Kupang, Ekorantt.com – Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) siap mengekspor 40 ton tepung kelor setiap minggunya ke negara Jepang dan 100 ton setiap bulannya ke Papua Nugini.
Dilansir dari Antaranews.com, Kepala Dinas Pemeberdayaan Masyarakat Desa Nusa Tenggara Timur, Sinun Petrus Manuk mengemukakan bahwa kelor yang ada di NTT khususnya dari Desa Kufeu, Kecamatan Io Kufeu, Kabupaten Malaka adalah jenis kelor organik yang sesuai dengan kebutuhan pasar di negeri Sakura dan Papua Nugini.
Dijelaskannya, saat ini budidaya tanaman kelor di Kecamatan Io Kufeu sudah dilakukan pada lahan seluas sekitar 80 hektare.
“Lahan ini akan bertambah lagi karena di setiap desa penyangga ini akan dikembangkan lagi tanaman kelor masing-masing sekitar 20 hektare,” katanya.
Petrus Manuk mengatakan, pihaknya bersama pengelola BUMDes serta pemerintah dari sejumlah desa penyangga telah menyepakati untuk pengadaan fasilitas pengolahan tanam kelor berupa rumah pengering memanfaatkan dana desa sekitar Rp160 juta.
Rumah pengering tersebut, lanjutnya, sedang dibangun dan ia berharap dapat diselesaikan pada akhir Juli mendatang sehingga sehingga bisa menyalurkan daun kelor kering ke BUMDes M’rian di Desa Kufeu untuk diolah menjadi aneka produk.
Ia menjelaskan, sejauh ini BUMDes M’rian sudah berhasil mengelola daun kelor menjadi anek produk yang bernilai jual seperti tepung kelor, sabun mandi, dan pelembab tubuh namun dengan kapasitas produksi yang realtif kecil.
“Untuk itu adanya BUMDes-BUMDes penyangga yang dibentuk ini agar produksi lebih meningkat lagi untuk menjawab permintaan pasar dari luar atau ekspor,” katanya.
Ia menambahkan, pihaknya juga telah menambah bantuan satu mesin penepung untuk BUMDes M’rian yang selama ini kesulitan memproduksi dalam jumlah besar karena keterbatasan mesin penepung yang dimiliki hanya satu unit dengan kapasitas produksi sekitar 10 kilogram per jam.
“Bapak Gubernur (Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, red) juga sudah meninjau langsung kondisi di lapangan dan beliau menjanjikan akan membantu lagi 10 unit mesin penepung dengan kapasitas yang lebih besar,” katanya
Sementara itu Alexander Take Ofong, wakil ketua DPRD Provinsi Nusa Tenggara Timur ketika diminta tanggapannya oleh Ekora NTT mengapresiasi kerja dari BUMDes M’rian dari Desa Kufeu. Tentunya kita bangga dengan kerja dari kawan-kawan BUMDes M’rian yang sudah sungguh-sungguh membudidayakan kelor dan jadi sektor unggulan yang sesuai dengan potensi desa.