Kembangkan Potensi Perikanan, Ansy Lema-KKP Adakan Pelatihan Pembuatan Pancing Gurita di Ende

Ende, Ekorantt.com – Anggota DPR RI Komisi IV Fraksi PDI Perjuangan, Yohanis Fransiskus Lema menggandeng Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam kerja sama dengan Kepala Balai Penyuluhan dan Pelatihan Perikanan Banyuwangi, Kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT Wilayah Kerja Kabupaten Ende, Ngada dan Nagekeo, dan Dinas Perikanan Kabupaten Ende menggelar kegiatan Pelatihan Pembuatan Pancing Gurita bagi 100 nelayan penangkap gurita di Kabupaten Ende.

Pelatihan berlangsung selama dua hari bertempat di Kantor Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Ende pada 26-27 November 2021.

“Selama dua hari saya menggandeng KKP menggelar pelatihan untuk membuat alat pancing gurita hasil karya sendiri. Harga jual gurita lebih mahal dari jenis ikan lainnya seperti tongkol dan cakalang; satu kilogram gurita berkisar Rp40 ribu-Rp60 ribu, sedangkan harga ikan tongkol hanya berkisar Rp10-12 ribu/kilogram. Maka, bekal ilmu dari pelatihan ini diharapkan dapat menggarap potensi gurita, untuk menambah hasil tangkapan gurita serentak menambah peningkatan ekonomi keluarga nelayan,” ujar Ansy.

Ansy memaparkan ihwal terjadinya Pelatihan Pembuatan Pancing Gurita di Kabupaten Ende. Ia mengaku pernah membaca dan mendengar cerita bahwa satu-satunya daerah di Indonesia yang sukses melakukan pengelolaan perikanan gurita secara berkelanjutan berdasarkan kearifan lokal hanya di Kabupaten Ende.

Contohnya di Kampung Arubara, Kelurahan Tetandaran dan Desa Persiapan Maurongga, bersepakat pada bulan-bulan tertentu tidak menangkap gurita di wilayah perairan yang telah disepakati; ditutup selama tiga bulan, agar terjadi peningkatan populasi (regenerasi gurita) sekaligus peningkatan hasil tangkapan gurita.

iklan

“Bahkan baru-baru ini, saya membaca, Bupati Ende melakukan panen di Arubara. Penutupan pada tanggal 29 Juli dan dibuka pada 4 November 2021 oleh Bupati Ende. Hasilnya, di areal wilayah yang ditutup itu, Bupati berhasil memancing gurita seberat 3 kilogram,” cerita Ansy.

Hal tersebut dipertegas lagi dengan cerita Kepala Kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT Wilayah Kerja Kabupaten Ende, Ngada dan Nagekeo, Andy Amuntoda ketika berkunjung dan berdiskusi di kantor Ansy di Senayan.

Ia menginformasikan, data Dinas Perikanan Kabupaten Ende (2020) mencatat, produksi berbagai jenis ikan tahun 2020 mencapai 9.280.120 Juta ton. Artinya, produk perikanan tangkap di Ende sangat melimpah.

“Namun, dari 9.280.120 Juta ton perikanan tangkap tersebut, potensi gurita tidak tersentuh. Padahal, menurut kajian Pak Andy, Ende merupakan salah satu penghasil gurita terbesar di Indonesia yang sukses melakukan budidaya gurita secara berkelanjutan menggunakan kearifan lokal. Gurita dari Ende sudah diekspor ke beberapa negara seperti Yunani, Amerika, Jepang, dan China,” ujarnya.

Ironisnya, berdasarkan cerita keterampilan nelayan menangkap dan membudidaya gurita masih dilakukan secara tradisional. Maka wakil rakyat asal NTT tersebut langsung berinisiatif menghubungi BRSDM KP untuk segera melakukan pelatihan pembuatan pancing gurita. Melalui koordinasi cepat dan lancar, kegiatan ini dapat berjalan.

“Puji Tuhan hanya dalam waktu dua minggu, aspirasi kami terkait pelatihan peningkatan kapasitas nelayan pemancing gurita dengan cepat direspons BRSDM KP-BPP Banyuwangi-Kantor Cabang Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT Wilayah Kerja Kabupaten Ende, Ngada dan Nagekeo, dan Dinas Perikanan Kabupaten Ende. Jika gerak cepat seperti ini terus dijalankan niscaya akan memberikan kontribusi positif bagi pengembangan perikanan-kelautan di Ende, NTT, bahkan tanah air,” sambungnya.

Sukses Membuat Pancing

Selama dua hari, para peserta pelatihan diarahkan oleh instruktur dari BP3 Banyuwangi melalui jaringan online (daring) dan offline. Dikemas dalam sesi teori dan praktik pembuatan langsung, para peserta pelatihan dapat menyerap ilmu dan mengaplikasikan teknik pembuatan pancing gurita. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan peserta menghasilkan alat pancing gurita setelah pelatihan.

“Saya dikirimkan foto-foto yang menunjukkan ekspresi kegembiraan peserta setelah berhasil membuat alat pancing. Jadi ada outputnya. Saya berharap, pengetahuan dan keterampilan baru ini terus dikembangkan serentak menjadi pionir dalam teknik pembuatan gurita secara modern bagi masyarakat lainnya di Kabupaten Ende,” tambah Ansy.

Namun, menurut Ansy, keterampilan pembuatan pancing harus didukung kapasitas pengolahan dan terbukanya akses pemasaran pancing gurita untuk mendukung wisata kuliner gurita di Kabupaten Ende.

Ia berharap, BRSDM KP terus menjaga kesinambungan dengan melakukan pelatihan lanjutan seperti pengelolaan hasil tangkapan gurita, seperti bakso gurita, kerupuk gurita, serta produk olahan gurita lainnya.

“Diharapkan melalui pelatihan lanjutan ini, produk olahan gurita dapat mendukung wisata kuliner, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru bagi ibu-ibu nelayan penangkap gurita,” kata Ansy.

TERKINI
BACA JUGA