Kocar-Kacir Informasi Corona

Maumere, Ekorantt.com – Para bupati di NTT mengimbau masyarakat untuk tidak panik menghadapi corona. Namun, dalam praktik kebijakan publik, pemerintah terkesan tidak profesional dalam melakukan komunikasi bencana kepada publik.

Dalam sebuah surat edaran yang bocor ke media sosial tanpa sumber yang jelas yang ditujukan ke Direktur PT Pelni Indonesia, Bupati Sikka Robi Idong melarang Kapal Motor Lambelu bersandar di Pelabuhan Lorens Say Maumere. Alasannya, berdasarkan hasil rapid test dan pemeriksaan laboratorium RSUD TC Hillers Maumere yang dilakukan terhadap 22 sampel Anak Buah Kapal (ABK) KM Lambelu pada 7 April 2020 di Kabupaten Sikka, ditemukan 3 (tiga) orang terindikasi terjangkit Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) yang terdiri atas 1 (satu) orang penjaga kantin dan 2 (dua) orang ABK.

Menanggapi larangan yang dibacakan langsung Bupati Robi di tengah lautan, Selasa (7/4/2020), para penumpang layangkan suara protes. Sebagian penumpang lainnya nekat lompat ke laut. Bupati Robi kemudian mengizinkan kapal tetap berlabuh. Para penumpang tidak diizinkan turun kapal sebelum diperiksa.  Usai diperiksa, para penumpang dari berbagai daerah di Flores itu kemudian dijemput Pemda masing-masing untuk selanjutnya dikarantina. Di Sikka, penumpang laki-laki dikarantina di gedung Sikka Convention Center, sedangkan penumpang perempuan dikarantina di Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Sikka.

Tidak sampai di situ, proses evakuasi penumpang Lambelu asal Flores Timur juga menemui kendala. Bus yang mengangkut penumpang asal Flotim terpaksa berputar arah dan kembali ke Maumere pada Selasa (7/4/2020) malam. Sang sopir mengaku diancam bos dan keluarganya karena memuat penumpang KM Lambelu. Para penumpang baru bisa berangkat ke Flotim keesokan harinya.

Kurangnya koordinasi kerja gugus tugas penanganan Covid-19 juga terjadi di Kabupaten Ende saat mengurus 140 penumpang Roro Niki Sejahtera asal Surabaya. Peraruran Bupati Ende Nomor 10 tahun 2020 Tentang Percepatan Pencegahan Penanganan Covid-19 menekankan seluruh pelaku perjalanan yang masuk di  Kabupaten Ende akan dilakukan observasi selama 14 hari untuk memastikan kondisi kesehatan. Dan sesuai dengan rencana awal, ratusan penumpang tersebut akan dikarantina secara terpusat di Stadion Marilonga selama 14 hari.

Namun, gugus tugas tak konsisten. Apa yang sudah direncanakan tak berjalan semestinya. Ratusan penumpang dibiarkan untuk melalukan karantian mandiri. Langkah ini pun menuai kritik. Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusa Bunga (AMAN Nusa Bunga) Philipus Kami menilai, masa karantina 14 hari adalah sesuatu hal yang luar biasa. Karantina selama 14 hari mampu memutus mata rantai penyebaran covid 19. Namun pemerintah tidak tegas dan bahkan mengangkangi aturan yang dibuatnya sendiri.

Langkah Medis Deteksi Corona

Dosen Prodi Ners Universitas Citra Bangsa Kupang Petrus Kanisius Siga Tage saat dimintai penjelasannya terkait kasus tiga penumpang KM Lambelu yang berdasarkan Surat Edaran Bupati terindikasi terjangkit virus corona berpendapat, langkah yang diambil pemerintah tergesa-gesa. Menurut dia, pendekatan menggunakan rapid test untuk mendiagnosa selain tidak sesuai dengan panduan saintifik dari pakar juga telah menciptakan kepanikan yang tidak perlu.

“Waspada boleh, tetapi panik karena mengabaikan prinsip ilmiah saya pikir sungguh menyedihkan,” kata Rusni.

Sebab, demikian Rusni, untuk menyatakan seorang positif atau terdiagnosis Covid-19 berdasarkan Panduan dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia yang dirilis oleh PERSI (2020) setidaknya ada beberapa langkah.

Pertama, pemeriksaan fisik. Pada pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan tingkat kesadaran, tanda-tanda vital, dan kondisi khusus paru-paru.

Kedua, pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan di antaranya pemeriksaan radiologi seperti foto toraks, CT-scan toraks, dan USG toraks.

Ketiga, pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah. Saluran napas atas dengan swab tenggorok (nasofaring dan orofaring), sedangkan saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila menggunakan endotrakeal tube dapat berupa aspirat endotrakeal).

Menurut Rusni, demikian ia biasa dipanggil, untuk pemeriksaan bisa menggunakan RT-PCR SARS-CoV-2 (sequencing bila tersedia). Bila tidak terdapat RT-PCR dilakukan pemeriksaan serologi. Pada kasus terkonfirmasi infeksi COVID-19, perlu ada pengambilan ulang sampel dari saluran napas atas dan bawah untuk petunjuk klirens dari virus.

“Frekuensi pemeriksaan 2-4 hari sampai 2 kali hasil negatif dari kedua sampel serta secara klinis ada perbaikan, setidaknya 24 jam. Jika sampel diperlukan untuk keperluan pencegahan infeksi dan transmisi, spesimen dapat diambil sesering mungkin, yaitu harian,” kata Rusni.

Keempat, pemeriksaan tambahan seperti bronkoskopi, pungsi pleura sesuai kondisi, pemeriksaan kimia darah, darah perifer lengkap dan analisis gas darah.

Oleh karena itu, menurut Rusni, masyarakat NTT tidak perlu panik. Pertama, belum pasti itu Covid – 19 karena metodenya tidak cukup kuat untuk menegakkan diagnosa Covid – 19. Kedua, orang-orang ini nanti akan dikarantina dan dipantau ketat oleh Nakes sehingga perkembangan kondisinya bisa diikuti.

Panik Turunkan Imunitas Tubuh

Sementara itu, menyikapi kondisi psikologis masyarakat NTT yang panik, cemas, dan takut karena corona, Psikolog Albina Redemta mengungkapakan, justru kepanikan, kecemasan, dan ketakutan yang berlebihan akan membuat imunitas tubuh menurun, sehingga virus mudah masuk ke dalam tubuh.

“Kepanikan, kecemasan dan ketakutan akut akan menurunkan imun dalam tubuh. Ketika imun tubuh menurun, maka dengan gampang virus masuk,” kata Albina kepada Ekora NTT, Jumat (3/4/2020).

Menurut psikolog pada Yayasan Mariamoe Peduli ini, perasaan panik, cemas dan takut terhadap Covid-19, kini menyasar semua kalangan.

“Respons masyarakat terhadap situasi ini berbeda-beda. Ada yang sangat cemas, takut dan khawatir. Entah takut akan kematian, juga takut akan kehilangan orang dekat,” katanya.

Menurutnya, dalam kondisi perasaan yang demikian, tidak sedikit cara dilakukan agar dijauhkan dari bencana virus corona. 

“Bahkan sampai pada tindakan memprotek diri dan anggota keluarga secara berlebihan,” sebutnya.

Ia mengatakan, tanpa disadari, perilaku protek berlebihan dan kecemasan akut itu, ketika tidak ditangani, akan mengantar masyarakat pada apa yang disebut dengan penyimpangan psikologi seperti Obsesif Compulsi Disorder (OCD) atau gangguan kecemasan, ketakutan, dan kekhawatiran berlebihan yang menyebabkan individu melakukan suatu tindakan berulang-ulang. 

Oleh karena itu, ia menyarankan agar masyarakat menggunakan strategi koping adaptif agar meminimalisasi perasaan takut, cemas atau panik terhadap corona, sehingga tidak terjadi penyimpangam psikologi seperti OCD tersebut.

Koping adaptif merupakan kemampuan individu dalam proses kognitif yang disertai dengan aktifitas prilaku dalam pemilihan cara untuk menyesuaikan diri secara tepat terhadap situasi hidup yang menekan yang ditimbulkan dari hubungan individu dengan lingkungan. Koping adaptif ditunjukan dengan kemampuan berkomunikasi yang baik dan memecahkan masalah secara efektif.

Selain kecemasan, kepanikan dan ketakutan akut, kata Albina, ada masyarakat yang sangat santai menanggapi Covid-19.

“Bahkan ada yang memanfaatkan liburan corona ini untuk pergi ke tempat-tempat wisata,” ujarnya.

Menurutnya, masyarakat harus saling mengedukasi agar betul-betul memahami manfaat dari karantina bagi keselamatan diri dan orang lain.

Komunikasi Bencana

Dosen Komunikasi Unipa Maumere Rini Kartini mengungkapkan, komunikasi bencana tidak saja dibutuhkan dalam kondisi darurat bencana seperti yang terjadi saat ini, tetapi juga penting pada saat pra-bencana. Mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi bencana adalah hal yang tak kalah penting. Apalagi kita berada di daerah yang rawan bencana.

“Namun, sepertinya kita belum biasa lakukan itu. Jadi, saat bencana datang, yang ada tergagap, seperti yang ditampilkan semua pihak saat ini. Termasuk juga media. Selain informasi yang memadai tentang potensi bencana di suatu daerah, pelatihan dan internalisasi kebiasaan menghadapi situasi bencana juga harus dilakukan secara berkelanjutan,” ungkap Rini.

Menurut Rini, informasi berlimpah saja tidak cukup untuk menyadarkan warga atas bahaya bencana yang mengancam. Pengemasan pesan harus dirancang dengan seksama karena cara menyampaikan pesan ini juga mempengaruhi komunikan atau dalam hal ini publik/masyarakat. Kekeliruan dalam mengkomunikasikan sebuah informasi bisa menimbulkan ketidakpastian yang memperburuk situasi.

