Optimisme Produk Lokal Masuk Rantai Pasok Industri Pariwisata dan Ekraf

Labuan Bajo, Ekorantt.com – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menyelenggarakan Webinar Penguatan Rantai Pasok Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo melalui media zoom meeting pada Selasa (25/01/2022).

Fadjar Hutomo, Kepala Deputi Bidang Industri dan Investasi (Deputi 4) Kemenparekraf  yang hadir sebagai salah satu pembicara kunci dalam Webinar tersebut menjelaskan, sebagai salah satu DPSP, Labuan Bajo menjadi perhatian banyak pihak dan untuk membangun Labuan Bajo sebagai destinasi yang inklusif, berkualitas, berkelanjutan, dan berkelas dunia perlu ada kolaborasi dari banyak pihak.

Selain itu, kata Hutomo, sebagai salah satu pilar dalam konsep pariwisata berkelanjutan, keterlibatan masyarakat di DPSP harus menjadi poin utama yang harus diperhatikan dan pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengakomodasi hal tersebut adalah dengan adanya penguatan rantai pasok dengan produk UMKM lokal.

Ia mengatakan bahwa salah satu pilar dalam pariwisata berkelanjutan adalah keterlibatan masyarakat lokal dan salah satu pendekatannya adalah melalui penguatan rantai pasok.

Hutomo mengajak seluruh sektor untuk turut terlibat hingga akhirnya ada kesesuaian antara kebutuhan dan ketersediaan produk di lapangan.

iklan

“Penguatan rantai pasok di DPSP merupakan sinergi kolaborasi oleh seluruh sektor yang ada sehingga penguatan rantai pasok dapat berlangsung secara maksimal. Webinar ini juga merupakan kick off dan akan berlanjut dengan berbagai kegiatan termasuk temu bisnis, match and making, dan sampai pada perputaran rantai pasok produk lokal yang berkelanjutan,”terangnya.

Ia juga menegaskan bahwa manfaat ekonomi harus dirasakan oleh seluruh masyarakat, khususnya ada di Labuan Bajo dan masyarakat di Floratama (Flores, Alor, Lembata, dan Bima).

Saat membuka kegiatan Webinar tersebut, Direktur Utama BPOLBF, Shana Fatina menyampaikan optimisme bahwa produk lokal yang dapat mengisi rantai pasok di Labuan Bajo pada khususnya dan 11 Kabupaten Koordinatif pada umumnya.

Menurutnya, produk lokal juga dapat menembus pasar nasional dan internasional terutama dengan banyaknya event skala global yang akan diadakan di Labuan Bajo.

“Akan ada event besar di Labuan Bajo seperti side event G20 di tahun ini dan tuan rumah ASEAN SUMMIT di tahun 2023. Event ini bisa kita maksimalkan, bukan saja untuk mengembangkan dan memperkenalkan destinasi pariwisata kita tetapi juga produk ekonomi kreatif dan bahan pangan yang bisa kita pasok ke hotel-hotel, restoran, dan kapal di Labuan Bajo. Potensi produk lokal dan pangan lokal kalau dikemas dengan lebih baik lagi akan sangat bisa mengisi konten lokal baik di nasional maupun internasional,” jelas Shana.

Pada kesempatan ini, Shana juga menambahkan bahwa secara bertahap Labuan Bajo didorong agar mampu memasok bahan baku secara mandiri dari daerah-daerah yang ada di Nusa Tenggara Timur.

Ia juga menjelaskan bahwa dengan diluncurkannya peta tematik desa wisata, skema penguatan rantai pasok juga dapat diterapkan di destiansi-destinasi yang tersebar di Floratama.

Narasumber lain yang juga dihadirkan dalam webinar tersebut adalah Prof I Nyoman Pujawan, Dekan Sekolah Interdisiplin Manajemen dan Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Menurutnya, dalam konsep penguatan rantai pasok, penyedia barang atau bahan harus memenuhi kebutuhan pelanggan serta harus memegang beberapa prinsip dan tujuan.

“Fokus dari penyediaan rantai pasok adalah pelanggan dan prinsip yang digunakan dalam penguatan rantai pasok adalah kolaborasi dan ketersediaan informasi sehingga nantinya terciptalah sebuah nilai,” jelasnya.

Hal ini berlaku pula di destinasi pariwisata, produk yang dipajang haruslah produk berkualitas, unik, dan memiliki harga yang dapat dijangkau wisatawan.

Ia juga mengajak para pelaku UMKM lokal untuk menciptakan produk yang unik, yang berbeda dengan produk di tempat lain. Perbedaan sangat penting dalam bisnis, termasuk di dalamnya pariwisata.

Menurut pengalamannya, semakin unik dan berbeda, maka nilai dari produk tersebut akan bertambah dan tidak jarang orang akan mengeluarkan banyak uang untuk memiliki produk yang unik tersebut.

Menambahkan dari yang telah dijelaskan sebelumnya, Direktur Manajemen Industri, Deputi 4 Kemenparekraf, Anggara Hayun Anujuprana juga mengatakan bahwa fasilitasi penguatan rantai pasok bertujuan untuk meningkatkan penggunaan produk lokal, meningkatnya omzet penyedia produk dan pengguna, serta pada akhirnya dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja dalam kemitraan rantai pasok dan hal ini dapat tercapai jika implementasi kemitraan rantai pasok dilakukan secara berkelanjutan.

Webinar yang diikuti oleh 80 peserta ini sampai pada kesimpulan bahwa para stakeholder (pemerintah, UMKM, akademisi, lembaga keuangan, dan perhotelan) perlu berkolaborasi demi membangun rantai pasok yang berkelanjutan dan berdaya saing di Labuan Bajo.

BPOLBF sebagai satuan kerja di bawah Kemenparekraf juga terus akan mengadakan program untuk peningkatan kapasitas SDM sehingga pemenuhan rantai pasok dengan produk lokal berkualitas akan memenuhi pasar dan industri pariwisata di Labuan Bajo dan 11 Kabupaten koordinatif.

TERKINI
BACA JUGA