Aksi Wisatawan Ledakkan Petasan, Kadispar: Kami Sudah Panggil Guide dan Pihak Kapal

Labuan Bajo, Ekorantt.com – Aksi wisatawan yang meledakkan petasan di Pulau Kalong hingga berujung viral melalui WhatsApp dan media sosial lainnya pada Kamis, 30 Maret 2022 masih dalam proses pemanggilan hingga hari ini, Sabtu (2/4/2022).

Diketahui, terdapat dua video berdurasi 41 detik dan yang lain 13 detik beredar ramai di group-group WhatsApp, salah satunya adalah group Alumni Ledalero.

Sebagaimana diberitakan Ekora NTT dalam artikel “Miris! Aksi Wisatawan Ledakkan Petasan di Pulau Kalong”, dalam video yang viral itu, para wisatawan yang berada tak jauh dari lokasi terlihat marah dan langsung melayangkan teguran kepada pihak wisatawan dan nahkoda kapal.

Terkait kejadian tersebut, Pius Baut (52), Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat mengatakan bahwa mereka sudah melakukan pemanggilan kepada guide dan juga pihak kapal.

“Kami sudah panggil guide dan pihak kapal, tapi hingga saat ini belum datang. Setelah dicek melalui telepon, mereka dalam perjalanan dari pulau dan akan memenuhi panggilan pihak BTNK dulu baru menghadap Kadispar,” katanya, Jumat (1/4/2022).

Lebih jauh, kata Pius, pihak kapal dan guide yang dipanggil sudah menghadap BTNK, tetapi belum menemui Kadispar.

“Kemarin mereka baru pulang trip siang, langsung menghadap BTNK sampai sore, jadi belum bisa menghadap saya. Senin baru bisa,” jelasnya.

Pius menyayangkan kejadian tersebut dengan harapan, para pramuwisata memahami berbagai aturan yang berlaku dalam memandu wisatawan, khususnya hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama trip di dalam Kawasan Taman Nasional Komodo.

Etho Dewa Nono, seorang pelaku pariwisata di Labuan Bajo juga mengaku sangat kecewa dan menyayangkan aksi para wisatawan yang kurang bertanggung jawab.

Sejauh pengalamannya, Etho menceritakan, kegiatan di sekitar pulau Kalong (Rinca) hanya sebatas mengamati bagaimana kumpulan kelelawar tersebut keluar dari sarang pada sore hari dan wisatawan hanya diperbolehkan mengabadikan momen tersebut baik dalam bentuk gambar maupun video.

“Hal hal lain di luar itu, tentu sangat tidak diperbolehkan. Bagi saya, perlu ada ketegasan yang pertama dari setiap operator wisata dalam hal ini para awak atau kru kapal dalam memberikan informasi atau hal-hal yang boleh dan tidak diperbolehkan di sekitar Taman Nasional Komodo,” ungkapnya, Sabtu (2/4/2022).

Lebih jauh, kata Etho, para tamu yang berkunjung ke Taman Nasional Komodo harus mengikuti setiap Safety Briefing, baik yang diinstruksikan oleh guide atau tour leader, karena hal itu menjadi kewajiban utama.

“Amat sangat disayangkan, hal semacam ini justru belum sepenuhnya diterapkan di lapangan, padahal itu menjadi SOP yang harus diterapkan. Kita tentu masih ingat peristiwa yang terjadi di Gili Lawa (kebakaran) darat yang akhirnya merusak keindahan salah satu spot wisata yang ada di Taman Nasional Komodo tersebut,” terangnya.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA