Electrifying Agriculture untuk Produk Hortikultura Berkualitas

Kupang, Ekorantt.com – Pelaku UMKM di NTT mengakui listrik telah menjadi kebutuhan nomor satu agar usaha mereka terus hidup. Adalah Gesti Sino, salah satu sosok petani muda milenial Indonesia, yang mengatakan bahwa listrik menjadi faktor kunci pengembangan usahanya.

Listrik telah menjadikan kerja-kerjanya menjadi efektif, hemat biaya, dan hemat tenaga. Saat ini Gestianus telah mengembangkan electrifying agriculture untuk usaha pertanian organiknya.

“Kalau saya listrik itu sudah kebutuhan nomor satu, tanpa listrik usaha pertanian saya tidak bisa jalan,” demikian tutur Gestianus, salah satu pelaku UMKM yang terkenal dengan jenama untuk produk UMKM  pertaniannya GS Organik.

Mengembangan pola pertanian terintegrasi yang berbasis organik, Gesti mengakui mampu hemat pembayaran untuk tenaga kerja sampai dengan Rp 16 juta per bulan. Semuanya hanya karena listrik yang ia gunakan di areal pertaniannya. Saat ini Gesti juga  menggunakan cold storage untuk menyimpan semua hasil produk hortikulturanya.

“Saya harus jujur bahwa dengan adanya cold storage sayuran dan buah organik itu bisa bertahan sampai dengan tiga bulan. Bayangkan saja kalau saya panen banyak dan tidak punya cold storage,”Demikian tutur Gesti mengakui listrik telah menjadi satu-satunya penopang bagi usaha pertaniannya.

iklan

Gesti menjelaskan, saat ini Kementerian Pertanian dalam kerja samanya dengan PLN telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman dengan Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian.

“Saya baca di media ada komitmen dari PT PLN (Persero) untuk mengambil peran mewujudkan pertanian Indonesia yang modern. Saya sendiri sudah lebih dahulu menggunakan listrik dengan sangat optimal untuk peningkatan kualitas mutu produk horti yang organik dengan memanfaatkan electifying agriculture itu,” tutur Gesti.

Gesti meyakini bahwa terobosan PT PLN (Persero) ini adalah langkah tepat untuk melindungi para petani yang memang sungguh-sungguh mengembangkan usahanya dengan bantuan energi listrik.

Produk pertanian yang diawetkan dalam cold storage

Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syarul Yasin Limpo pada penandatanganan MoU dengan PT PLN (Persero) pada Senin (20/12/2021) lalu mengemukakan,  Indonesia memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Dengan didukung teknologi, tentunya hasil pertanian akan bertambah kualitasnya dan dapat menyejahterakan para petani.

“Tentunya hal ini harus didukung dengan hal yang paling penting, yaitu kerja sama dengan seluruh stakeholders. Termasuk dengan PLN pada kesempatan kali ini. Terima kasih PLN,” katanya.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menyampaikan, perkembangan teknologi memberikan harapan dan dukungan terhadap sektor pertanian untuk menghadapi berbagai tantangan. Dengan memanfaatkan teknologi, tanah subur yang terbentang luas dari barat hingga timur negeri ini menjadi aset yang luar biasa berharga untuk pengembangan pertanian.

“Penetrasi teknologi juga mampu mengubah wajah pertanian Indonesia dari yang sebelumnya sangat tradisional menjadi lebih modern. Bidang agraris yang sebelumnya lebih sering digarap oleh penduduk pedesaan pun menjadi lebih menarik untuk kalangan muda dan generasi milenial,” ujarnya.

Melalui program Electrifying Agriculture, PLN melihat lebih banyak petani bisa tersenyum karena kerja kerasnya membangun sektor pertanian mendapatkan hasil maksimal. Darmawan meyakini jika keberadaan listrik bukan hanya sekadar penerang, tetapi juga akan menciptakan beragam cerita sukses dalam setiap kehidupan.

“Program ini merupakan komitmen PLN mengimplementasikan nilai-nilai BUMN, yaitu AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif). Sekali lagi, PLN siap mendukung kebutuhan ketenagalistrikan on farm, off farm, dan pascapanen program Kementerian Pertanian khususnya Ditjen Hortikultura dalam hal Pengembangan Kampung Hortikultura, Penumbuhan UMKM Hortikultura dan Digitalisasi Pertanian,” imbuh Darmawan.

Banyak kesan positif yang disampaikan para petani setelah mengikuti program Electrifying Agriculture, khususnya pada sektor hortikultura. Mesin pendingin atau cold storage, misalnya, dibutuhkan pascapanen untuk menjamin kesegaran produk.

“Dengan begitu, produk pertanian lebih mampu bersaing. Petani menyatakan bisa menghemat biaya operasional. Pekerjaan mereka pun menjadi lebih mudah dan produktif. Hasilnya juga lebih banyak dan maksimal,” ucapnya dengan bangga.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto menyambut baik kerja sama dengan PLN. Dirinya menyadari jika pada dasarnya kegiatan hortikultura itu tidak lepas dari listrik. Banyak sekali kegiatan maupun aktivitas hortikultura, baik on-farm maupun off-farm membutuhkan tenaga listrik.

“Dan itu bukan hanya di kota-kota saja, tetapi juga di desa-desa, bahkan sampai ke pelosok. Oleh karena itu, saya percaya jika hortikultura yang modern, semakin baik dan menjangkau daerah sampai ke pelosok bisa meningkatkan ekonomi para petaninya,” pungkasnya.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA