Maumere, Ekorantt.com – Ketua KSP Kopdit Pintu Air, Yakobus Jano menegaskan bahwa koperasi yang berpusat di Rotat ini merangkul kelompok-kelompok marginal, termasuk penyandang disabilitas, Orang dengan Gangguan Jiwa (OdGJ), lansia, dan kelompok rentan lainnya.
“Untuk itu di Pintu Air mulai bulan Mei, kita gerakan seribu rupiah per bulan untuk membantu para penyandang disabilitas, OdGJ, dan Lansia. Kita akan bentuk divisi khusus untuk menangani difabel, ODGJ, dan Lansia,” ujarnya saat saat menerima Ketua Forum Belarasa Disabilitas Nian Sikka (Forsadika), Nona M. Norma Yunita di Rotat, Jumat (11/6/2021).
KSP Kopdit Pintu Air, jelas Jano, mempunyai lima ayat kunci yang melandasi pelayanannya. Pertama, jadilah garam dan terang dunia. “Kita ini menjadi pewarta kabar gembira lalu kita memberikan contoh teladan dan hidup apa yang kita omong harus sama dengan apa yang kita buat,” ungkapnya.
Kedua, jangan melawan orang yang berbuat jahat kepadamu melainkan siapapun juga yang menampar pipi kananmu berikanlah kepadanya pipi kirimu. Ketiga, carilah dahulu kerajaan Alah dan kebenarannya maka semuanya akan ditambahkan.
Keempat, sesungguhnya segala sesuatu yang engkau lakukan terhadap sahabatku yang paling hina ini, itu kau lakukan untuk aku.
“Ini tugas kita untuk memberi sesuatu kepada Tuhan melalui orang-orang yang tak berdaya terpinggirkan, terabaikan, dan tertindas,” ucapnya.
Kelima adalah pengabulan doa. “Itu bagian dari kita punya upah, minta, cari, dan ketuk siapa pun mencari akan mendapat dan ketuk pintunya akan dibukakan. Dan Pintu Air bisa hidup sampai dengan saat ini dalam situasi pandemi banyak perusahaan-perusahaan besar tersungkur tapi kita masih tetap jalan tegak sampai dengan hari ini. Pegawai kita tidak kurangi, waktu jam kerja tidak kurangi,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Forum Belarasa Disabilitas Nian Sikka (Forsadika), Nona M. Norma Yunita menjelaskan bahwa Forsadika bukanlah kelompok eksklusif melainkan kelompok inklusif.
“Forsadika ini tidak eksklusif hanya kami yang difabel saja tetapi kita organisasi inklusif. Jadi kita ada tiga elemen yang ada di dalamnya yakni difabel itu sendiri dan orang tua yang mewakili difabel serta yang ketiga kelompok pemerhati atau peduli,” jelas Norma.
Lebih lanjut, kata Norma, Forsadika adalah sebuah organisasi yang difasilitasi oleh Yayasan Caritas Keuskupan Maumere.
Norma pun mengapresiasi langkah KSP Kopdit Pintu Air yang sudah memiliki kepedulian terhadap para penyandang disabilitas.
“Terima kasih banyak. Kami sangat bersyukur karena KSP Kopdit Pintu Air menjadi koperasi pertama yang peduli terhadap kaum disabilitas,” ujarnya.
“Saya bangga baru pertama kali saya datang di Kantor Pusat KSP Kopdit Pintu Air yang megah ini. Saya juga senang bisa berdialog langsung dengan Bapak Ketua Kopdit Pintu Air,” sambungnya.
Menurut Norma, isu disabilitas sedang seksi, ramai dibicarakan, termasuk Pintu Air juga sudah mulai peduli dengan isu disabilitas.
“Dengan adanya Pintu Air, Caritas Maumere dan Dinas Sosial hadir bersama kami, kita bersama-sama bergandeng tangan untuk advokasi. Dan untuk Pintu Air sendiri secara istimewa karena ini baru pertama kali badan usaha mulai punya hati dan terbuka siap untuk mendukung kerja kemanusiaan. Ini suatu hal yang luar biasa bagi kami. Kami sangat mengapresiasi itu,” ungkap Norma.