyarakat, tetapi yang dikenal luas adalah para pemain sepak bola NTT yang direkrut secara objektif profesional oleh Asprov PSSI NTT. “Itu baru keren,” ucap Viktor.

Ia mengaku mengenal banyak sekali jenis olahraga dan organisasi olahraga di level nasional maupun internasional. Ia mengklaim organisasi dan pengurus sepak bola Barca di Barcelona dan Valencia di Spanyol, adalah teman-teman dekat.

“Pengurus dan pemilik Valencia itukan tinggal di Singapura. Dia salah satu orang sangat kaya di Singapura. Kita biasa ajak diskusi dengan mereka dalam konteks sebagai sahabat pencinta sepak bola,” katanya.

Pada kesempatan itu ditegaskan berulang kali bahwa hendaknya Asprov NTT mendorong maksimal seluruh para pemain di berbagai pelosok NTT. Mereka diajak dan didorong untuk meningkatkan kapasitas dan ilmu bermain bola, agar mereka sanggup mengeksplorasi seluruh kemampuan individualnya dalam satu formasi tim yang serasi.

Menurut Viktor, penampilan para pemain sepak bola yang kian bermutu tinggi serentak menampilkan mutu organisasi PSSI. Karena itu, yang pertama terkenal itu adalah pemain sepak bolanya bukan organisasi yang mengurus sepak bola. Pada gilirannya, PSSI tampil sebagai institusi peradaban karena peradaban para pemain bola telah dibentuk berkat pembinaan dan pengorganisasian sepak bola di NTT.

Sepak bola tidak hanya dimengerti sebagai sebuah cabang olahraga fisik dalam organisasi tim, tetapi sepakbola juga sebagai panggung peradaban manusianya, arena peradaban provinsi, dan gambaran peradaban negara.

Di dalam olahraga setiap manusia hendak mengekspresikan atau mengaktualisasikan dirinya sendiri sembari memantulkan peradaban diri manusia. Karena itu hindarilah budaya kekerasan di dalam arena sepak bola.

“Jangan baru main lima belas menit, lalu diikuti baku pukul hanya karena yang disepak bukan lagi bola, melainkan kaki orang, lalu berkelahi. Dan, kemudian berkelahi tidak lagi hanya antar para pemain, malah meluas menjadi perkelahian antar penonton dan suporter. Ini memperlihatkan peradaban sepak bola kita masih rendah,” ujar VBL.

Selain itu, diingatkannya, rakyat NTT butuh hiburan. Karena itu sepak bola itu adalah media yang sangat bagus untuk menghibur rakyat, sebab sepak bola mempertontonkan betapa indahnya bermain bola, betapa cerdasnya para pemain sepak bola.

Menurut Viktor, dalam setiap pertandingan, antara lain pertandingan sepak bola, selalu akan membuahkan hasil kalah menang. Kalah menang adalah risiko yang pasti mungkin terjadi, sehingga setiap pemain haruslah berusaha sekuat tenaga untuk memenangkan pertandingan.

Demi memenangkan pertandingan, maka para pemain haruslah bermain sungguh-sungguh. Tetapi, bermain sungguh-sungguh tidaklah sama dengan permainan yang dipersungguh. Permainan yang dipersungguh biasanya akan kehilangan seni bermain dari permainan itu sendiri. Seolah-olah permainan itu adalah akhir dari semua perjalanan peradaban bersepak bola. Semua jenis permainan yang dipersungguh, biasanya menghasilkan pertarungan buruk dan pasti menampilkan permainan yang tidak indah.

“Kalah itu memang sakit, tetapi tidak menerima kekalahan itu pasti jauh lebih sakit. Itulah tanda para pemain menjadikan bermain sebagai permainan yang dipersungguh,” kata Viktor. Maka arena sepak bola harus menjadi panggung contoh yang baik untuk melihat dan mencermati peradaban para pemain dan seluruh mereka yang terlibat dalam pertandingan.

Terkait lapangan sepak bola, Ketua Asprov PSSI NTT, Christian Mboeik, mengatakan, lapangan sepak bola memang tersedia di hampir semua kabupaten di NTT. Tetapi kualitas lapangan masih belum memadai. Karena itu selama kepengurusannya 4 tahun ke depan, dia akan fokus mengurus selain konsolidasi organisasi, tetapi juga pembinaan sepakbola dan pembenahan lapangan harus juga dilakukan agar para calon pemain sepakbola dapat melakukan latihan dan pertandingan sesuai standar-strandar minimal.

Untuk diketahui, hadir pada pertemuan tersebut Kepala Dinas Pemuda dan Olaraga NTT, Hildagadris Bria Seran, Staf Khusus Gubernur Bidang Politik, Demokrasi dan Pemerintahan, Imanuel Blegur, dan Pius Rengka selaku Staf Khusus Gubernur Bidang Komunikasi Publik.

Kisah Pemulung Kakak-Beradik yang Tinggal di Gudang Bekas Kios Sejak 1997

Maumere, Ekorantt.com – Kisah haru datang dari dua wanita kakak beradik yakni, Margaretha (67) dan Maria Anggelina (56). Keduanya berprofesi sebagai pemulung yang hidup di sebuah bangunan bekas kios di RT 10, RW 004, Kelurahan Wairotang, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, NTT.

Bangunan bekas dua kamar itu milik Baba Roda Mas. Sejak tahun 1997 keduanya diperkenankan tinggal di bangunan berukuran sekitar 4×4 meter itu yang berada dalam kompleks Gudang Matahari di Jalan Mohamad Yamin-Wairotang.

Saat ini, Margaretha dan Maria hidup bersama kedua anak angkat mereka yakni Elisabeth Feliksia Genoveva (19) dan Marselinus Mikhael Anggelo (17).

“Kami bertiga tidur di kamar dan anak laki (Anggelo) di kamar tamu beralaskan kasur,” ucap Margaretha, orang biasa memanggilnya Maga.

Elisabeth dan Anggelo ialah anak dari Kosmas yang merupakan kakak kandung Maga dan Anggelina. Kata Maga, Kosmas ialah penyandang disabilitas (tuna netra) yang juga sama-sama berprofesi sebagai pemulung sampah.

“Kedua anak itu kami asuh sejak bayi hingga dewasa dan sekolah di SMK dan SMA hanya bermodalkan jual sampah plastik dan kardus,” kata Maga.

Setiap hari, Maga dan Anggelina bekerja sebagai pemulung sampah. Mereka menyusuri jalan di seputaran Kota Maumere dengan membawa karung.

Di tengah hiruk pikuk kendaraan setiap pagi, keduanya mulai memilih sampah-sampah yang bernilai ekonomis. Mulai dari gelas plastik, botol plastik bekas, kardus dan kertas koran.

Kompleks Kantor Pengadilan, tempat penampung sampah di Susteran SSpS disamping SMP Negeri Tampil, di got-got pinggir jalan dan berakhir di Taman Tsunami Maumere merupakan sasaran kerja mereka setiap hari.

Barang-barang bekas itu mereka kumpulkan lalu masukan ke karung dan kresek-kresek yang disediakan. Lalu mereka bawa ke gubuk tempat tinggal mereka untuk kemudian memilah dan menjual.

Maga berkata, hasil sampah itu lebih banyak digunakan untuk biaya pendidikan kedua anak itu. Elisabeth yang baru tamat dari SMK Yohanes XXIII Maumere dan sejak Agustus 2021 lalu menjadi guru TK Sang Timur Wairklau Maumere. Sedangkan Anggelo masih duduk dibangku kelas X SMKN 3 Maumere.

“Kami sudah bodoh karena hanya tamatan sekolah dasar. Kami tidak mau anak yang kami piara (angkat) ini seperti kami. Kami mau mereka berhasil walaupun kami hanya kerja sebagai pemulung sampah,” ujar Anggelina yang pernah bekerja di Toko Timur Jaya Maumere.

Berhubung pendidikan kedua anaknya jadi fokus perhatian Maga dan Anggelina. Uang hasil timbangan sampah selain untuk kebutuhan sehari-hari juga sebagiannya menabung di BNI.

“Saya biasa simpan uang berkisar Rp 300 ribu sampai Rp 800 ribu dari hasil penjualan. Saya harus siapkan untuk kebutuhan pendidikan anak sekolah,” tutur Maga yang mengakui pernah mendapat bantuan lewat program PKH sejak tahun 2017.

Meski hidup di bangunan bekas, bagi Maga, bukan menjadi masalah utama dalam menggapai rezeki. Justru sebaliknya, dengan keadaan begitu membuat ia dan Anggelina bersemangat untuk terus bekerja.

Ia menuturkan berkat kemurahan hati Baba Roda Baru yang merelakan keduanya menggunakan kios bekas sebagai tempat tinggal justru membuat keduanya terpacu bekerja keras dan bisa membiayai pendidikan anak angkat mereka.

“Kami bersyukur tentunya. Kami merasa baik-baik saja,” pungkas Maga.

Mantan Ketua RT 10, Kelurahan Wairotang, Donatus Tahu Nahak yang mengantar Ekorantt.com ke rumah Maga dan Anggelina mengapresiasi kerja keduanya.

“Lingkungan kami ini bersih karena kedua ibu ini. Yang perlu diapresiasi lagi walau pemulung sampah tapi uang sekolah dari kedua anaknya ini tidak pernah tunggak,” ujar pria asal Malaka Timor ini.

Yuven Fernandez

Wabup Raymundus Minta DBD Harus Menjadi Fokus Perhatian

Bajawa, Ekorantt.com – Wakil Bupati Ngada Raymundus Bena meminta pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada harus menjadikan deman berdarah dengue (DBD) sebagai fokus penanganan saat ini.

Menurutnya, saat ini DBD di Ngada mengalami peningkatan dimana pada Januari 2022 terdapat 18 kasus. Sementara pada Februari meningkat menjadi 19 kasus, dimana 3 (tiga) diantaranya meninggal dunia.

“Saya sudah sampaikan agar DBD ini menjadi konsentrasi full, karena ini berdampak pada penilaian pusat kepada daerah. Jika ini meningkat kita akan dapat teguran,” ujar Wabup Raymundus pada Senin (07/02/2022) di Bajawa.

Selain melakukan fogging, dirinya juga meminta petugas untuk terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang bahaya DBD.

Raymundus juga berharap masyarakat untuk segera ke rumah sakit jika mengalami gejala-gejala yang mengarah ke DBD.

“Kita berharap masyarakat untuk lebih pro aktif untuk melakukan pembersihan lingkungan sekitar tempat tinggal,” ungkapnya

Dikatakannya, saat ini dirinya bersama Bupati Ngada Andreas Paru sudah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk melakukan pencegahan DBD dengan selalu pembersihan lingkungan tempat tinggal.

Belmin Radho

Ingin Pulang ke Flotim, Keluarga Herak Ditipu Agen Hendrik, Uang dan Perhiasan Senilai Rp 300 Juta Raib

0

Larantuka, Ekorantt.com – Keluarga Herak Lius Lusi harus menerima nasib pahit saat hendak pulang ke Desa Bloto, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur (Flotim) dari Malaysia pada Oktober 2021.

Selain ditipu oleh Agen Hendrik dan gagal pulang ke Flotim, emas dan uang tunai yang diperkirakan senilai Rp 300 juta milik Herak hilang diambil anak buah agen asal Medan-Sumatera Utara (Sumut) itu.

Dalam rilis Buruh Migran Indonesia (BMI) Cabang Flores Timur yang diterima Ekorantt.com, Senin (07/02/2021) menerangkan bahwa Herak merantau ke Malaysia sejak 2013 lalu.

Ia dan keluarga sudah merencanakan pulang ke kampung asalnya di Bloto-Flotim pada 2021. Pada Agustus 2021, ia diperkenalkan oleh rekannya Kopong kepada seorang agen yang bernama Hendrik, asal dari Medan, Sumut. Agen itu bermaksud untuk memperlancar kepulangan mereka.

Hendrik mengaku sering membantu banyak orang untuk kembali ke kampung halaman. Karena niat ingin pulang kampung dan terpengaruh rayuan Hendrik, pada Oktober 2021, Herak beserta keluarga dan 5 saudara sekampung bersepakat mengumpulkan uang sebesar Rp 50 juta atau 1.500 ringgit per orang atas permintaan Agen Hendrik.

“Setelah bersepakat untuk pulang, mereka pun diatur oleh Agen Hendrik tersebut. Herak dan 5 orang saudara sekampung bersepakat kumpul uang 1.500 ringgit perorangan yang diminta oleh Agen Hendrik. Yang katanya, untuk pengaturan penyeberangan dan keberangkatan kembali sampai ke kampung asal,” tulis dalam rilis BMI Flotim tentang kronologi kejadian itu.

Setelah bertemu dengan beberapa rekannya, Herak dan keluarga pun  bersepakat untuk pulang kampung pada 18 Oktober 2021.

Jumlah mereka ada 10 orang. Mereka dijemput oleh Agen Hendrik di tempat kerja serta mengangkut semua barang-barang yang sudah dikemas.

Lalu dengan angkutan menuju ke Pantai Kelang yang nantinya akan menyeberang ke Batu-Bara, Medan. Di Pantai itu, mereka menunggu sampai pukul 02.00 dini hari. Suasana pantai sepih dan sangat gelap.

Tak lama kemudian, tiba-tiba mereka dikepung 10 orang yang menggunakan 5 (lima) sepeda motor. Lalu, mereka diteriaki oleh Agen Hendrik untuk segera lari karena dikepung polisi. Mereka sempat mendengar perkataan Agen Hendrik bahwa mereka gagal nyebrang.

Malam itu, keluarga Herak yang berjumlah 5 orang itu lolos dari kepungan. Sementara 5 saudara yang lain ditangkap polisi gara-gara tersangkut di pagar besi berduri saat berada dalam kegelapan.

Karena kondisi yang tidak menentu, Herak tidak tahu harus lari ke mana. Beruntung, mereka dipertemukan dengan seorang warga India, yang rela menghantarkan mereka ke Kampung Pasir.

Di sana, Herak dan keluarga dipertemukan dengan orang Ende. Dan selanjutnya, mereka dihantar ke rumah Sil Doni, asal Desa Tapobali, Adonara Timur. Dan hingga saat ini, mereka masih menetap di sana.

Kepada BMI Flotim, Herak mengaku ia mengalami kehilangan barang berupa emas dan uang tunai yang diperkirakan senilai Rp 300 juta. Emas dan uang itu diambil oleh anak buah Agen Hendrik.

Saat ini, BMI Cabang Flotim yang dipimpin Benedicta B.C Da Silva sedang memantu dan berusaha memulangkan tenaga kerja asal Adonara, Flotim itu.

Yurgo Purab

Rumput Liar Hiasi Beberapa Jalan Protokol Kota Ende

0

Ende, Ekorantt.com – Masalah kebersihan kota menjadi momok yang tak terselesaikan di tengah upaya Pemerintah Kabupaten Ende menata kota dengan pembangunan infrastruktur. Mulai dari masalah sampah hingga rerumputan yang menghiasi area pinggir jalan di Kota Ende.

Pantauan Ekora NTT, beberapa area pinggir jalan protokol seperti jalan WZ Yohanes, Jalan Sam Ratulangi, Jalan Udayana, Jalan Nenas, dan jalan di wilayah Woloweku, Kelurahan Rewarangga ditemui rumput liar yang merusak pemandangan.

Beberapa warga mengeluhkan kondisi tersebut. Menurut warga, mesti dilakukan pencanangan hari giat bersih sehari dalam seminggu untuk menggerakkan seluruh stakeholders turun ke jalan, membersihkan lingkungan.

“Harus ada hari bersih dalam seminggu. Ini memalukan. Bikin rusak wajah kota,” ujar Fidelis, warga Kelurahan Paupire, Kecamatan Ende Tengah kepada Ekora NTT pada Senin (7/2/2022).

Menurutnya, Pemerintah Kabupaten Ende harus fokus pada kebersihan kota dengan menambah personel petugas kebersihan jalan.

“Mungkin harus tambah petugas pembersih jalan. Yang ada selama ini hanya fokus sapu jalan. Mestinya sampai pada kebersihan pinggir jalan dan saluran. Kita minta pemerintah pikirkan ini,” harap Fidelis.

Gandeng Jasaraharja Putera, BPOLBF Siapkan Asuransi Perjalanan Wisata

0

Labuan Bajo, Ekorantt.com – BPOLBF menggandeng PT. Asuransi Jasaraharja Putera demi memastikan kenyamanan dan keamanan bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke kawasan Floratama. Hal ini ditandai dengan penandatanganan perjanjian kerja sama BPOLBF dengan PT. Asuransi Jasaraharja Putera Cabang Kupang di Kantor BPOLBF, Jumat (04/02/2022).

Perjanjian kerja sama tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina dan Kepala Cabang PT. Asuransi Jasaraharja Cabang Kupang, Eka Jaya Putra.

Melalui kerjasama ini, hanya dengan membayar premi 20 ribu rupiah, wisatawan akan mendapatkan jaminan asuransi selama tujuh hari di wilayah Manggarai Raya (Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur) baik kecelakaan di destinasi maupun perjalanan menuju destinasi wisata. Asuransi ini mencakup kecelakaan jenis apapun di wilayah tiga kabupaten ini (darat, laut, dan udara).

Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina menjelaskan, ini merupakan langkah awal komitmen pihaknya untuk memastikan safety and security di wilayah koordinatif BPOLBF.

“Kita awali dengan tiga Kabupaten di Manggarai Raya (Manggarai Barat, Manggarai, dan Manggarai Timur), tentu tujuannya adalah seluruh wilayah Floratama bisa tercover,” ujar Shana.

Lebih lanjut, Shana juga mengungkapkan sesuai kesepakatan, pihaknya akan menginisiasi sistem single ticketing yang di dalamnya sudah termasuk dengan premi asuransi. Harapannya mempermudah wisatawan yang hendak berkunjung ke destinasi wisata kawasan Floratama.

“Harapannya ini akan meningkatkan kepercayaan wisatawan bahwa kita siap, dan akhirnya akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan Flores, Alor, Lembata, dan Bima (Floratama),” pungkas Shana.

Adapun besaran dana terhadap korban/ahli warisnya adalah :

  1. Meninggal dunia karena kecelakaan: 50 juta rupiah;
  2. Cacat tetap akibat kecelakaan (maksimum): 50 juta rupiah;
  3. Biaya pengobatan akibat kecelakaan (maksimum): 10 juta rupiah;
  4. Bantuan biaya evakuasi/P3K akibat kecelakaan (maksimum) : 1 juta rupiah;
  5. Bantuan biaya repatriasi/pemulangan jenazah (maksimum): 5 juta rupiah.

Sementara Kepala Cabang PT. Asuransi Jasa Raharja Putera Cabang Kupang, Eka Jaya Putra mengungkapkan bahwa perjanjian kerja sama ini sebagai terobosan yang sangat baik dan akan memberikan manfaat luas kepada penggunanya,

“Kita selalu siap berkolaborasi dengan semua pihak, kebetulan BPOLBF menginisiasi melalui perjanjian kerja sama ini. Tentu harapannya dengan adanya asuransi ini, akan menciptakan kenyamanan bagi semua orang yang akan berkunjung,” jelas Eka.

Belum Laporkan Data Pelepasan Hutan 3,2 Juta Hektare, Ansy Lema Minta KLHK Harus Transparan

0

Jakarta, Ekorantt.com – Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi PDI Perjuangan, Yohanis Fransiskus Lema menagih komitmen Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) agar segera membuka data izin pelepasan kawasan hutan.

Diketahui, hingga saat ini KLHK belum melaporkan rincian data perusahaan yang belum mendapatkan izin pelepasan kawasan hutan sebesar 3,2 juta hektare. Data yang baru diberikan oleh KLHK dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Menteri LHK Ibu Siti Nurbaya pada Kamis lalu (3/2/2022) seluas 713 ribu hektare.

“Artinya, masih ada sekitar 2,487 juta hektare data yang belum diberikan rincian nama-nama perusahaannya. Dalam Raker sebelumnya, KLHK berjanji akan membuka semua data 3,2 juta hektare yang belum mendapat izin. Kami tagih janji KLHK tersebut dalam Raker tersebut,” ujar politisi muda yang akrab dipanggil Ansy Lema di Jakarta, (Jumat 2/2/2022).

Buka Data Izin Pelepasan Hutan

Menurut Ansy, KLHK sebagai penjaga konservasi seharusnya memiliki data-data rinci terkait izin pelepasan kawasan hutan. Tidak bisa KLHK secara gampang beralasan mengategorikan 3,2 juta lahan yang tidak berizin tersebut sebagai “data indikatif.” Itu berarti, KLHK mau mengatakan bahwa data 3,2 juta hektare kawasan hutan tanpa izin pelepasan merupakan perkiraan, bukan data objektif.

Padahal, sebelumnya KLHK justru mengakui bahwa pada tahun 2019 tercatat 2,611 juta hektare dari 3,372 juta hektare kawasan hutan untuk kelapa sawit merupakan lahan tanpa proses permohonan pelepasan kawasan hutan. Artinya, pelepasan hutan tersebut riil dan praktik ilegal telah terjadi sekian tahun.

“Ironisnya, KLHK juga tidak mampu membuktikan melalui data obyektif bahwa 3,2 juta hektare tersebut hanya sebagai perkiraan atau data indikatif. Jangan sampai ini hanya menjadi dalih KLHK untuk tidak membuka data atau tidak transparan kepada publik,” tegas Ansy.

Ansy menegaskan, 3,2 juta hektare kawasan hutan yang tidak berizin bukan angka yang kecil. Karena itu, KLHK  harus membuka data tersebut agar menjadi rujukan obyektif dalam membuat penindakan tegas kepada individu ataupun korporasi yang melakukan aktivitas ilegal di kawasan hutan.

Ansy menambahkan, aktivitas ilegal di kawasan hutan tidak saja merusak alam, melainkan secara ekonomi juga merugikan negara karena negara tidak mendapatkan pendapatan dari aktivitas bisnis yang dilakukan korporasi maupun perorangan di kawasan hutan. Padahal, keuntungan yang diperoleh pasti sangat besar.

Penindakan Tegas

Apalagi Presiden Joko Widodo baru-baru ini menginstruksikan KLHK untuk mencabut ratusan izin sektor kehutanan seluas jutaan hektare. Pertama, pencabutan SK Konsesi Kawasan Hutan selama periode september 2015 hingga Juni 2021 yang berjumlah 44 SK seluas 812.796,93 hektare.

Kedua, pencabutan 192 unit perizinan/perusahaan seluas 3.126.439,36 hektare.

Ketiga, evaluasi dan penertiban izin usaha keseluruhan yang dimulai dengan 106 unit perizinan/perusahaan seluas 1.369.567,55 hektare.

“Semangat Presiden menertibkan perizinan di sektor kehutanan harusnya menjadi semangat KLHK. Namun, hal ini harus didukung data yang transparan dan obyektif oleh KLHK, sehingga kebijakan yang diambil tepat untuk melindungi hutan,” tambahnya.

Akhirnya, Ansy mengingatkan bahwa izin pelepasan kawasan hutan sangat erat terkait dengan kepentingan konservasi keanekaragaman hayati. Masa depan bumi sebagai rumah bersama sangat ditentukan oleh kelestarian hutan dan ekosistemnya. Maka KLHK harus menindak tegas perusahaan yang melakukan aktivitas di hutan tanpa izin.

“KLHK harus melarang dan memidanakan korporasi/perorangan yang tanpa izin melakukan aktivitas di kawasan hutan. Serentak KLHK menertibkan bahkan mencabut izin korporasi yang merusak hutan dan mencemari lingkungan hidup,” tutupnya.

