Jembatan ‘Unipa Neotonda’ Berkat bagi Warga di Pesisir Utara Flores

Ende, Ekorantt.com – Desa Neotonda, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Ende adalah salah satu wilayah desa di pesisir utara Flores. Di desa ini ada satu areal kampung kecil bernama Pabanama. Di areal ini bermukim kurang lebih 20 KK yang terpisah dari desa induk.

Untuk urusan ke desa dan sekolah, warga kampung terpaksa menggunakan sampan. Pada musim hujan, anak-anak dari wilayah ini terpaksa memilih tidak ke sekolah.

Namun itu dulu. Sejak Juni 2021 lalu telah berhasil dibangun sebuah jembatan kayu untuk penyeberangan. Uniknya adalah bahwa pembangunan jembatan ini  diinisiasi oleh para mahasiswa KKN Universitas Nusa Nipa Indonesia.

Kepala Desa Ne’otonda, Fransiskus Kaki (53) mengemukakan bahwa kehadiran para mahasiswa KKN sesungguhnya menjadi berkat bagi warga desa.

“Desa kami ini sektor wisatanya sangat besar, waktu dapat surat akan ada mahasiswa KKN di desa,  saya sangat antusias, karena banyak peluang yang harus saya dapat dari mereka,” kata Fransiskus.

iklan

Dirinya bangga karena saat selesai KKN, ada beberapa hal yang berhasil dikerjakan mahasiswa. Mulai dari pembenahan administrasi desa, pelatihan pembuatan abon ikan, kegiatan di sekolah-sekolah.

“Sampai yang paling membekas adalah adik-adik mahasiswa Unipa menginisiasi berdirinya jembatan penyeberangan di desa kami ini,” ujarnya penuh haru.

Fransiskus menjelaskan bahwa jembatan penyeberangan yang awalnya merupakan salah satu program desa, dikerjakan mahasiswa untuk akses warga dan juga sebagai destinasi wisata.

“20 KK di Pabanama itu boleh kami katakan terpencil karena tidak ada akses jembatan. Apa lagi anak-anak sekolah dasarnya. Sebelumnya, anak-anak tidak bisa sekolah karena tidak ada akses jembatan. Kini manfaatnya bertambah lagi sebagai areal wisata desa,” jelas Frans lagi.

Kini segenap warga Desa Ne’otonda bergembira dan bangga karena ada akses jembatan kayu yang dikerjakan oleh para mahasiswa KKN Unipa Indonesia.

“Kami namakan jembatan ini, jembatan Unipa Neotonda, karena untuk mengenang jasa dan kebaikan adik-adik mahasiswa. Terima kasih tentunya untuk adik-adik mahasiswa dan pihak kampus yang memberikan kesempatan kepada mereka untuk jalankan KKN di Neotonda,” ujar Frans lebih jauh.

Gregorius Nggala, warga Desa Neotonda juga mengaku senang dengan adanya jembatan yang pembangunannya diinisiasi dan dikerjakan oleh para mahasiswa Unipa Indonesia.

“Biarpun waktunya hanya satu bulan tapi mereka akan selalu terkenang, karena mereka meninggalkan banyak jejak untuk kami. Jembatan yang dibangun itu juga bisa jadi untuk destinasi pariwisata di desa kami,” ujar Gregorius.

Markus Young Laka Moa, mahasiswa dari Jurusan Arsitektur Unipa Indonesia menambahkan bahwa sebenarnya pembangunan jembatan merupakan salah satu program desa. Ia dan teman-teman KKN lalu ikut dalam inisiatif itu dan merancang model jembatan kayu yang kini telah dimanfaatkan oleh warga.

“Yang kami pikirkan itu keadaan lokasinya, alokasi bahan, dan material. Karena saya dengan teman-teman KKN hanya datang bawa ilmu, tetapi karena antusias dari masyarakat desa semua bisa dilakukan dengan baik walaupun jembatan yang kami buat masih terbilang jauh dari kata sempurna tetapi setidaknya bisa membantu warga di sana,” tutup Markus.

Atho Parera

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA