Watu Lolo, Batu yang Berdiri Tegak di Tengah Kampung Deru

Borong, Ekorantt.com – Ketika mendengar kata sejarah, yang terlintas dalam benak atau pikiran kita adalah sesuatu yang telah berlalu.

Sejarah memperkenalkan kita ke peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa lalu yang kemudian memiliki pengaruh pada masa kini.

Barangkali watu lolo menjadi salah satu obyek sejarah yang punya pengaruh itu.

Watu lolo (batu tajam) adalah sebuah batu yang berdiri tegak di tengah ‘natas’ (lapangan) Kampung Deru di Desa Mokel, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT).

Watu Lolo ini memiliki panjang kurang lebih 1 meter dan di bagian bawahnya terdapat sebuah batu yang berbentuk datar dengan panjang kurang lebih 30 cm.

iklan

Masyarakat setempat meyakini batu ini memiliki nilai sakral tersendiri. Batu ini dipercayai telah berusia kurang lebih tiga ratus tahun, semenjak Kampung Deru berada.

Jarak dari Kota Borong, ibu kota Manggarai Timur, ke Kampung Deru kurang lebih 100 kilometer. Namun, jalur transportasi menuju kampung Deru masih terbilang cukup parah. Dan seandainya menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat, kita bisa menempuh waktu kurang lebih dua setengah jam.

Tua Beo (Kepala Kampung), Nikolaus Tarung (75), saat ditemui Ekora NTT di kediamannya, Rabu (25/07/2019), menjelaskan bahwa watu lolo merupakan bagian dari warisan leluhur.

Di atas ujung watu lolo tersebut terdapat sebuah bulatan kecil. Diceritakan Tarung, kalau matahari terbit dan cahayanya masuk ke dalam lubang kecil tersebut, masyarakat Kampung Deru meyakini itu sebagai tanda tibanya musim yang biasa disebut Sekon.

Tarung juga menjelaskan, batu ini juga diyakini dapat melindungi seluruh masyarakat kampung apabila ada ancaman atau bahaya yang datang mengancam.

Sementara itu, salah seorang pemuda Kampung Deru ,Vigilius Bosko, menjelaskan, batu ini merupakan batu yang sangat unik dan tidak terdapat di kampung-kampung lain di Manggarai Timur.

“Saya mau batu ini diperhatikan khusus oleh Pemerintah setempat, dalam hal ini Pemerintah Desa. Batu ini salah satu aset yang baik bagi Pemerintah Desa untuk bisa dijadikan sebagai tempat pariwisata desa ini,” ungkapnya.

Bosko juga menjelaskan, banyak situs-situs bersejarah di Kampung Deru yang memiliki nilai sakral tersendiri. Hanya belum ada pihak yang mempromosikan situs-situs tersebut untuk dijadikan aset pariwisata desa setempat.

Mulia Donan

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA