Labuan Bajo, Ekorantt.com – Prihatin. Begitulah perasaan yang tersembul ketika menyaksikan kondisi gedung Sekolah Dasar Negeri (SDN) Bungku di Manggarai Barat.
Bagaimana tidak, kondisinya jauh dari imajinasi gedung sekolah yang layak untuk kegiatan belajar mengajar. Gedung sekolah yang berada di Desa Mbakung, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat ini terkesan darurat.
Seng-seng pada atapnya berwarna coklat tua, pananda sudah karat. Konstruksi atapnya juga sudah tak ideal. Nampak ada titik landai di bagian tengah atap karena balok penyangga sudah ringkih.
Tidak hanya atapnya yang memprihatinkan, dinding sekolahnya juga bikin hati terenyuh. Dindingnya yang terbuat dari pelupuh bambu/bambu cincang (Lencar, dalam bahasa setempat) sudah berumur tua.
Karena umurnya yang sudah tua, membuat lubang di celah-celah potongan lencar semakin melebar dan membuatnya mudah terperosot ke bawah. Ada juga lencar yang sudah mulai lapuk dan menciptakan lubang yang menganga.
Beberapa papan (banggang) yang dipasang secara horizontal di bagian bawah dinding gedung sekolah juga koyak karena paku-paku penancapnya putus. Hal itu menyebabkan ‘ventilasi udara’ ada dimana-mana.
Belum lagi penampakan bagian dalam gedung. Ruang kelas berlantaikan tanah dengan kursi-meja seadannya jika guru dan siswa menulis. Miris memang.
Kristiani L. Suet, salah seorang guru yang mengajar di sekolah tersebut menjelaskan, di sekolah itu terdapat empat ruangan kelas dan tidak memiliki ruangan kantor.
“Di sini terdapat empat ruangan kelas saja. Tidak ada ruangan kantornya,” ungkap Kristiani saat diwawancara media, Selasa (5/11/2019).
Dikatakannya pula, dalam satu ruangan, terdapat dua kelas yang bergabung. Mereka terpaksa menyekatnya menggunakan tripleks.
“Sedangkan dua ruangan lainya yaitu, kelas satu dan kelas tiga ditempatkan pada ruangan yang roboh,” tutur Kristiani.
Kristiani mengaku, dirinya merasa sangat sedih dengan kondisi sekolah yang tempat dirinya mengajar tersebut.
Karena kondisi demikian, ia berharap, agar berbagai pihak yang peduli dengan kondisi sekolah bisa memberikan perhatian.
“Terutama pada pemerintah daerah agar bisa memberikan fasilitas belajar yang memadai di sekolah kami. Sehingga anak-anak boleh menikmati kegiatan KBM dengan baik,” pungkasnya.
Adeputra Moses