Labuan Bajo, Ekorantt.com – Komunitas Ata Kolang (Kontak) menyelenggarakan kegiatan penghijauan di sela-sela acara Natal dan Tahun Baru (Nataru) bersama di Kampung Wajur, Desa Wajur, Kecamatan Kuwus Barat, Kabupaten Manggarai Barat, Rabu 12 Februari 2020.
Menurut Ketua Panitia Nataru bersama, Petrus Ngempeng, penanaman 2500 pohon tersebut dalam rangka mengenang jasa Pastor Frans Meszaros SVD, misionaris asal Hongaria yang sangat berjasa dalam memajukan daerah Kolang, termasuk salah satunya adalah semangat penghijauan.
Ia mengatakan, selama berkarya di wilayah Kolang sejak tahun 1960-an hingga 2010, Pastor Frans selalu memberikan teladan bagi umat. Meski misionaris Hongaria ini telah tiada, tapi karya pastoralnya hingga kini masih dirasakan oleh umat hingga sekarang.
“Mulai dari bangun gereja hingga penghijauan di sekitar mata air adalah karya pastoral Pater Frans yang masih kita nikmati saat ini. Oleh karena itu, kita wajib mengenang jasa-jasa beliau. Dan, sebagai umat, kita wajib meneruskan karyanya,” ujarnya.
Menurut Petrus, Pastor Frans juga adalah sosok yang sangat berjasa bagi pembangunan Sumber Daya Manusia di Kolang.
“Beliau selalu memberi jalan bahkan membantu biaya pendidikan bagi anak-anak Kolang yang dulu masuk seminari atau mau masuk suster,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, Pastor Frans juga selalu rajin berpatroli ke stasi-stasi dan memberikan bantuan obat bagi orang-orang sakit pada zaman dulu, saat akses pengobatan masih sulit.
Ia juga mengatakan, semasa hidupnya, Pastor Frans dalam setiap kesempatan selalu berpesan agar orang Kolang selalu bersatu dan kompak dalam memajukan daerah.
Pantauan Ekora NTT, penanaman 2500 anakan mahoni dilakukan di sekitar salah satu mata air di Kampung Wajur.Penanaman ini dilakukan oleh ratusan anggota Kontak bersama siswa-siswi SD, SMP, SMA, dan Orang Muda Katolik di wilayah Kolang.
Wakil Bupati Manggarai Barat, Maria Geong yang turut serta dalam kegiatan penanaman tersebut mengatakan, beberapa waktu belakangan, ada beberapa kejadian seperti tanah longsor dan krisis air di Mabar.
Penyebabnya, kata dia, adalah penebangan hutan secara liar.
Ia mengatakan, menanam pohon adalah bagian dari kehidupan dan masa depan dari hidup itu sendiri.
“Tanpa pohon tidak ada itu kehidupan. Karena hanya pohon yang bisa menghasilkan oksigen dan semua orang membutuhkan oksigen,” katanya kepada Ekora NTT.
Oleh karena itu, lanjutnya, menanam pohon harus menjadi kesadaran semua pihak.
“Mulai dari anak-anak, mulai dari lingkungan paling kecil dalam keluarga, melibatkan sekolah-sekolah, melibatkan semua stakeholders yang ada,” katanya
“Pasti pemerintah Manggarai Barat sangat mendukung untuk kita mengembangkan pohon dimana saja,” lanjutnya.
Ia mengatakan, menanam pohon mestinya tidak bersifat seremonial belaka, tapi harus menjadi suatu program yang holistik yang melibatkan semua pihak.
“Yang sering sekali kita lakukan (menanam pohon) karena ada acara ini, acara itu,” ujarnya.
Menurutnya, kalau setiap keluarga wajib menanam 5 pohon setiap tahun, maka hutan akan memberikan keramahan kepada manusia.
Ia mengatakan, hutan memiliki fungsi yang sangat penting dalam kehidupan manusia, seperti tempat hidup, ekositem, sumber air, menghasilkan oksigen, dan sumber pendapatan.
“Saya pikir ini yang menjadi alasan misionaris Hongaria, Pater Frans Meszaros untuk selalu menanam pohon di wilayah ini,” pungkasnya.
Ambrosius Adir