Penerapan Pembelajaran Daring bagi Pelajar Berkebutuhan Khusus di Maumere tidak Efektif

Maumere, Ekorantt.com – Penerapan pembelajaran Daring (Dalam Jaringan) alias online tidak efektif dijalankan oleh pelajar berkebutuhan khusus di Maumere, Kabupaten Sikka. Kepala Sekolah SLB Negeri Beru, Valentinus Vidis mengakui bahwa musabanya adalah fasilitas yang belum memadai, ditambah daya tangkap anak yang tidak maksimal.

“Rata-rata anak yang mengenyam pendidikan di SLB Negeri Beru ini adalah anak berkebutuhan khusus. Anak didik di sini tergolong anak-anak yang mengalami gangguan kesehatan,” ujar Valentinus saat dihubungi Ekora NTT 6 Agustus 2020.

Selain itu, sebut Valentinus, rata-rata orang tua pelajar berkebutuhan khusus tergolong dalam keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.

“Kalau kita menggunakan Daring, apakah orang tua dengan kondisi ekonominya terbatas bisa membeli handphone android dan membeli pulsa data? Apakah siswa berkebutuhan khusus seperti buta bisa memegang atau mengoperasikan Hp android. Ini sangat memprihatikan,” katanya.

Pihak sekolah pun bersepakat dengan orang tua agar pembelajaran dilakukan dengan tatap muka. Asalkan penerapannya mengikuti anjuran pemerintah dengan menjalankan protokol kesehatan: jaga jarak, cuci tangan, dan pakai masker.

Salah seorang pelajar SD SLB Negeri Beru, Arianto Faris (10 tahun) mengatakan, ia dan teman-teman yang lain mengikuti pembelajaran tatap muka dua kali seminggu. Untuk mendengarkan pelajaran di kelas, ia menggunakan alat bantu pendengaran.

“Saya senang sudah bisa masuk sekolah lagi. Kami tidak bisa belajar dari rumah. Kami harus belajar di sekolah,” ujarnya.

SLB yang beralamat di Jalan Teka Iku, Kelurahan Waioti, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka itu memiliki tiga jenjang pendidikan yakni SDLB, SMPLB, dan SMALB. SDLB memiliki 59 siswa, SMPLB memiliki 24 siswa, SMALB memiliki 18 siswa.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA