Pater Hubert Thomas Minta Pengurus KBG Keuskupan Maumere Tidak Menjadi Single Fighter

Maumere, Ekorantt.com – Pater Hubert Thomas Hasulie, SVD meminta para pengurus Komunitas Basis Gerejawi (KBG) yang tidak menjadi single fighter (petarung tunggal) atau berjuang sendiri, Sabtu (2/4/2022).

Menurutnya, pengurus KBG tidak hanya memanggil orang untuk sembahyang tetapi punya kemampuan untuk memfasilitasi umat di komunitas dalam membuat perubahan seturut kehendak Allah.

Hubert menyampaikan ajakan ini dalam kegiatan pembekalan bagi 120 fasilitator Sinode II Keuskupan Maumere tingkat Paroki Spiritu Santo Misir Maumere yang dilaksanakan di Aula Susteran Alma Wairklau, Maumere.

“Tugas pengurus KBG tidak hanya memanggil umat untuk sembahyang, menagih iuran paroki; tetapi lebih dari itu mendorong umat untuk adanya perubahan,” tegas Fasilitator dari Puspas Keuskupan Maumere ini.

Dalam kegiatan yang sudah dimulai sejak Jumat 1 April hingga Minggu 3 April 2022 ini, Hubert mengungkapkan, ada aneka situasi riil yang ada di komunitas seperti kemiskinan, anak-anak putus sekolah, broken home, tapi ada juga banyak keluarga yang bahagia dan menggembirakan.

iklan

“Sebagai komunitas yang berciri khas, perjuangan kita mau beralih dari komunitas yang belum berdaya menjadi komunitas berdaya. Hal ini dituntut kemampuan pengurus untuk menanggapi situasi tersebut,” tandasnya.

Biarawan SVD asal Halahebing ini pun mengaku pernah memobilisasi umat di komunitas untuk pertemuan juga butuh kemampuan pengurus karena di komunitas ada kepentingan yang berbeda-beda.

“Supaya ada perubahan yang terjadi di komunitas harus bertolak dari situasi nyata yang dialami di komunitas. Kumpulkan umat, doa bersama, lihat situasi nyata yang terjadi, menanggapi dan dibuat refleksi Biblis, Tuhan mau buat apa untuk kita,” terang dosen STFK Ledalero ini.

Untuk mewujudkan mimpi komunitas perjuangan, lanjut Hubert mengingatkan kembali, pengurus tidak boleh menjadi petarung tunggal dalam tugas dan karya pastoral tetapi harus berjuang terus-menerus secara bersama-sama.

“Kita harus berlari tanpa menjadi lesu dan berjalan namun tidak lelah. Hanya dengan demikian kita menjadi orang-orang yang senantiasa menantikan kedatangan Tuhan,” ungkap Hubert mengutip kata-kata Nabi Yesaya.

Dalam kegiatan selama 3 hari dan diikuti oleh utusan 4 orang dari tiap lingkungan dari 21 lingkungan dan biarawan-biarawati yang ada di Paroki Spiritu Santo Misir, mereka dibagi lagi dalam 6 kelompok untuk berdiskusi lebih jauh tentang situasi kemasyarakatan.

Mengacu pada program pastoral yang ditetapkan dalam Renstra Pastoral I yakni Pemberdayaan Pelayan Pastoral, Pemberdayaan Keluarga-keluarga Katolik, Pemberdayaan Ekonomi umat, Pemberdayaan politik warga, Pengembangan Solidaritas Sosial dan Pengembangan Ketahanan Warga Berhadapan dengan Budaya Umum yang Berorientasi kepada Kesenangan dan Pesta Pora.

Pastor Paroki Spiritu Santo Misir, RD. Deodatus Duu mengapresiasi militansi dari peserta yang tetap semangat mengikuti pembekalan fasilitator tingkat Paroki Misir.

“Bapak dan ibu semua ini adalah utusan dari KBG dan lingkungan. Lebih dari itu utusan Tuhan. Oleh karena itu, bapak ibu diharapkan menjadi agent of change (pelaku perubahan) di Komunitas masing-masing agar mimpi komunitas perjuangan dapat terwujud,” ujar mantan Praeses Seminari Bunda Segala Bangsa Maumere ini.

TERKINI
BACA JUGA