“Salah satunya seperti meningkatnya jumlah kasus Covid-19. Akhir-akhir ini, saya sering teriak-teriak jubir, jubir, jubir di media sosial karena itu cara terakhir saya sebagai masyarakat yang tak punya power.  Media sosial jadi media untuk bersuara,” kata Rini.

Menurut Rini, Jubir punya fungsi yang sangat krusial dalam komunikasi bencana, karena banyaknya informasi yang berseliweran, ditambah adanya media sosial yang memungkinkan siapa saja untuk bicara, meskipun dia bukan ahli sekalipun.  Media sosial punya kekuatan klik and share. Setiap orang bisa dengan cepat klik and share apapun yang sekiranya menarik perhatiannya.

“Nah, sesuatu yang menarik ini bisa sesuatu sesuatu yang positif atau sesuatu yang mengkhawatirkan, termasuk salah satunya adalah hoaks,” ungkap Rini.

Menrut Rini, informasi maupun berita dengan tone negatif berpotensi besar menciptakan social panic, memicu adrenalin, dan melemahkan daya tahan tubuh. Hal ini malah membahayakan karena ketika imun menurun, maka penyakit akan mudah masuk. Banyak korban meninggal justru karena kepanikan ini. Di sinilah pentingnya mempunyai rujukan yang bisa jadi acuan terpercaya.

“Maka penting untuk menunjuk juru bicara yang mempunyai kredibilitas dan kemampuan dalam berkomunikasi dan juga bisa menghadapi media. Media center pun penting untuk dibentuk sehingga informasi yang keluar cukup satu pintu agar tak terjadi kekacauan informasi.  Komunikasi bencana ini selalu dihubungkan dengan komunikasi krisis dan ini selalu berkaitan,” ungkapnya.

Imbauan Para Bupati

Menyikapi kepanikan yang melanda masyarakat, sejumlah bupati buka suara. Bupati Sikka, Fransiskus Roberto Diogo saat meresmikan ruang perawatan isolasi bagi pasien Covid-19 di Rumah Sakit TC Hillers Maumere, Selasa (7/4/2020) mengimbau masyarakat Kabupaten Sikka untuk tidak panik, tidak gelisah, tidak resah, dan tetap tenang menghadapi badai corona.

Selain itu, Robi meminta masyarakat untuk tetap mengikuti protokol kesehatan dalam mencegah penyebaran virus corona seperti jaga jarak dan menjalankan pola hidup yang sehat.

Pemerintah, kata Robi, berusaha memberikan jaminan keselamatan bagi Masyarakat Kabupaten Sikka. Ia meyakinkan masyarakat bahwa pemerintah serius dalam menangani wabah corona.

“Kita akan serius menangani ini dengan sebaik-baiknya. Kita melindungi semua warga kabupaten sikka baik yang ada di perantauan. Itu wajib kita lindungi. Harapan saya, agar semangat kita terus berkobar, terus membara. Kita jangan kendor. Masih banyak persoalan yang berkaitan dengan virus corona (Covid- 19),” kata Robi.

Sementara itu, Bupati Ende, H. Djafar H. Achmad telah mengeluarkan surat Nomor BU.440/KESRA.09/225/IV/2020 tertanggal 02 April 2020. Surat ini ditujukan kepada para perantau asal Kabupaten Ende di manapun berada. Isinya, mengimbau masyarakat di tanah rantau agar tidak pulang kampung dengan alasan apapun, untuk sementara waktu.

Di sisi lain, Bupati Djafar mengajak masyarakat Kabupaten Ende untuk tidak boleh cemas. Masyarakat juga diimbau untuk tidak terbawa oleh isu corona hingga menimbulkan kepanikan.

Pemerintah sejauh ini telah menyiapkan beberapa rencana dalam penanganan Covid-19. Pada dasarnya, beber Djafar, pemerintah akan selalu hadir dan berjuang, baik dari aspek kebijakan dan anggaran yang sifatnya langsung untuk penanganan maupun pada dampak ekonomi yang sedang dirasakan masyarakat.

Senada dengan itu, Bupati Flores Timur Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Flores Timur menyiapkan dana Rp14 miliar untuk pencegahan dan penanganan virus corona atau Covid-19. 

“Dana yang kita siapkan untuk pencegahan dan penanganan Covid-19 ini sebesar Rp14 miliar lebih,” jelas Bupati Flores Timur, Antonius Hubertus G. Hadjon saat dikonfirmasi Ekora NTT di Rumah Jabatan Bupati Flores Timur, Sabtu (4/04/2020). 

Selain anggaran, Bupati Anton mengajak masyarakat untuk tetap waspada tapi tidak takut. Masyarakat juga diminta untuk mematuhi imbauan pemerintah tentang pola hidup sehat yang dijalankan selama merebaknya wabah corona.

Tak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada para perantau yang memilih tidak pulang demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Pemkab Flotim mengucapkan terima kasih kepada warga Flotim yang sedang berada di luar Flotim atas kesadaran dan pilihan tepat untuk membatalkan sementara niat atau kerinduan bale ke nagi Flotim pada situasi waspada Covid-19 ini,” kata Bupati Anton.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA