Bangkai Babi Dibuang Sembarangan, Kadis Klementina: Itulah Faktor Penyebaran ASF

Nagekeo, Ekorantt.com – Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo, Klementina Dawo, menuturkan salah satu pemicu penyebaran virus African Swine Fever (ASF) ialah faktor perilaku masyarakat.

Menurutnya, bangkai babi yang dibuang sembarangan dapat menimbulkan bibit penyakit melalui lalat. Serangga ini justru lebih cepat menyebar penyakit, termasuk virus flu babi ASF.

“Penyebab lain (virus ASF) yang dianggap masif ialah pembuangan bangkai ternak babi sembarangan tempat yang memicu penyebaran lalat ke mana-mana,”jelas Klementina kepada Ekorantt.com, Rabu (31/03/2021) sore.

Ia menyatakan, pihaknya kerap menemukan bangkai babi yang mati akibat ASF di saluran irigasi, sungai dan wilayah hutan. Pemerintah juga mendapatkan laporan masyarakat akibat dari perilaku membuang bangkai sembarangan.

“Dimana ada bangkai, disitulah ada lalat. Nah, kemudian lalat terbang dan hinggap ke hewan (babi) yang sehat, lalu terjangkit dan mati,”katanya, lantas menyarankan agar babi yang mati dikuburkan.

iklan

Ia juga menyarankan kepada masyarakat agar tetap menjaga sanitasi kandang dan memberi makanan bernutrisi kepada ternak babi. Hal ini sebagai salah satu langkah pencegahan sebab sejauh ini belum ada vaksin untuk memberantas virus ASF.

Sistem bio security dan lokalisasi wilayah, kata dia, juga sebagai upaya penundaan kematian pada ternak babi akibat virus tersebut.

“Tahun lalu ada dua wilayah yang diintervensi dengan sistem ini, di Mauponggo dan wilayah Raja Selatan (Boawae). Jadi, kebersihan itu sangat penting, sama halnya seperti penanganan Covid-19,”tutur Klementina.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Nagekeo Klementina Dawo saat diwawancarai Ekora NTT mengenai ASF di wilayah setempat (Foto: Ian Bala/Ekora NTT)

Sebagai informasi, jumlah ternak babi yang mati akibat virus ASF di Kabupaten Nagekeo berjumlah 6.048 ekor. Jumlah ini tercatat sejak Juli 2020 hingga Bulan Februari 2021.

Akibat dari itu, tingkat populasi perkembangan ternak babi dalam setahun terakhir ini menurun. Pemerintah memprediksi, populasi ternak babi akan terus menurun akibat wabah virus ASF dari data ternak babi tahun 2020 yang tercatat berjumlah 83.932 ekor

Jumlah populasi ternak babi di Nagekeo terbilang tertinggi daripada populasi ternak jenis lain.

“Kita berharap masyarakat mengikuti anjuran pemerintah mengenai penanganan dan pencegahan melalui sistem bio security. Dan paling penting ialah tidak membuang bangkai babi sembarangan yang justru sebagai potensi penyebaran virus ASF. Langkah ini supaya ternak (babi) tidak punah yang mana sebagai penunjang ekonomi masyarakat,”tutur Kadis Klemetina.

Ian Bala

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA