Sajian Jagung Bose dan Sup Kelor yang Bikin Ingat Lembata

Lewoleba, Ekorantt.com – Pekan Eksplorasi Budaya Lembata telah usai. Namun ingatan akan lezat dan kentalnya Jagung Bose masih membekas dalam ingatan.

Jagung Bose disajikan oleh Tim Penggerak PKK Desa Tapobaran  pada acara Napak Tilas 7 Maret 1954 di Hadakewa, Kecamatan Lebatukan pada 6-7 Maret 2022.

Kala itu, Ketua Tim Penggerak PKK Desa Tapobaran, Yovita Grasiana Gelopi menuturkan bahwa timnya berjumlah 24 anggota. Mereka bertanggung jawab untuk menyiapkan menu makan siang bagi peserta kegiatan berupa Jagung Bose.

Jagung Bose Desa Tapobaran, akui Yovita, memiliki kekhasan yakni sangat kental dan nikmat lantaran jagung yang dipilih adalah jagung pulut terbaik dan bukan jagung biasa.

“Kami sepakat hidangkan Jagung Bose desa kami karena ini sesuai tradisi kami sebelum makan nasi, orang desa kami biasanya dahulu dengan makan Jagung Bose sebagai isengan penyedap rasa sebelum makan nasi,” ungkap Yovita.

iklan

Cara meracik Jabung Bose sangat sederhana, yakni jagung pulut dipilih yang bijinya besar dan bernas, kemudian diluruh dan ditumbuk berulang-ulang sampai putih bersih sehingga mudah dimasak.

“Biasanya jagung pulut bijinya kami tumbuk sampai bersih dan kami masak campur dengan kacang kayu atau kacang tanah dan ditabur gula pasir secukupnya untuk memancing rasa manis,” urai Yovita.

“Walaupun tanpa santan, karena sifat jagung pulut itu lengket dan cepat lembek, maka apabila dihidangkan pasti tamu undangan akan minta tambah berulang-ulang,” sambungnya.

Selain Jagung Bose, pihaknya juga menyiapkan ketupat dan putu dari ubi mentah. Ada juga yang menyiapkan kuah asam, ikan, pepes ikan, sayuran tumis, serta rumpu-rampe terbaik.

“Semua ini berasal dari hasil keringat kami orang desa. Kami tidak ingin memberi makan tamu ala kota. Kami berharap dengan Eksplorasi Budaya Lembata 2022, orang kota mencintai kearifan lokal kami dan membiasakan lidah dan perut mereka menikmati makanan lokal yang kami sajikan seperti ini,” tandasnya.

Hal senada disampaikan Sekretaris Kecamatan Lebatukan, Yohanes Pala. Eksplorasi Budaya Lembata diharapkan bisa menghidupkan kembali kearifan lokal masyarakat setempat.

“Kami merasa bangga desa kami dipercayakan sehingga semua elemen mengambil bagian untuk menyukseskan acara ini,” kata Pala.

Tim Penggerak PKK Desa Waienga

Sup Kelor Siap Saji

Tidak hanya sajian Jagung Bose, ada juga Sup Kelor panas yang disiapkan oleh ibu-ibu Tim Penggerak PKK Desa Waienga. Hanya dalam hitungan menit, menu pangan lokal ini ludes dilahap para peserta Eksplorasi Budaya Lembata.

“Kami hidangkan yang panas-panas, biar tamu undangan merasakan nikmatnya Sup Kelor olahan tangan ibu-ibu desa kami,” kata Emiliana, Tim Penggerak PKK Desa Waienga.

Emiliana juga menceritakan bahwa proses memasaknya sangat sederhana.

Awalnya, daun kelor muda dan bersih dipanaskan dengan air dalam bejana. Apabila air sudah mendidih, masukkan bumbu lokal seperti bawang merah, bawang putih, dan jahe yang dimemarkan, kemudian diaduk dengan sedikit garam. Jika sudah cukup matang, Sup Kelor panas siap disajikan.

Untuk menemani makan siang, Sup Kelor juga dilengkapi dengan nasi kacang, nasi jagung, dan bisa juga dengan ketupat atau jagung bose, ikan panggang, pepes ikan, ikan kuah, dan lainnya.

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA