Maumere, Ekorantt.com – Sekitar 30 kepala keluarga di Patisomba, Kelurahan Wuring, Kecamatan Alok Barat, Kabupaten Sikka mengalami krisis air bersih. Hal ini terasa lebih parah ketika memasuki puncak musim kemarau seperti sekarang ini.
Menurut Stef Mbasa, warga Patisomba, mereka merasakan sebuah hal yang ironi. Pasalnya, pipa air berukuran besar melewati kebun warga tetapi mereka tidak menikmati air bersih dari pipa tersebut.
“Pipa air lewat kebun warga di Patisomba tetapi yang menikmati air dari pipa adalah warga tetangga yakni Wuring Bukit dan Wuring Lembah. Kami di Patisomba seakan dianaktirikan,” ujar Stef kepada Ekora NTT Jumad (4/9/2020) dengan nada kesal.
Kondisi itu telah disampaikan ke pemerintah kecamatan. Sementara pihak kecamatan berjanji untuk memanggil Lurah Wuring dan akan berkoordinasi dengan tim teknis dari Dinas PU Kabupaten Sikka untuk menyelesaikannya.
Stef menambahkan, untuk memenuhi kebutuhan air minum sehari-hari, warga harus membeli ari tangki seharga Rp180 ribu per tangkinya.
“Warga yang tidak memiliki uang terpaksa numpang mengambil air dari perigi tetangga. Ironis memang dan sangat menyedihkan. Pipa air lewat di kebun warga tetapi kami sendiri tidak menikmati air pipa,” ungkapnya.
Bantuan Air
Sehari sebelumnya, Kamis (3/9/2020), Pemerintah Kabupaten Sikka membantu 7.000 liter air bersih kepada 38 kepala keluarga di Kelurahan Hewuli, Kecamatan Alok Barat.
Kepala Seksi Kedaruratan Bencana pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sikka, Yulens Siswanto mengatakan, bantuan air ditukukan kepada warga yang kesulitan air di tengah musim kemarau.
Adrianus Mangge, salah satu warga Kelurahan Hewuli menyampaikan terima kasih atas bantuan air tersebut.
“Saya atas nama warga masyarakat RT. 002 menyampaikan terima kasih kepada bapak Bupati Sikka yang telah bantu air bagi kami,” kata Mangge
Yuven Fernandez