Dugaan Pencemaran Hosti di Paroki Onekore Ende, Gereja Maafkan Pelaku

Ende, Ekorantt.com – Peristiwa pencemaran hosti terjadi di Gereja St. Yosep Onekore Ende pada Minggu (27/3/2022), saat Umat Katolik merayakan misa pertama.

Pastor Paroki Onekore, Pater Krispinianus Lado, SVD pada minggu siang, mengatakan bahwa peristiwa ini bermula saat beberapa umat melihat seorang pria berinisial AN (21) ikut menerima hosti yang dilayani seorang suster.

AN terlihat tidak langsung menyantap hosti dan tetap menggenggam di tangan.

Ketika diperhatikan umat, ternyata AN baru memakan hosti di luar gereja.

Umat yang penasaran berupaya menghampiri karena mengetahui AN bukan beragama Katolik.

iklan

Situasi tegang sempat terjadi.

Namun, kondisi bisa dikendalikan setelah seorang dewan pastoral bernama Don Wajo dengan sigap mengamankan AN dengan sepeda motor menuju Mapolres Ende.

Usai misa, Dewan Pastoral Paroki dan Pastor Paroki Onekore menggelar rapat di pendopo pastoral.

Tidak lama, orang tua AN yang diketahui bernama Ibrahim Hena dan Hasni asal Kelurahan Paupanda datang menemui pastor paroki dan dewan gereja untuk mempertanggungjawabkan perbuatan anak mereka.

Wakapolres Ende, Kompol I Ketut Suka Abdi dan beberapa aparat Polres Ende ikut dalam pertemuan itu. Tampak juga para Mosalaki Godowutu Onekore, Daniel Djuma, Yakobus Djae,  Hendrikus Peso, dan Don Bosko Wajo.

Lantas, Hasni meminta maaf atas perilaku anaknya.

Dia mengatakan, anaknya mengalami gangguan jiwa dan kambuh pada bulan-bulan tertentu.

Pihaknya juga sedang merawat kesehatan AN.

“Sebagai orang tua, kami datang minta maaf atas perilaku anak kami. Dia saat ini alami gangguan. Kalau saat normal dia sangat sopan. Tapi kalau pas bulannya, dia selalu onar. Sempat saya juga dicekik pak. Sudah beberapa kali kami urus dia. Sampai Labuan, sampai Sumba. Dia sempat sekolah di STM tapi tidak habis gara-gara sakitnya ini,” tutur Hasni, memelas.

Hasni mengaku bahwa keluarga sempat memasung AN selama empat hari.

“Sempat kami pasung dia selama 4 hari. Saat itu dia mengamuk, barang-barang di rumah juga hancur,” terang Hasni.

Mendengar permintaan maaf dari kedua orang tua pelaku, Pastor Paroki Onekore meminta semua pihak untuk tenang, tidak main hakim sendiri, dan memberikan pengampunan.

“Ini tanda-tanda zaman. Sebagai pastor, saya bersyukur kepada Tuhan atas peristiwa iman ini bahwa umat cukup sabar dan tidak melakukan tindakan-tindakan berdarah,” tutur Pater Ian.

“Kita dengar permintaan maaf dari orang tua anak ini dan kita ampuni. Yesus di atas kayu salib saja berkata, Ampunilah mereka karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat,” sambungnya.

Meski demikian, Pater Ian Lado, menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada aparat Polres Ende untuk menanganinya secara adil.

Dirinya juga meminta pihak kepolisian untuk memperketat pengamanan saat upacara keagamaan.

“Kita minta polisi untuk secara adil menanganinya. Kita juga minta aparat keamanan untuk memberikan pengamanan pada rumah ibadah. Biar kita selalu nyaman dan damai,” demikian permintaan Pater Ian.

Wakapolres Ende, Kompol Ketut Suka Abdi mengucapkan terima kasih atas kebijaksanaan pastor paroki dan mosalaki dalam menyelesaikan masalah ini.

“Saya sampaikan terima kasih bagi bapak pastor dan dewan gereja. Atas nama Kapolres, saya menyampaikan apresiasi kepada para pihak sehingga masalah ini dapat direspons secara damai dengan melibatkan semua pemangku. Persoalan hukum akan kami dalami serius terhadap kondisi pelaku,” pungkasnya.

TERKINI
BACA JUGA