Uskup Sensi Apresiasi Inovasi PLN Bedah Rumah Warga Pakai FABA

0

Ende, Ekorantt.com – Uskup Agung Ende, Mgr. Vincentius Sensi Potokota mengapresiasi inovasi PLN dalam membedah rumah warga tak mampu memanfaatkan FABA (Fly Ash and Bottom Ash). Hal itu disampaikan saat peresmian UMKM Material Konstruksi Berbasis FABA dan peresmian bedah rumah di Boanawa, Kabupaten Ende, Sabtu 5 Februari 2022.

Uskup Sensi mengatakan, pemanfaatan FABA mendorong sirkulasi ekonomi demi mencapai target-target TPB (Tujuan Pembangunan Berkelanjutan).

“Kegiatan bedah rumah merupakan bukti konkret saling berprihatin, saling peduli di antara kita,” kata Uskup Sensi.

Menurutnya, apa dilakukan PLN merupakan ungkapan kepedulian untuk kemanusiaan.

“Seperti pelaksanaan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang dilakukan oleh PLN berupa bedah rumah sederhana sehat layak huni bagi masyarakat kurang mampu,” tutur Uskup Sensi.

“Saya sebagai Uskup dengan tulus menyampaikan terima kasih kepada jajaran PLN yang telah memberikan hati untuk masyarakat yang membutuhkan. Semoga kegiatan baik yang sudah dilaksanakan ini dilanjutkan, dan menjadi contoh yang baik untuk pihak yang lain,” sambungnya.

Sementara itu, General Manajer PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Timur, Agustinus Jatmiko menuturkan bahwa selain menghadirkan energi listrik, PLN juga membantu masyarakat lewat program pengolahan sampah organik menjadi energi, pemanfaatan FABA untuk pembangunan, program budi daya kelor, dan rumah kreatif BUMN untuk memasarkan produk UMKM di Ende.

“Kehadiran UMKM material konstruksi berbasis FABA yang tumbuh saat ini merupakan bagian dari program pengelolaan FABA untuk lebih bermanfaat bagi masyarakat,” jelas Jatmiko.

FABA, urai Jatmiko, merupakan abu yang dihasilkan dari sisa pembakaran batu bara untuk menghasilkan energi listrik. FABA yang ada sekarang telah digunakan untuk pembangunan sarana umum seperti tempat ibadah, jalan lingkungan, dan bedah rumah sederhana sehat layak huni bagi masyarakat kurang mampu. Selain itu, FABA juga telah digunakan untuk pembangunan sarana umum milik negara sehingga menambah nilai aset negara.

“Dengan tumbuhnya UMKM material konstruksi berbasis FABA, masyarakat dapat memproduksi sendiri dengan terbukanya lapangan kerja baru. Harganya lebih murah dan masyarakat yang memanfaatkan material tersebut juga mendapat manfaat dari kehadiran FABA,” terang Jatmiko

Jatmiko menambahkan, FABA dapat digunakan membuka akses jalan di daerah 3T (Terdepan, Terpencil dan Tertinggal) yang dapat mendukung aktivitas dan produktivitas masyarakat.

“Pemanfaatan FABA untuk pembangunan mengurangi penggunaan bahan galian C, sehingga mengurangi kegiatan eksploitasi alam dan mendukung pelestarian lingkungan. Semoga pemanfaatan FABA terus didukung oleh Pemda dan stakeholder lainnya sehingga kehadiran FABA lebih banyak dirasakan manfaatnya oleh masyarakat,” tandasnya.

Untuk diketahui, PLN memberikan bantuan berupa 40.000 bata interlock dan dana tunai 100 juta rupiah.

Salah satu penerima manfaat, Yosefina Uma berterima kasih kepada PLN dan Keuskupan Agung Ende atas bantuan yang diterimanya.

Dinding dan atap rumah Yosefina sebelumnya berlubang. Kini rumahnya sudah berdinding batu dengan atap seng baru sehingga dia bisa hidup lebih nyaman.