Ice Si Tukang Tambal Ban

Maumere, Ekorantt.com – Namanya Hilarius Nong Ice (36). Dia difabel. Orang dengan kebutuhan yang berbeda. Dia menderita sebuah jenis penyakit yang tak tersembuhkan.

Uniknya, dia adalah satu-satunya tukang tambal ban di Desa Bola, Kabupaten Sikka. Bengkelnya terletak di rumahnya, tidak jauh dari Kantor Pos dan Giro Bola.

Setiap hari, ia mulai buka bengkelnya pada pukul 06.00 – 22.00 WITA. 

“Kalau tengah malam ada yang panggil mau tambal ban, saya harus melayani mereka, meskipun saya dalam kondisi mengantuk,” ungkap Ice.

Meskipun punya kebutuhan yang berbeda, Ice tidak suka hidup bergantung kepada keluarga. Ia tidak mau minta belas kasihan. Dia lebih suka bekerja mendapatkan penghasilan sendiri.

iklan

Ice sudah menggeluti usaha tambal ban ini selama 10 tahun lebih. Ia belajar otodidak.

Setiap hari, Ice bisa raup penghasilan sebesar Rp100 ribu. Kalau ramai, bisa mencapai Rp300 ribu.

Sebelum membuka usaha tambal ban, pemuda Kampung Bola itu membantu saudarinya jual beli komoditas di Pasar Bola setiap hari.

Awalnya, Ice tidak memiliki kompresor angin. Dia hanya mengandalkan alat pompa ban. Saudarinya kemudian membelikannya satu unit kompresor kecil.

Namun, kompresor itu tidak tahan lama karena rusak.

“Saya harus mulai berpikir untuk masuk anggota di Kantor Pintu Air Cabang Bola agar bisa bantu usaha saya,” kata Ice.

Ia pun masuk anggota Kopdit Pintu Air Cabang Bola. Ia ajukan pinjaman untuk modal usahanya sebesar Rp30 juta.

“Saya langsung membeli kompresor ini. Pendapatan pun bertambah,” katanya.

Selain tambal ban, ia juga pandai membuat kursi bambu. Ia pernah mengikuti pelatihan pembuatan kursi bambu selama satu bulan di Bolawolon. Pelatihan itu diselenggarakan oleh pemerintah. Usai pelatihan, ia dapat bantuan alat-alat tukang. Namun, alat-alat tersebut dicuri orang.

Ice juga bisa memperbaiki motor seperti stel rem, stel rantai motor, ganti kampas rem, ganti oli, ganti ban dalam dan ban luar, dan pasang rantai baru. Di samping itu, ia menjual oli motor, oli mobil, ban luar, ban dalam, dan kampas rem.

“Ke depan, saya ingin mengembangkan usaha tak hanya tambal ban motor, tetapi juga tambal ban mobil. Saya masih kumpul uang sedikit setiap hari, biar bisa membeli alat untuk membuka ban mobil,” katanya.

Ice mengaku sudah sering didata dan difoto oleh Dinas Sosial Kabupaten Sikka karena keadaannya sebagai penyandang difabel untuk terima bantuan. Namun, hingga kini, ia belum dengar kabar sedikit pun tentang bantuan tersebut. Ia belum pernah terima bantuan apa pun.

“Saya tidak mau lagi didata oleh petugas Dinsos karena tidak ada bantuan sama sekali hingga hari ini. Kalau ada yang minta sumbangan, saya suruh pulang karena saya tidak pernah terima bantuan dari pemerintah sampai detik ini,” pungkasnya.

TERKINI
BACA JUGA