Bosan Mengeluh Soal Toilet Jebol, Pedagang Pasar Alok Minta Bupati Robi Turun Langsung

Maumere, Ekorantt.com – Warga pengguna pasar Alok Maumere menuding Pemerintah Kabupaten Sikka tidak tanggap  terhadap keluhan warga. Pasalnya sudah sejak dua tahun septic tank kamar WC dan mandi  di salah satu blok mengalami kebocoran. Air dan tinja pun meluap tak karuan. Akibatnya bau busuk menyengat hidung  dan sangat mengganggu kenyamanan para pedagang sekitar dan juga para pembeli.

Disaksikan Ekora NTT pada Kamis (11/11/2021), meskipun di bagian dalam terlihat cukup bersih karena selalu disapu oleh penjaga, namun bagian belakang terlihat luberan air yang mengalir, baik dari celah septic tank juga dari kamar mandi.

Seorang pedagang yang menempati los penjualan sepatu, tas, dan pakaian bagian belakang kamar mandi itu mengungkapkan bahwa septic tank jebol sudah sejak lama. Sayangnya kondisi itu tak juga diperbaiki meski sudah dilaporkan berulang kali.

“Kami cari hidup di sini pak. Ke mana lagi kami mesti berjualan, bertahan menjadi jalan terbaik bagi kami demi sesuap nasi,” tutur pedagang yang tidak mau namanya dikorankan.

Ia menambahkan, setiap hari Selasa (hari pasar, Red)  menjadi hari yang sangat menyiksa seluruh penghuni yang berjualan di sekitar lokasi itu.

iklan

“Setiap Selasa itu pemakaiannya banyak sekali jadi meluap itu tidak hanya air tapi permisi pak, kotoran manusia juga,” ujarnya dengan ekspresi jijik.

Para pedagang di los sekitar toilet itu pun meminta Bupati Robi Idong langsung turun ke lokasi.

“Kami tidak percaya lagi pada orang Disperindag, sebab sudah lama kami mengadu untuk segera diperbaiki tetapi tidak digubris,” ujarnya.

Wilhemina Winda, petugas jaga kamar WC membenarkan kondisi toilet itu terjadi sudah sejak lama. Namun harapannya untuk segera mendapat jawab perbaikan juga tidak kunjung tiba.

“Saya harap tinggal harap saja. Jawaban pasti tak kunjung tiba,” ujarnya  dalam nada kecewa.

Persoalan ini, kata Winda, sudah diketahui, baik oleh kepala pasar maupun Kadis Deperindag. Namun jawaban pihak Disperindag dan Kepala Pasar belum ada dana, karena ada Covid.

Winda berharap secepatnya ada bantuan yang pertama adalah sedot tinja.

Terkait penghasilan yang dipungut kemudian disetor ke kepala pasar, Winda bilang, dirinya menyetor Rp6 juta sebulan sebelum Covid-19 merebak. Kemudian setelah ada Covid-19, dana yang disetor fluktuatif dari Rp4-Rp5 juta sebulan. Hal ini diperoleh dari pungutan Rp1.000 untuk pengguna yang hanya buang air kecil dan Rp2.000 bagi yang buang air besar.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA